Chereads / Kamu dan Aku / Chapter 41 - Hari Jadi

Chapter 41 - Hari Jadi

Lin jam berapa kamu akan berangkat?

Mama sudah siapkan pakaianmu, kamu rencana 3 hari kan di sana.

Bisa lebih Ma, liat kondisilah. Elin sekalian mau belajar Conversation Sama Kak Ia.

Ya, terserah kamu saja. Kalau Mama bosan dirumah, mama susul kamu ke sana.

Okey Ma.

Non, ada telepon.

Dari siapa?

Mas Aga kayaknya!!

Bilang aja Elin sudah mau berangkat.

Maaf Mas, Non Elin sudah mau berangkat.

Non, kata Mas Aga dia hanya butuh 5 menit saja.

Hallo!!

Lin!

Ya!

Maafkan aku mengganggu waktumu!!

Ada apa?

Maaf karena aku telat menghubungimu. Bisa jadi kamu kecewa pada sikapku. Tapi aku memilih terlambat dari pada akan menyesalinya. Masih bolehkah aku meminta jawaban darimu?

Elin menarik nafas panjang.

Kenapa tiba-tiba kamu berubah pikiran?

Kemarin-kemarin Aku bimbang. Tapi sekarang tidak. Aku takut akan menyesali keputusanku jika tidak bisa bersamamu. Tolong beri aku kesempatan untuk membahagiakanmu.

Entahlah, aku sekarang jadi bimbang tentang penilaianku padamu. Jujur aku jadi ragu tentangmu. Aku tidak butuh lelaki kaya dan dari keluarga luar biasa. Bagiku cukup dia mencintaiku dan mau berjuang bersamaku. Tapi jika dari awal kamu tidak mau memperjuangkan ku, aku pun tidak bisa menetapkan hatiku untukmu.

Tolong beri aku satu kesempatan, aku berjanji akan memperjuangkanmu sampai akhir.

Baiklah!! Ayo kita coba.

Kamu menerima ku Lin!

Ayo kita jalani dulu.

Ah!! Aku benar-benar lega mendengarnya. Terima kasih karena sudah memberiku kesempatan. Apakah kamu akan tetap berangkat?

Ya, aku sudah janji sama Kakak sepupuku. Tidak mungkin aku membatalkannya sekarang.

Tapi aku ingin ketemu kamu.

Kita bisa ketemu setelah aku pulang dari sana, toh selama ini kita tidak bertemu juga tidak apa-apa kan.

Baiklah!! Asal kamu tau, selama ini aku merindukanmu. Tapi aku tidak berani menunjukkannya, karena takut kamu menjauhiku karena tidak menyukaiku.

Elin tertawa, baiklah. Aku tidak akan lama di sana. Aku akan pergi malam ini dan akan kembali besok.

Janji?

Hem... Aku akan menghubungimu setelah tiba di sana ya.

Baiklah!! Elin... Love You...

Me Too...

Gimana Ga?

Diterima nga'?

Diterima!!

Nah kan, apa kata ku ujar Ade.

Untung Elin masih mau menerima kamu, kalau tadi dia nga mau memberimu kesempatan. Habislah sudah stock wanita baik untukmu.

Apa sih, Lebay banget kamu jadi cowok?

Harus PJ nih (Pajak Jadian)... Kalau bukan kita berdua yang memperjuangkan kalian, mana bisa kamu dan Elin jadian.

Hah!! Jadi ini tujuan kalian maksa aku menanyakan jawaban pada Elin. Kalian mau minta di traktir.

Ya, bukan juga karena itu. Tanpa kamu jadian sama Elin saja, kami mau minta traktir kamu gaji borongan kemarin.

Baiklah... Besok kita makan Bakso ya...

Ini baru seru, cepet hubungin Arles, Istikha, sama Youth juga ujar Kyo. Malam ini kita harus begadang sampai pagi. Merayakan hari jadian Aga.

Lah, Baru juga Jadian. Masak sudah mau perayaan.

Udah jangan protes, ini bentuk syukur kami atas kebahagiaanmu jawab Ade.

Baiklah! Aku buat kopi dulu ya, kalian tunggu saja di sini.

Aga turun ke bawah sambil membawa handphonenya.

Elin sudah sampai di rumah Kakak sepupunya dan mengirimkan pesan singkat ke Aga.

Tanpa terasa mereka sudah hampir setengah jam saling mengirim pesan.

Apakah kamu tidur di sini untuk berkirim pesan pada temanmu?

Ah, Kak Ia... Maafkan, aku jadi sibuk sendiri...

Apakah itu pacar mu yang mengirim pesan?

He eh...

Siapa? Ryandi

Ah, dia sudah lama Go Kak!!

Kenapa?

Karena tidak kuat dengan godaan Mama!

Maksudnya?

biasalah mama menebarkan gosip bahwa aku akan menikah dengan calon pilihannya. Jadi saja laki-laki pengecut itu memutuskan untuk mengajak break... Dia kira lagi perlombaan bola kaki, ada istirahatnya. Ya sudah aku bilang padanya nga usah break breaklah... Langsung putus saja.

Kak Ia tertawa mendengar perkataan Elin. Ya, dia berarti belum tau berpacaran dengan wanita seperti apa.

Ya, sepertinya begitu!!

Lalu yang sekarang siapa?

Namanya Aga, aku baru ya beberapa bulan ini mengenalnya. Dan kami baru Jadian hari ini.

Hem... apakah Kakak pernah bertemu dengannya?

Belum sepertinya kak!! Nanti akan aku perkenalkan padanya.

Tentu! Kakakmu ini harus tau dia siapa!!

Baiklah Kak.

Sepanjang malam Aga dan Elin berkiriman pesan.

Lin, Kakak mau ada urusan Kuliah mungkin baliknya sore.

Ya!! Kalau gitu Elin pulang saja ya kak. Ngapain juga di sini bengong nga ada temennya.

Hem... mau nya memang pulang. Yang baru aja Jadian!!

Hust!! Diem-diem Kak, kalau kedengaran tante habislah Elin di aduin sama Mama.

Ya sudah, kamu siap-siap. Nanti kakak antar sebelum berangkat ke Kampus ya!!

Kakak, kakak ya yang ngomong ke Mama bahwa aku pulang karena kakak yang mau kuliah bukannya aku yang mau balik.

Iya, sudah siap-siap sana. Biar cepet...

Dimana?

Di kamar!!

Udah Pulang?

Udah dari tadi siang.

Kok nga' ngabarin sih?

Sorry, Lupa!!

Aku kerumah boleh??

Kapan??

Habis maghrib ? Atau isya' aja?

Habisin Isya' la yah!! Biar tenang..

Okey!! Tapi kali ini aku sendirian ya, nga ngajakin anak2 yang lain!!

No Problem. Mau sendirian atau rame-rame santai aja Kak.

Sampai Ketemu Ntar Malem!

Elin belum terbiasa, dia betul-betul lupa kalau dia dan Aga sudah jadian. Jadi dia masih santai menanggapi Aga.

Non, ada mas Aga di depan!!

Suruh duduk dulu Bik bentar lagi Elin kedepan.

Hy Kak!!

Kamu lagi sibuk?

Nga' ada, tadi habis baca buku buat persiapan Ikut Tes SPMB!!

Mau nyambung kemana?

Mama sih mintanya Negeri aja, biar gampang cari kerja katanya. Padahalkan balik lagi rezeki ya Kak. Mau dimana aja, kalau sudah rezekinya nga akan kemana.

Iya sih!! Tapi nuruti orang tua kan apa salahnya!

Setuju sih kalau itu!!

Lin, soal yang kemarin! Maafin kakak ya, karena sempat nga percaya diri.

Ya sudahlah kak, nga usah kita bahas lagi. Tapi yang namanya Steve itu yang mana sih kak? Elin aja nga inget sama orangnya.

Nanti juga kamu tau, dia sampai sekarang belum tau kalau kita udah jadian. Memang dia nga ada gitu kirim Pesan ngedeketin?

Nga ada!! Atau dia ada kirim pesan tapi karena Elin nga nyimpen nomornya jadi Elin nga baca pesannya.

Bisa jadi sih gitu ya!! Kakak Kira dia yang sudah komunikasi baik dengan kamu.

Elin sih, kalau sekedar ngajakin kenalan di HP males kak. Jarang Elin tanggepin.

Baguslah!! Setidaknya kakak nga perlu khawatir hal itu.

Kalau kakak pasti di tanggepin ya yang model begituan.

Nga ada!! Kakak juga males nghabisin pulsa untuk yang nga jelas.

cocoklah kalau gitu jawab Elin.

Reuh masih nghubungin kamu?

Nga' ada kak!!

Keluarganya?

Nga' ada juga tuh. Mama cerita kemarin di acara itu heboh kak. Apa yang kakak kira kemarin beneran ada. Jadi aja mama akhirnya emosi sama Ibunya Reuh. Anak sudah gede kayak gitu masih aja diturutin kayak bocah minta Permen. Mana katanya mau nglamar lagi. Entah apa-apa pikiran keluarga itu.

Terus?

Nga ada terus-terus. Tapi kata mama, sehabis itu Reuh langsung di bawa balik ke Jakarta dan ayahnya bilang nga akan pernah dateng lagi ke sini.

Bukannya Oma sama Opanya di sini?

Nah itu, yang buat mama tambah emosi. Seolah-olah kan ya, kesalahan Elin kalau sampai Ibunya Reuh nga bisa ketemu orang tuanya lagi. Jadi aja mama di sana Ceramah jawab Elin sambil tertawa.

Kamu gimana?

Nga gimana-gimana!!

Bukan maksudnya perasaanmu gimana?

hem... sebenarnya salah Elin juga kak. Elin menerima Reuh bukan karena Elin benar-benar Cinta sama dia. Tapi semakin dijalani kok semakin berat dan nga kuat. Untuk Elin Cinta itu bukan seperti Cinta Pada Pandangan Pertama. Di Elin khususnya, jika mau mencoba ayo kita coba sama-sama. Karena cinta itu butuh proses bukan instan. Karena yang serba instan pasti nga akan bagus hasilnya.

Jadi Elin pun sekarang nga Cinta sama kakak?

Waduh!! Jebakan Batman ini namanya, jawab Elin sambil tertawa.

Kak, Elin suka sama kakak. Mengagumi dan menyayangi tapi untuk menggambarkan Cinta. Apakah kakak bisa menjelaskannya? Seperti apa? sehingga bisa dikatakan Cinta.

Takut kehilangan dan selalu ingin bersama.

Itu bisa kita lihat dari proses atau langsung terlihat?

Aga bingung, anak ini masih SMA tapi pandangannya tentang suatu hubungan tidak sesimple yang Aga pikirkan.

Kalau kakak bisa mengatakan hal itu Cinta, kenapa kakak sempat mau menyerahkan Elin pada Steve?

Apakah kakak tidak takut kehilangan dan tidak takut tidak bisa bersama?

Bagaimana dengan cinta yang tak harus memiliki? Itu berarti tidak bisa bersama dan kehilangan.

Aga tertawa!! Public Speaking mu bagus ya Lin. Kakak pun jadi meragukan diri kakak sekarang. Apakah kakak mencintaimu atau menyukaimu? Karena suka belum tentu cinta, tapi Cinta sudah pasti suka.

Jadi bagaimana? Apakah kita masih mau melanjutkan hubungan ini dengan permulaan yang membingungkan ini tanya Aga?

Elin selalu memulai hubungan dengan rasa Suka kakak, dan cinta bagi Elin merupakan sebuah proses. Tergantung proses yang kita jalani nanti, akan membentuk sebuah rasa cinta atau benci malah. Kakak bagaimana masihkah mau melanjutkan hubungan dimana, kakak belum bisa mengetahui apakah rasa Elin ini Cinta atau Sekedar Suka?

Kakak pun jadi bingung rasa di hati kakak sekarang apa tawa Aga. Bagaimana kalau kita sama-sama mencari tau apakah kita akan menjadi Cinta atau Benci malah.

Elin setuju!!

Baiklah, berarti kemarin merupakan hari Jadian Kita. Dan ayo kita sama-sama membuat rasa Suka kita menjadi Cinta sehingga tidak akan ada kata pisah.