Reuh benar-benar tidak terima dengan keadaan... Dia mengamuk karena Elin tidak datang sama sekali sore itu. Seperti biasa, jika keinginannya tidak terpenuhi Reuh akan mengamuk, membanting semua yang ada didepannya, bahkan dia akan melukai dirinya...
Ayah dan Ibu nya biasa memanjakan dia dan adiknya, selama ini apa pun keinginan anaknya selalu mereka penuhi. Sampailah di titik dimana mereka tidak dapat mengendalikan keadaan ini. Elin yang mereka duga pasti akan datang karena Elin adalah anak yang menghormati orang tua dan sulit menolak hal-hal baik tiba-tiba tidak datang. Bahkan Ayah dan Ibunya Reuh mencoba menghubungi HP Elin tapi hasilnya nihil karena HP Elin tidak aktif. Mereka mencoba mencari informasi melalui Mama nya Elin, tapi mama Elin mengatakan jika Elin sedang ada janji dengan orang lain dan mengatakan akan datang sore ini jika tidak berhalangan.
Mama Elin bingung, itu acara arisan tapi kenapa orang seisi rumah sibuk mencari anaknya. Dia sendiri saja santai, karena sudah videocall Elin sedang bersama temannya Aga di gramedia. Memang anaknya mengatakan akan datang ke acara Arisan jika tidak berhalangan atau perubahan rencana, jadi ketika anaknya belum pulang. Mama Elin jelas pergi sendirian lah ke situ. Ini kenapa juga malah semuanya pada tegang karena Elin tidak datang.
Mama Elin mencoba menahan rasa ingin tau nya. Dia memilih pura-pura tidak tau apa yang diributkan orang-orang itu, sampai mereka menjelaskan sendiri apa yang terjadi pada mereka.
Ayah Reuh beberapa kali meminta kepada istrinya untuk mengajak Mama Elin bicara soal anaknya. Karena bagi mereka jika Reuh sudah tidak dapat dikendalikan maka mereka pasti akan malu sama semua tamu.
Ibu Reuh tau mama Elin bukan orang yang mudah jika sudah menyangkut anaknya. Dia pernah mendengar cerita jika Elin sebenarnya akan dijodohkan dengan orang pilihan orang tuanya. Elin dulu pernah dekat dengan seseorang dari komplek belakang tapi sepertinya Mama Elin tidak perduli masalah hubungan anaknya dengan lawan jenis karena Mamanya tidak mau ikut campur masalah perasaan anaknya. Tapi pada saat itu, beberapa keluarga cowok itu sepertinya sangat merasa bangga karena keponakannya bisa mendekati Elin sampai mereka membahas soal pertunangan. Entah bagaimana ceritanya, akhirnya sampailah pernyataan seperti itu dan si lelaki itu lebih memilih meninggalkan Elin. Elin yang ditinggalkan menjalani hari-harinya seperti biasa tapi lelaki itu malah menyesal meninggalkan Elin.
Bu "Jika ibu tidak mau mengajak Mamanya bicara biar Ayah saja. Kita akan malu jika Reuh benar-benar mengamuk"...
Yah " Mama Elin bukan orang sembarangan, Ibu tidak mau nanti malah kita mempermalukan diri kita sendiri"
Lebih baik mempermalukan di depan Mamanya Elin, dari pada di depan semua warga di sini. Mau ngomong apa kita sama Oma dan Opa Reuh.
Baiklah!! Apa pun hasilnya, Reuh harus terima karena Elin adalah anak yang berbakti jika ternyata setelah pembicaraan ini orang tuanya meminta Reuh meninggalkan Elin. Reuh harus terima.
Lebih Baik seperti itu bu. Jika hasilnya buruk, kita akan pulang pesawat malam ini juga!! Dan meninggalkan Batam selamanya, demi Reuh...
Mama Elin, Maaf saya Ibunya Reuh teman Elin...
Oh iya, salam kenal ujar Mama Elin...
Mama Elin, bisa kita bicara sebentar. Ada hal yang ingin saya sampaikan.
Apakah serius ya Ibu Reuh? Silahkan saja...
Tapi tidak di sini, bisa ikut saya sebentar!!
Apakah ada hal yang serius?
Ya!! Maafkan saya sampai merepotkan...
Oh, baiklah!!
Mama Elin dan Ibu Reuh naik kelantai atas ke arah meja di dekat kolam renang...
Sebelumnya saya sangat minta maaf Mama Elin, ini mungkin sedikit akan mengganggu pikiran Mama Elin tapi bagaimana pun sebelumnya saya mohon maaf jika saya lancang...
Ada apa ya Bu?
Kalau boleh saya tau!! Kenapa Elin tidak ikut ke sini?
Ya seperti yang sudah saya katakan, Elin berencana datang ke sini jika tidak berhalangan. Jadi ketika saya mau pergi dan dia belum pulang, saya pikir dia berhalangan. apakah ada masalah jika dia tidak hadir? Karena sebelumnya pun, dia memang tidak pernah ikut saya ke acara arisan. Dia bilang mau ikut ke sini jika tidak berhalangan karena dia menerima undangan dari Ibu Reuh!
Maafkan saya bu, sebenarnya anak saya dan ibu punya hubungan dan mereka sekarang lagi dalam posisi tidak baik-baik saja. Dan Reuh berencana akan melamar Elin jika dia hadir hari ini. Bukan acara lamaran formal, tapi Reuh akan melamar Elin dan untuk pesta lamaran bisa kita adakan setelah anak-anak sepakat.
Melamar anak saya? Apakah tidak salah? Anak saya masih di Sekolah Menengah Atas!
Hanya lamaran saja bu, bukan pernikahan! Mereka bisa menikah setelah sama-sama sudah menyelesaikan kuliah. Reuh pun masih kuliah sekarang.
Bu!! Maaf sekali, saya tidak pernah ikut campur masalah urusan perasaan anak saya. Karena apa? Karena saya pikir ini hanyalah perasaan sesaat anak-anak saja. Apalagi dia masih sangat muda!! Saya tidak ikut campur bukan berarti saya tidak peduli. Elin adalah anak saya satu-satunya jadi mana mungkin saya tidak peduli tentang siapa pendamping hidupnya nanti. Masalah lamaran tidak se simple yang ibu dan Reuh pikirkan. Anak saya masih memerlukan kebebasan dan maaf bu. Kelemahan anak saya memang tidak bisa menolak apalagi itu berhubungan dengan permintaan dari orang yang lebih tua, apalagi jika hal yang menyangkut dirinya akan melukai orang banyak. Tapi bukan seperti ini juga dan saya pribadi bersyukur karena anak saya tidak hadir hari ini ke sini. Kalau memang anak Ibu mencintai anak saya seharusnya anak ibu bisa bersikap lebih baik dan dewasa bukan malah bersikap menyedihkan seperti ini. Dan maaf, saya tidak bisa mempercayakan anak saya dengan orang yang mengurus dirinya saja belum mampu, apalagi harus mengurus dan menjaga anak saya. Saya permisi!!
Bu, tolonglah saya dan anak saya!! Jika Elin benar-benar meninggalkannya maka kami tidak akan pernah lagi menginjakkan kaki ke Batam. Karena suami saya akan membawa kami berangkat segera malam ini. Itu pun berarti, saya akan sulit menemui keluarga saya di sini.
Jika suami ibu orang yang baik, dia tidak akan memisahkan anak dengan ibunya, dan jika suami ibu tau cara komunikasi dengan anaknya maka dia tidak akan memaksa ibu untuk melakukan ini. Kita ini orang tua, kita yang seharunya memegang kendali anak. Setiap orang tua pasti kelemahannya adalah anak-anaknya tapi jangan sampai kelemahan kita itu malah menghancurkan anak-anak kita
Saya permisi, dan saya harap kita tidak akan pernah membicarakan hal seperti ini lagi jika berkesempatan bertemu kembali.