Aga dan Elin menjalani hubungan dengan komitmen dan keyakinan untuk menjalin hubungan yang serius. Selama ini Elin tidak pernah menjalani hubungan dengan main-main, tapi berbeda dengan Aga yang menjalani hubungan tidak serius tidak juga main-main. Jadi kadang membuat dirinya mudah merasa jenuh.
Buat Elin suatu hubungan memang harus serius karena kalau tidak mau serius lebih baik menjadi teman biasa saja dari pada nanti saling melukai.
Hari itu Aga sibuk membantu Elin karena saudara sepupu Elin akan melangsungkan pesta pernikahan. Banyak persiapan yang mereka lakukan, mulai dari mencari perlengkapan kecil-kecil sampai ke urusan belanja souvenir. Elin bersyukur Aga mudah berbaur di keluarganya. Walaupun Mama Elin belum tau kalau Elin dan Aga berhubungan.
Karena selain Aga, kakak-kakak angkatnya pun turut membantu persiapan di sana.
Aga izin pulang duluan sore itu, karena ada urusan keluarga. Elin yang masih sibuk membantu persiapan dengan saudara-saudara sepupunya dikagetkan oleh seorang tamu yang datang.
Lin, ada yang mencari kamu di depan ujar salah satu keluarga Elin yang datang.
Dimana?
Di Teras depan rumah. Makasih Ya Kak..
Elin keluar dan melihat seorang lelaki dengan pakaian dinas lengkap di depan rumahnya.
Rizal panggil Elin.
Hay, Lin... Long Time No See... I Miss You So Much...
Kenapa kamu ke sini?
I Miss You jawab Rizal dengan santai...
Zal, Serius...
Kamu pikir aku main-main, kamu tau nga' aku baru sampai di sini lalu langsung datang ke sini. Apakah aku nga' serius soal ini?
Okey!! Duduk dulu, aku akan minta bik Agus buatkan minum untukmu.
Elin masuk ke dalam rumah dan benar-benar menata emosinya. Apa lagi maunya kali ini ujar Elin...
Siapa Lin tanya mama nya?
Rizal.
Ah bukannya dia lagi pendidikan! Udah selesai ujarnya.
Oh ya, mama Elin bergegas ke depan rumah.
Elin sebenarnya malas ketemu Rizal, tapi apa boleh buat. Papanya pasti akan marah jika Elin mengacuhkan tamunya.
Dari dalam terdengar jelas pembicaraan Rizal dan Mama Elin. Mamanya kan tau jika Rizal dengannya sudah putus tapi mama nya kayak seneng banget dengan kedatangan Rizal.
Silahkan di minum Zal kata Elin...
Terima kasih ya Lin...
Ma, bisa Rizal bicara berdua dengan Elin?
Tentu, semangat ya Zal...
Elin melirik malas ke mama nya.
Ada apa Zal?
Santai Lin, kamu yang kayak nga' suka gitu aku datang ke sini.
Aku hanya tidak ingin orang salah sangka Zal, keluargaku semuanya lagi kumpul di sini. Aku nga' mau nanti mereka salah sangka dengan kita.
Kenapa? Toh keluargaku tidak ada yang tau jika kita sudah berpisah.
Hah!! Apa maksudmu?
Aku tidak pernah bilang ke Mama dan Papa ku bahwa kita sudah berpisah, bahkan mama dan papa membuat aku bisa dinas di sini karena kamu.
Come On Zal, dewasalah sedikit. Kita sudah pisah 2 tahun. Bisa-bisanya kamu membohongi mereka.
Aku ingin kembali padamu?
Zal, aku sudah katakan tidak ada kesempatan lagi untuk kita. Bahkan sudah dari awal kita berpisah, sudah aku katakan aku tidak bisa kembali padamu.
Lin, kamu adalah masa depanku. Sudah ku katakan dari awal kita pacaran. Bagiku kamu adalah masa depan ku.
Zal, sebelum kamu berangkat pendidikan sudah ku katakan tidak ada lagi kesempatan untukmu. Dan aku sekarang sudah punya pacar.
Tidak masalah, putuskan saja dia.
Hah!!! Kamu benar-benar gila...
Kamu pikir aku pacaran cuma untuk bersenang-senang sepertimu. Sudah ku katakan, setiap hubungan bagiku adalah masa depan, dan kamu sudah menghancurkan mimpi masa depan kita. Aku sudah membangun masa depanku dengan orang lain. Jadi sudah tidak ada lagi kesempatanmu.
Siapa dia? Anak mana?
Kamu tidak perlu tau urusan pribadiku, toh kamu bukan siapa-siapa. Aku minta kamu pulang sekarang, aku tidak ingin orang beranggapan salah tentang kita.
Baiklah, aku akan pulang sekarang. Tapi besok aku akan datang lagi. Sampaikan salam ku untuk calon mantanmu. Katakan padanya suami masa depanmu, ingin bertemu dengannya.
Terserah apa katamu, lebih baik kamu pulang sekarang.
Tenang sayang, Kakak mu ini memang lelah dan butuh istirahat. Buat ku sudah bertemu denganmu saja sudah cukup. Aku akan menelepon mu ya. See You Honey...
Elin masuk kedalam rumah tanpa melihat Rizal pulang.
Cute.... lagi ngapain?
Lagi bantu-bantu ngurusin souvenir buat besok.
Kakak ada di depan, ada yang mau kakak tanyakan. Kalau kamu nga sibuk bisa temui kakak di depan.
Elin langsung keluar pagar dan melihat Aga sedang bersandar di tembok pagar rumahnya. Perasaannya tidak enak, jangan-jangan Aga melihat dia dan Rizal tadi.
Kapan kakak datang?
Baru beberapa menit yang lalu.
Ada apa kak?
Tidak ada, kakak kebetulan lewat. Tadi dari belakang komplek mencari kambing untuk acara syukuran adik kakak baru kembali dari pendidikan.
Hem... Adik kakak pendidikan...
Ya!! Yang nomor 2...
Hemm... Yang tadi datang itu Rizal kak...
Aga melihat ke arah Elin.
Dia salah satu mantan yang masih mengejarmu...
Elin mengangguk pelan... Maafkan kak!
Kenapa Elin harus minta maaf? Dia datang ke sini, tidak mungkin kamu menolaknya. Kecuali kalian ketemuan di luar maka kakak sudah tau maksudnya tapi kan ini dia datang kerumahmu. Jadi bukan juga salahmu menerimanya. Dia ingin kembali padamu?
Ya!! Elin pun tidak tau maksudnya apa karena jelas Elin sudah menolaknya sebelum dia berangkat pendidikan dulu.
Berapa lama kalian sudah berpisah?
Sekitar 2 tahun yang lalu.
Berarti sebelum Reuh.
Ya!!
Sepertinya semua mantanmu harus merasakan seberapa istimewa kamu setelah berpisah ya, Aga bicara sambil tersenyum.
Elin berusaha mengimbangi. Dia tidak pernah takut untuk mendampingi Aga mendapat restu dari orang tuanya tapi kali ini dia goyah. Rizal bukan Reuh. Reuh sama sekali akan mudah buat Elin menjauhkan dari mama nya tapi Rizal punya poin selain dia sekarang sudah bekerja dia juga pintar mengambil hati orang-orang di sekitar Elin. Sikapnya yang ceria dan humoris berbanding terbalik dengan Aga yang pendiam.
Ada apa tanya Aga?
Elin berusaha tersenyum... Tidak ada apa-apa.
Apakah kamu masih memiliki perasaan padanya?
Tentu saja tidak Kak, Kakak tau ada tiga hal yang membuat aku tidak bisa memaafkan suatu hubungan.
Ya, kakak selalu mengingat itu.
Rizal melakukan 2 dari 3 hal yang paling tidak termaafkan untuk Elin.
Serius?
Ya!! Bahkan untuk Elin, semua tentang kami sudah selesai 2 tahun yang lalu. Tapi yang jadi masalah sekarang sedikit berbeda.
Ada apa?
Rizal tidak pernah memberi tau keluarganya tentang perpisahan kami. Besok semua keluarganya pasti datang.
Sedekat itukah keluarganya dengan keluargamu?
Ya!! Sebenarnya dia adalah keponakan dari Suami Kakak Mama.
Maksudnya kamu dan keluarganya tetap akan bertemu dengan beberapa kondisi.
Ya, bisa dikatakan seperti itu.
Tapi orang tua Cute tau kalian sudah pisah?
Mama tau, tapi Elin tidak pernah memberi tau alasan kami berpisah! Mama taunya aku sudah tidak bersama Rizal lagi saja.
Hem.. Apa yang akan cute lakukan besok?
Sudah waktunya Rizal mengatakan pada keluarganya. Kakak besok harus datang ya, bantu acara ini. Elin tidak perduli padangan keluarganya. Rizal tidak bisa berbohong terus, toh kami memang sudah berakhir dan tidak akan bersama lagi.
Untuk kakak asalkan kamu tidak mengatakan pisah, kakak tidak akan pernah melepaskanmu apa pun masalahnya. Rizal masih mengharapkanmu, itu urusannya.
Elin harap kakak bisa percaya pada Elin apa pun kondisinya dan bagaimana pun usaha Rizal buat Elin itu sudah tidak berarti apa-apa.
Kamu tenang saja, kecuali kamu sendiri yang meminta kita pisah maka kakak tidak akan pernah meninggalkanmu. Kakak jalan dulu ya, nanti malam kakak ke sini lagi.
Elin tersenyum dan mengangguk ke Aga.
Hati-hati ya Kak...