"Halo, mmm..maaf Darius..Tadi tidak sengaja menghubungi mu. Maaf..maaf." Bulan menjawab berusaha mengatur nada suaranya agar tidak terdengar terlalu panik.
"Halo, Bulan..gak papa..aq lagi santai kok. Kamu di mana?"
" Umm..di kost. Sebenarnya tadi lagi mikirin gaun untuk wisuda..bingung belum ada yang pas. Yawda, maaf,Darius..malah jadi curhat, haha. Q tutup ya telponnya." Bulan berniat menutup telponnya.
"Bulan..kebetulan aq sedang gak sibuk. Ayo q temani cari gaun wisuda mu. Aq punya teman designer. Mungkin kamu bisa konsultasi atau melihat-lihat gaun di sana." Darius menawarkan pilihan yang sangat menyenangkan. " Baiklah..aq mau. Jam berapa kita kesana?"
"Sekarang..aq segera menjemputmu. Tunggu aq 10 menit lagi, ok." Darius terdengar bersemangat sekali. " Ok"
Bulan terdiam, kemudian segera mengganti bajunya dengan jeans coklat dan sweater hijau tua.."oh lihatlah, aq mirip sebuah pohon." Bulan terkikik saat melihat tampilannya di cermin. "Tapi aq adalah sebuah pohon yang manis." Seraya memoles lipstik matte nuansa coral, Bulan menambahkan aksen kalung liontin owl dan cincin berbatu hitam persegi nya. Kemudian memilih high heels 5cm berwarna merah. Menambahkan parfum Burberry favorit, "ok, the sweet tree is ready." Bulan berjalan menuju pintu dan berpapasan dengan Dina. " Yaaa..mau ke mana? Sweet banget. eeeeiitss..tunggu dulu,, jangan-jangan si tampan Darius di sini untuk nunggu kamu?"
Bulan mengerutkan alisnya,"Ha? Dia sudah datang?"
"Yaa..sudah dari tadi aq lihat Darius duduk di kursi dekat lampu halaman. Itu kan? Jangan katakan kau sudah membuka hati. Ini terlalu cepat,Bulan." Dina merasa khawatir dengan teman tersayangnya ini.
"Tidak apa-apa..dia hanya menemaniku mencari gaun wisuda." Bulan menenangkan Dina. "Q berangkat yaaa.."
"Yaaaa..hati-hatiiii.."
"Oh..dia melepaskan kesempatan voucher boutique itu, dan ternyata sudah mendapatkan ikan yang bagus sekarang. Dasar, sia-sia kekhawatiran q. Aq sempat berfikir dia mencoba jadi seorang biksuni." Dina tersenyum melihat Bulan yang kembali berenergi..
Dan di sanalah Darius menunggu nya. Melempar senyum berlesung pipit di pipinya sebelah kiri. "Darius..maaf jadi merepotkanmu.." Bulan membalas senyumannya sambil mengigit bibir. Astaga..sungguh senyuman terindah yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Membuat degup jantungnya tak karuan.
"Ayo, mendekatlah, Bulan..Aq ingin bertanya sesuatu padamu."
"Apa kau dan Leo benar-benar sudah tidak berhubungan?"
Bulan menjawabnya dengan senyuman. Dia mengerti mengapa Darius menanyakan status hubungannya. Dia benar-benar seorang pria. Tipe yang selalu menghormati status hubungan siapapun. Dan hanya akan masuk saat hubungan tersebut sudah tidak ada lagi.
Mobil Darius tipe sedan dari Honda Altis, warna hitam. Mereka melaju ke boutique kenalan Darius. Sekitar 30 menit perjalanan. Mereka berbincang ringan, walau Bulan tidak terlalu mengerti dunia photography..Darius menjelaskannya sedikit. Sambil mendengarkan lantunan lagu Ed Sheeran, Darius berubah lebih serius..
"Bulan..aq tau yang kamu hadapi saat ini. Aq harap kamu tidak menyendiri terlalu lama."
Bulan menghela nafas, " Ya..aq tau. Aq sedang melangkah ke sana."
Dan sampailah mereka ke tempat tujuan. Sebuah boutique yang cukup besar. Memamerkan gaun-gaun berkelas dan elegan. Bunga sempat ragu untuk masuk ke dalamnya. Namun Darius menggandeng tangannya memasuki pintu kaca besar buotique.
Para pelayan mengucapkan salam. Dan mempersilahkan mereka berdua. "Mari ke arah sini. Mr.Tony sudah menunggu."
Bulan memandangi Darius dengan tatapan ingin protes. Dia tidak menyangka boutique nya sebesar ini. Ooh, pasti harganya tidak dapat dia jangkau. Kenapa Darius membawanya ke tempat ini?
"Haai, Darius..akhirnya kau datang juga. Jadi ini gadis yang sering kau ceritakan itu? Hahaha..aq setuju kali ini. Ya, dia memang manis dan..berbeda"