Hy Cute, kamu dimana? Sudah lama nga ketemu isi pesan Evan kepada Elin...
Hy Kak Evan, maafkan! Cute lagi di toko buku nih. Evan melakukan panggilan video pada Elin. Tiba2 Aga yang datang dari arah belakang mengejutkan Elin. Sehingga Elin hampir saja menjatuhkan tumpukkan buku di depannya dan memukul ke arah Aga sehingga Evan yang melihat berteriak karena mengira ada yang tidak beres di sana. Elin yang tersadar langsung mengambil handphonenya dan meletakkan hp d depan wajahnya.
Slow kak Evan, aku hanya kaget karena kejahilan teman. Itu memang siapa?
Oh, ini teman Elin kebetulan Elin janjian buat ke sini. Sudah dulu ya Kak Evan... bye... Elin langsung mematikan panggilan video nya
Kenapa buru2 dimatikan?
Nga apa2, Kak Evan orangnya baperan...
Evan?? Yang anak band itu kan!!
Kak Aga kenal??
Iya kenallah, dia kan dari komplek belakang. Dulu sering ngband bareng.
Oh, anak band juga ya rupanya... goda Elin ke Aga...
Elin memang dekat sama Evan beberapa bulan terakhir, tapi Elin betul2 menganggapnya sebagai Kakak. Tapi ketika dia tau ternyata Evan menyukainya lebih dari seorang teman, maka Elin mulai menjaga jarak.
Padahal Elin sering di ajak Evan kumpul dengan teman2nya, bahkan mereka sering ngbilliard dan nongkrong di Cafe. Evan mahasiswa jurusan tehnik di salah satu universitas swasta di sana. Elin merasa nyaman sebagai teman tapi tidak sebagai pasangan. Dari pada nanti hubungan mereka merenggang karena Evan menyatakan perasaannya, maka Elin lebih memilih menjaga jarak.
Aga sudah selesai memilih beberapa buku yang dicarinya sementara Elin masih asyik dengan novel yang dibacanya.
Ayok ujar Aga kepada Elin...
Elin melihat ke buku yang di beli Aga, ini apa?
Itu buku yang lagi kamu baca...
Kak Aga juga suka novel?
Aga menggelengekan kepala!
Terus kenapa beli novel ini?
Karena Kakak suka sama orang yang membaca novel ini.
Elin menepuk dada bidang Aga dengan tangannya...
Aga hanya tertawa dan berpura-pura sangat kesakitan karena dipukul Elin.
Tiba2 seseorang memanggil Elin dari arah tangga...
Cute!! Apa yang terjadi?
Loh, Kak Evan... Kenapa bisa di sini?
Aku sedang di Plaza sebelah, dan karena melihat kamu teriak di handphone maka aku menyusulmu ke sini...
Oh, maaf kan... Tadi Kak Aga...
Oh ya kenalin ini Kak Aga, dan Kak Aga ini Kak Evan...
Hay Ga, long time no see sapa Evan...
Aga mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Evan...
Tadi kak Aga mengagetkan ku, jadi tadi HP yang kupegang jatuh karena ke isengan Kak Aga ujar Elin...
Oh gitu!! Ya udah, kamu sudah selesai? Yok, Kakak antar kamu pulang ujar Evan!!
Maaf Kak, kami mau nonton dulu. Dan nanti Kak Aga yang akan antar aku pulang... Kakak lagi ngumpul sama anak2kan ya di Plaza sebelah, kasian mereka ditinggal ujar Elin ...
Oh gitu, kamu yakin tidak mau pulang denganku? Muka Evan mulai terlihat tidak bersahabat...
Maaf kan Kak Evan, Kak Aga sudah berjanji akan selalu menjagaku disampingnya... Jadi Kak Evan jangan cemas...
Evan berbalik tanpa mengucapkan sepatah kata pun setelah mendengar perkataan Elin.
Lin panggil Aga hingga membuat Elin kaget...
Kamu tidak apa2?
Elin tertawa dan menggelengkan kepalanya...
Kamu sengaja membuat Evan marah padamu tanya Aga?
He eh... jawab Elin...
Kenapa?!
Karena aku sangat menyukainya jawab Elin..
Terus kalau sangat menyukainya kenapa kamu melukainya?
Karena aku menyukainya hanya sebatas teman, aku tidak ingin hubungan pertemanan kami putus hanya karena perasaan.
Kenapa kamu mengacuhkannya?
Agar dia merasa bahwa akulah yang menolaknya jawab Elin.
Bukannya malah ini akan membuat dia menjauh darimu!!
Apakah menerimanya akan membuat keadaan lebih baik?
Buatku suatu hubungan bukan hanya tentang perasaan mereka tapi juga tentang perasaan kita. Untuk apa bersama hanya karena takut akan kehilangan. Jika dia memang menyukai kita, bisa saja tetap bersama. Toh Cinta itu tidak harus memiliki, kenapa harus memaksakan orang yang tidak kita sukai menjadi pendamping kita? Bukankah, akan lebih menyakitkan jika bersama lalu berpisah. Memberi harapan palsu malah akan membuat salah satu tersakiti kak.
Buatku suatu hubungan bukan hanya tentang satu orang tapi tentang dua orang. Jika sudah tau tidak suka kenapa harus bersama, jika salah satu sudah tidak mencinta kenapa harus bertahan yang akhirnya akan membuat yang lainnya terluka. Jika mengakhiri lebih baik kenapa harus bertahan dalam luka. Ih kenapa jadi ngobrolin ginian ujar Elin. Yuk... ah... Kak Aga sudah kan ya?
Aku masih ada janji jam 4 nanti, yuk kita pulang tarik Elin pada Aga...
Aga menahan tangan Elin, Lin...
Ada apa kak? Ada yang lupa?
Kalau aku larang kamu untuk datang ke acara di rumah Reuh, dan pergi makan saja denganku sekarang kamu mau?
Tergantung alasan Kakak apa ujar Elin...
Entah kenapa aku berpikiran bahwa orang tua Reuh berniat sesuatu padamu. Aku takut kamu akan berada di posisi tersudut dan susah menolak mereka.
Bisa kak Aga perjelas maksud Kakak apa?
Mungkin yang aku katakan ini salah, tapi menurutku Ayah dan Ibunya akan mengumumkan hubungan kalian nanti ketika kamu datang. Dan tidak mungkin kamu menolak karena akan mempermalukan ayah dan ibunya. Dengan sifatmu yang hormat pada orang tua dan mudah kasian maka kamu menurutku akan mau tidak mau berbohong. Tapi poin yang di ambil keluarga Reuh adalah seluruh orang yang hadir tau nya ya kamu tunangannya Reuh. Dan jika kamu bersama laki2 lain, maka keluargamulah yang akan malu. Tapi bisa saja ini pandanganku yang salah ujar Aga...
Baiklah, kita mau makan dimana ujar Elin??
Aga terdiam!!
Kak Aga... Hello...
Oh, ada rumah makan spesial Mie Ayam di seberang... Tempatnya nyaman menurutku tapi tidak sebagus cafe yang biasa kamu dan geng's mu datangi.
Semua tempat sama saja menurutku, kebetulan saja tempat yang kami datangi itu nyaman. Buatku yang penting makanannya enak dan nyaman sudah cukup. Masalah estetika dan keindahan itu memang jadi pertimbangan juga tapi kalau kita sampai memaksakan diri hanya untuk berada di sana malah salah menurut ku.
Baiklah!! Jika kamu tidak nyaman katakan saja jangan sungkan ya!!
Aga menyelesaikan semua pembayaran dan mengajak Elin menuju tempat tersebut.
Bagaimana ujar Aga?
Hmmm... Nyaman dan Mie Ayamnya enak, tapi kurang penyejuk ruangan saja ujar Elin.
Aga tertawa, biasanya ditempat yang tertutup terus ya. Aga mengeluarkan buku dan mengipas2 ke depan muka Elin.
Ih, kak Aga... Jangan gitu, malu diliatin orang...
Kamu kan kepanasan? Sini kakak bantu kasih angin sedikit.
Enggak usah, malu diliatin orang. Elin bisa kok menyesuaikan tempat.
Enggak apa2 ucap Aga sambil senyum kuda, maafkan hanya bisa ngajakin ketempat yang seperti ini.
Apa sih Kak Aga?! Elin suka kok, makanannya enak tempatnya juga tidak terlalu ramai. Sudah Elin bilang, kalau Elin bisa beradaptasi dengan situasi yang ada. Besok2 kita makan dimana lagi? Biar Elin yang traktir, karena Kak Aga sudah mau jagain Elin hari ini .
Udah nga' usah, ngapain kamu traktir kakak!! Udah kodratnya laki2 yang bayarin cewek...
Nga' ada kayak2 gitu kak, kita hidup di zaman modern jadi nga' ada yang begitu2an. Karena kakak sudah traktir Elin hari ini, lain kali Elin akan traktir kakak.