Chereads / Me is me / Chapter 3 - Orang Aneh

Chapter 3 - Orang Aneh

pagi ini suara bel berbunyi di kediaman suami Riri,Rifah.segera sehabis mandi rifah menuruni anak tangga dan membuka pintu,pak pos ternyata yang membunyikan bel rumah pagi ini.fikir rifah itu adalah riri dan anaknya.tapi ternyata bukan seketika raut kekecewaan terpapar di wajahnya."silahkan tandatangan pak disini" kata pak pos pada rifah sambil menunjuk kotak tandatangan sebagai tanda terima pak pos bahwa surat sudah sampai.segera di tandatangani rifah dan melihat siapa pengirimnya.

"pengadilan" rifah bingung siapa yang memberikan surat ini dan kenapa dari pengadilan,perlahan di bukanya amplop surat itu dan ternyata..itu surat gugatan cerai dari istrinya riri.seketika rifah tak menyangka apa yang slama ini diharapkannya hancur.tak terasa buliran airmata jatuh seketika.fikirnya..kenapa riri bisa mengambil tindakan ini,apa yang di fikirkan nya.

rifah yang masih tak percaya akan surat itu segera saja menghubungi kantor riri bekerja,tapi apa yang di dapat riri sudah mengundurkan diri setahun yang lalu dengan alasan sudah mendapatkan pekerjaan baru. lalu di telponnyalah rima sahabat riri.

"rima ,aq mohon kasih tau dimana riri dan ankku tinggal aq mau bicara" pinta rifah.

"soal apa rifah,, apa yang mau kamu bicarakan padanya,itu sudah gak ada gunanya rifah,riri sudah bahagia jadi single parent,ini udah 4 taon,4 taon...kenapa kamu baru nyari anak ma bini loe,, kenapa tuh janda tue udah ga bisa memuaskan nafsu lo lagi ya,,, apa ia sudah monopause". bentak rima dengan marahnya sambil mengejek kelakuan rifah.

"rima..rima aq mohon kasih tau dimana ia tinggal, pagi tadi aq dapat surat dia gugat cerai aq" kata rifah sambil sedikit tercekat kalimatnya karena putus asa. rima yang mendengarnya terkejut seketika,ia tak tau sahabatnya merencanakan hal ini. segera ia tutup telpon rifah yang terdengar berteriak meminta bantuan rima dari jauh.

"Masya Allah..." tak fikir riri gak nyampe situ mikirnya. segera diraihnya tas dan kunci mobil,dan rima beranjak pergi menuju kantor Riri.

dikantor riri begitu sangat sibuk mengurus pekerjaannya,tak sadar jauh di seberang kantornya ada yang memperhatikannya dari jauh,,sesekali orang ini tersenyum melihat riri di kejauhan.

12.00 siang adalah waktu istirahat,riri yang sedikit kelelahan,segera mengambil jus buah yang di beli sekretarisnya kantor barusan.dan beberapa cemilan.riri beranjak dari tempat duduknya menuju teras samping kantornya. sejenak riri perhatikan tak ada orang di sekitarnya. riri melepas sepatu hak nya,dan berupaya merenggangkan tubuhnya,mengangkat sepaha roknya kemudian melakukan gerakan aneh setengah berjoget dan bernyanyi-nyanyi, Ia tak menyadari kelakuannya yang unik dan seksi diperhatikan dari seberang.

seorang pria, pria itu mengambil teropong nya untuk melihat yang dilakukan riri.dan kemudian tertawa dengan kerasnya tanpa sadar pengawal pribadi disampingnya memperhatikannya,kenapa bosnya ini aneh tak seperti biasa yang bersikap rada kaku tak pernah tersenyum apalagi tertawa.tapi melihat tawanya yang aneh sang pengawal tak sadar juga ikut tertawa.merasa pengawalnya tertawa,,seketika ia meneropong tawanya hingga pengawalnya terdiam kaget.

kemudian ia menghentikan apa yang di liat nya barusan.

"ini dokumennya bos". kata pengawalnya sambil memberikan beberapa dokumen untuk diperiksanya.

"kau urus dokumen lainnya, aq akan mengambil yang ini,proyek besar ini harus jadi milikku." kata pria ini.

rima yabg baru sampai dikantor riri langsung menyambar beribu pertanyaan yang tak bisa di jawab satu persatu.

"jeng..di fikir lagi gimana anak mu jeng satrio..." tanya rima pada riri sambil meminum jus yang ada di tangan riri.

"satria rimaaa..." jawab riri.

"tadi iku,bojo mu nelpun,melas-melas nanya dimana keberadaanmu jeng,ya aq ga jawab,yang bikin kaget keputusanmu jeng,,udah di fikir baik baik jeng". sambung rima.

"sudah..".jawab riri.

"ini udah 4 tahun lebuh rima,mas rifah tak ada usaha untuk mempertahankan pernikahan ini,jangan kan berusaha,mencari kami az gak ada.yang aq liat dia semakin lengket dengan dina.biarlah... klo mas rifah bahagia, aq mau bagaimana lagi." jawab riri pasrah sambil menatap ke luar jendela,jauh di dalam hatinya ada segelintir sakit yang tak akan terobati,luka itu dalam entah seperti apa bisa sembuhnya.

rima yang memperhatikan sahabatnya seketika menitikkan airmata tanpa sepengetahuan riri. ia hanya mampu bilang " gue bangga ma lo jeng ri,gue sayang ma elo jeng ri,,gue tau pasti lo mengambil keputusan ini sudah lo fikirkan lama sekali".

riri yang mendengar perkataan rima mencoba tersenyum walau berat.uncle lee yang mendengar tanpa sengaja di depan pintu seketika runtuh pertahanan nya,beliau beranjak pergi sambil mengusap air matanya.

sidang pertama dimulai,namun siang itu riri tak berhadir hanya di wakilkan pengacara dan salah satu pengawalnya. rifah yang hadir dimeja hijau persidangan bingung dari mana riri bisa menyewa dua orang pengacara sekaligus.setau rifah keuangan riri sangat pas-pasan.

sidang pertama digelar dengan agenda supaya penggugat dan tergugat bisa rujuk kembali,namun berhubung sng penggugat tidak berhadir sidangnya harus ditunda,salam hati rifah ia sangat mengharapkan kehadiran riri,supaya ia bisa rujuk kembali.tapi apa daya riri tak hadir yang membuat kaget sidang dilanjutkan,tak jadi ditunda.alangkah terkejutnya rifah,riri ingin hari itu diputuskan sang hakim.alhasil ketuk palu pertama dan terakhir diketuk.berakhirlah pernikahan mereka.dina yang menunggu diluar sangat gelisah,kenapa sidangnya sangat lama. begitu para hakim dan penaset tim keluar dari ruang sidang dina tak meliat rifah ikut keluar. dina mencoba memasuki ruang sidang yang sudah sepi,di liat nya rifah hanya duduk terdiam sambil mengusap air matanya seakan tak percaya apa yang di bacakan hakim barusan.

"apa yang terjadi mas,kenapa sidangnya lama benar" tanya dina yang keheranan melihat lelaki yang ada dihadapannya tanpa ekspresi sedikitpun.

"kamu nangis mas...,kenapa apa yang terjadi mas,riri minta harta gono gini ya" tanya dina.

rifah yang mendengar kata - kata barusan langsung berdiri menatap dina penuh amarah.sambil berucap " kamu fikir riri wanita seperti itu " ucap rifah sambil beranjak pergi meninggalkan dina yang bengong sendirian.

dijalan rifah tak habis fikir tak bisa ia percaya apa yang terjadi barusan,kenapa riri begitu egois fikir nya, kenapa ia tak pulang ke rumah dan membicarakan ini baik-baik.

riri menerima telpon ditengah rapat kantor yang diadakannya untuk membicarakan proyek besar global property tingkat asia,yang mana harus segera ia tuntaskan file dan dokumen terkait proyek ini. Riri pun mengangkat handphonenya dan jauh diluar sana " semua sudah beres nona".Riri yang menerima panggilan telpon itu hanya mengangguk walau sangat berat ia terima.

" tolong rekrut orang ini" pinta riri kepada sekretarisnya sembari memberikan dokumen private.

setelah rapat dibubarkan kini hanya riri sendirian diruangan itu.ia termenung menatap jendela kantor.mungkin ini takdirnya,fikir nya.tak terasa air mata nya jatuh begitu saja.

namun jauh diseberang sana ada yang menatapnya dengan seksama.sambil mengernyitkan dahi pria ini penasaran apa yang terjadi dengan wanita yang di liat nya diseberang sana.

uncle lee yang diam-diam masuk ruangan memberikan saputangannya kepada gadis manisnya ini. " menangislah..jangan kau tahan agassi" riri yang mendengar ucapan uncle barusan sadar kalau ia diperhatikan. riri berpaling sambil mengusap air matanya ia hanya tersenyum tipis meninggalkan ruang rapat.meninggalkan uncle lee sendirian.uncle lee paham betul perasaannya. segera ia naik lift menuju lantai Paling atas apartemennya. disana ia melihat satria anaknya duduk termenung ditemani john dan nannynya. " satria kenapa bunda,,sakit ya" tanya riri heran kepada nanny anaknya.

"itu nyah,,paman aneh teman mas satria gak jadi datang hari ini". jawab nanny satria.

"paman aneh...siapa bun" riri baru pertama kalinya mendengar nama itu.

"sejak kapan anak saya mengenal orang asing john." tanya riri kepada john dengan penasaran.john hanya diam bingung menjelaskannya.

"Nanny!..bentak riri kepada bu Sundari yang langsung kaget mendengar nyonya nya marah karena baru pertama kalinya majikannya marah,bu Sundari tau betul nyonya sangat sensitif perihal anaknya hingga hal terkecil pun ia harus tau.

"itututu..nyah...itututu..nganuuh.."jawab nanny sambil terbata-bata.

"den satria sebenarnya sempat..sempat hilang di sekolah..".jawab bu Sundari pucat.riri yang mendengar hal ini langsung kaget...matanya menatap tajam ke john dan bu Sundari.seketika kedua bawahannya ini menunduk lesu. " wangja hilang disekolahnya seminggu yang lalu,agassi...beruntung ia ditemukan oleh seorang pemuda yang baik hati.sejak saat itu mereka jadi akrab,hari ini wangja menyusun janji dengan orang itu tapi sepertinya orang itu berhalangan datang hingga wangja marah" jawab Uncle lee.

riri mengangkat tangannya,," bukan dengan siapa anak saya ditemukan dan bertemu lelaki itu, tapi apa yang menyebabkan anak saya hilang dari sekolah dan pihak sekolah tak memberi tau saya,kenapa mereka lengah."

sahut riri menahan marah.

"den satria hilang sewaktu kami mau menjemput nyah..".sahut bu Sundari.

"Diam!,,saya tak mau mendengar alasannya. jawab riri ketus.

uncle lee menyuruh john dan bu Sundari beranjak pergi membawa satria meninggalkan mereka tanpa banyak bicara.

setelah kepergian mereka bertiga uncle lee membuka kalimatnya kembali." agassi..saya mengerti yang agassi rasakan disaat seperti ini,tapi alangkah baiknya agassi berfikir dengan kepala dingin,tidak sepenuhnya salah john dan bu sundari,maupun pihak sekolah.mereka sudah berusaha.hanya saja wangja sangat merindukan ayahnya. hingga memungkinkan ia berontak mencari suasana baru diluaran.dan mungkin bertemu dengan lelaki yang baik hati dijalan saat wangja tersesat menuju jalan kembali ke sekolah,agassi seringlah menjemput wangja dengan begitu wangja merasa agassi berperan penuh untuknya." bujuk Uncle Lee.

mendengar hal ini riri seakan menerima tamparan baru.ia tak menyadari ia pun sebenarnya salah karena berfikir dengan pengasuh dan pengawal tugasnya menjaga anaknya terbantu.tapi ternyata ada dampak lain yang terjadi.slama ini yang ia fikir bekerja demi anaknya.namun ia salah ia belum sepenuhnya menjalankan kewajibannya. riri meninggalkan uncle lee yang diam tanpa sahutan dari riri.dikamar riri merenungi semuanya.."mulai besok,aq yang akan menjemput anakku,bukan lelaki itu" fikirnya.tapi siapa dia....