Chereads / Pain in Life / Chapter 5 - Double R

Chapter 5 - Double R

Sesampainya di sekolah kedua remaja itu turun dari mobil mahal itu. Mereka berjalan bersama dengan posisi Rey merangkul bahu Rain membuat para fans dari Rey selalu saja menatap iri kepada Raina.

Apa kelebihannya dia sih sampe Rey mau sama dia?

"Sebenarnya dia siapanya Rey?"

"Cakepan juga gue dari pada tuh cewe*

"Kecentilan banget sih tuh orang"

"Mau juga dongg dirangkul kek gitu, Rey"

*Aelah tiap hari mesra mulu, jadi iri"

"Pacar guee jangan diambil, dong!"

Yaa kira-kira begitulah kalimat-kalimat yang keluar dari para penggemar Rey.

Heyy memangnya mereka tidak tau siapa Raina? Jawabannya adalah TIDAK! Mereka tidak tahu. Yaa Rain memang sengaja meminta abangnya meyembunyikan identitasnya karena ia takut kakak laki-lakinya itu malu. Kenapa harus malu? Karena menurut Raina meskipun mereka kakak-beradik tapi mereka sama sekali tidak mirip.

Reyhan yang wajahnya sedikit blesteran dengan mata coklat indah serta kulit putih dan tubuh yang menjulang tinggi oh jangan lupakan tubuh atletis yang dimiliki abangnya itu. Sementara Raina sendiri wajahnya begitu lekat dengan Asia. Tidak ada yang special menurutnya.

Meskipun begitu, Rey tidak pernah memusingkan hal tersebut. Bahkan Rey pernah marah besar karena Rain tidak ingin orang-orang tahu kalau ia adiknya. Saking kesalnya, ia memutuskan untuk selalu mengajak Rain pergi bersamanya. Entah makan, nongkrong, nonton, beli buku dan kegiatan apapun itu Rey selalu mengajak Rain menemaninya.

Kenapa?

Karena Rey tidak mau Rain merasa malu, padahal menurutnya Rain begitu menarik dengan sifat blak-blak kan dan galak nya. Dasar aneh. Yaa tapi itulah yang ada di pikiran Rey. Dia memang tidak memberitahu kepada orang-orang kalau Rain adiknya, tapi perlakuannya itu lhoo yang membuat orang-orang merasa Rain begitu istimewa. Bahkan banyak yang mengira kalau mereka berpacaran.

Ngomong-ngomong, kenapa tidak ada fans Rey yang membully Rain? Itu karena Rey dan Papanya punya banyak sekali mata-mata. Dulu pernah beberapa kali ada yang mencoba mengancam Rain agar tidak dekat-dekat dengan Rey yang selalu berakhir dengan Rain yang pulang dengan babak belur. Saat itu, Rain masih bisa menutupi hal tersebut. Namun lama-lama hal itu terbongkar.

Sebenarnya, Rain juga bingung darimana Rey tahu dia dibully? Padahal cerita saja tidak! Hingga akhirnya Rey benar-benar marah ketika melihat adik tercintanya pulang dengan bekas luka di wajah cantiknya. Tentu saja hal itu membuat Rey dan Papanya marah besar tetapi untung lah Rain bisa memberi pengertian pada Papanya asal hal seperti itu tidak terjadi lagi.

Tapi Rey tetap saja Rey! Kalian tahu apa yang dilakukan Rey? Dia menghancurkan mobil anak-anak yang berani membully Rain saat pulang sekolah. Ohh pasti kalian tahu ada banyak murid yang menyaksikan itu. Bahkan setelah selesai dengan aksinya didepan banyak orang Rey berkata dengan enaknya-

"siapapun yang berani ngebully dia bakal berurusan sama gue!"

Raina POV

"siapapun yang berani ngebully dia bakal berurusan sama gue!"

Sambil nunjuk gue. Sumpah, gue rasanya malu banget waktu itu. Ada sedikit rasa senang sih karena tau ternyata abang perhatian ke gue. Tapi tetap aja! Seharusnya kakaknya itu tidak seperti itu kan? Bisa saja kakaknya itu dikeluarkan dari sekolah.

ck dasar bodoh kalo dikeluarin dari sekolah gimana? batin Rain.

Rain mungkin lupa kalau papanya pemilik sekolah terkenal itu. Jadi, buat apa takut dikeluarin? Wong yang punya sekolah papanya sendiri. Malah mungkin papanya bakal seneng sama yang Rey lakuin. Hahaha

"Belajar yang bener" ucap Rey dengan lembut saat sampai di depan kelas Rain.

"Hmm"

"Ck masih aja dipikirin. Udh gue bilang gausah dipikirin ngapain masih lo pikirin?"

"Au ah" saking kesalnya akhirnya Rain memilih mengabaikan Rey dan masuk ke kelas.

Sementara Rey hanya diam terpaku dengan respon yang diberikan Rain. Heyy diluar sana banyak wanita yang ingin diperlakukan istimewa seperti ini oleh Rey. Tapi lihatlah Rain! Dia bahkan mengabaikannya? Mengabaikan seorang Reyhan Putra Pratama? Ya tuhan Rey benar-benar tidak mengerti jalan pikir adiknya itu.

Rasanya Rey sangat gemas dengan adiknya yang satu itu. Ingin sekali rasanya Rey mengarungi Rain. Benar-benar.

Disisi lain, terlihat seorang wanita yang sedang duduk merenung di depan meja makan di dalam rumahnya. Entahlah apa yang dia pikirkan. Tapi, terlihat jelas di wajahnya ada pancaran kesedihan dan penyesalan yang mendalam. Sebenarnya ada apa?

Tidak, belum saatnya semuanya terungkap. Bahkan mungkin tidak boleh terungkap! Hal itu, hanya akan menimbulkan dendam masa lalu kembali muncul. Dan, kebenaran-kebenaran yang selama ini disimpannya rapat-rapat pasti akan terbongkar. Dia tidak mau! Karena kalau itu terjadi, sama saja dengan membiarkan orang-orang yang disayanginya kecewa dan tersakiti. Dia tidak sanggup. Cukup dulu saja. Tidak untuk sekarang. Biarkan saja semuanya seperti ini. Biarkan saja.

Berbeda dengan tempat lainnya. Terlihat seorang lelaki yang tenggelam dengan banyak tumpukan berkas dimejanya. Berusaha memendam segala gejopak kebencian dan amarah yang ada di hatinya. Mengubur segalanya dalam-dalam. Berusaha melupakan apa yang seharusnya diingatnya.

Mengabaikan satu hal yang paling penting dari semua ini. Kunci dari semua yang terjadi dimasa lalu.