Chereads / Kamu dan Aku / Chapter 46 - Dukungan Pertama

Chapter 46 - Dukungan Pertama

Gimana Ga? Kamu tau nga jika Riyadi adalah orang yang paling di percaya Papa dan Mama Elin menjaganya, karena apa?

Elin belum pernah membahas ini.

Karena dia tidak pernah mengingkari janjinya, dulu pertama kali Zamdani meminta Elin menjadi adik angkat kami, mama Elin memanggil kami semua dan mengatakan sekali saudara angkat tetaplah menjadi saudara angkat jangan pernah dijadikan pacar. Padahal waktu itu Riyadi sangat menyukai Elin, dia memendam perasaan sukanya dan menyalurkan rasa cinta menjadi seorang kakak angkat yang baik. Walaupun kadang perhatian Riyadi berlebihan, tapi dia tidak pernah menyatakan cintanya pada Elin sampai saat ini. Jadi, sebenarnya buat Rizal dukungan Riyadi adalah yang terpenting dari pada orang tua Elin tapi sebelum dia mendapatkannya Riyadi sudah duluan mencampakkan Rizal sebelum melakukan aksinya.

Kamu lihat perubahan raut wajah Rizal kan, Dia mulai goyah sekarang. Riyadi menargetkan Papa Elin karena beliau orang yang sangat baik, tidak pernah memandang segala sesuatu dari status sosialnya. Dan pertama kali kami dikenalkan pada beliau, beliau langsung menerima kami dengan baik. Papa Elin akan baik pada semua orang walaupun orang itu jahat sekali pun. Riyadi orang yang paling dipercaya menjaga Elin jadi jika Riyadi sudah memberikan dukungan berarti orang yang diberi Riyadi dukungan adalah yang terbaik untuk Elin.

Terima kasih untuk dukungan kalian.

Rizal bukan orang yang mudah Ga, tapi bukan berarti kamu tidak memiliki kesempatan. Hari ini dia akan menunjukkan dirinya adalah lelaki yang baik dan layak, jika itu tidak berhasil dia akan mulai mengusikmu dan membuatmu merasa rendah untuk Elin.

Aku tidak ada masalah buat ku jika buka Elin yang meminta kami berpisah aku akan bertahan.

Yulianto merangkul Aga, ternyata apa yang dilakukan Riyadi tidak sia-sia. Mama Elin yang tersulit tapi yakinlah dia akan berubah seiring waktu karena mamanya tau Elin tidak akan memperjuangkan sesuatu yang tidak layak untuknya.

Asalkan kamu bertahan dan bersabar, kalian bisa melewatinya. Elin bukan wanita yang memandang dari status sosial buatnya asalkan kamu mau berjuang bersama itu sudah cukup.

Kakak-kakak angkat Elin langsung menemui Papa nya Elin untuk bersalaman sedangkan Aga dan teman-temannya membantu sesuai arahan Elin.

Ga, apa perlu kita habisi dia?

Untuk apa?

Ya biar dia tidak seenaknya.

Biarkan saja!! Toh dia tidak mengganggu kita.

Tapi dia mengganggu Elin.

Udah tenang saja, kita juga tidak enak sama Tante nya Elin jika terjadi sesuatu pada dia. Selagi dia tidak mengganggu kita biarkan saja, lain cerita jika dia mendatangi kita ujar Aga.

Ah!! Terserah kamu saja ujar Ade. Pokoknya kapan pun kamu butuh orang untuk menghajarnya, aku akan menjadi orang nomor satu yang membantumu.

Baiklah!! Ayo kita bantu yang Lain dulu.

Elin berkumpul bersama teman-temannya Aga dan para sepupunya. Semua tamu sudah pulang, tinggal anggota keluarga saja.

Berapa kali adik sepupunya Elin datang mengatakan bahwa Rizal memanggil Elin.

Elin tidak menggubrisnya sama sekali.

Sedangkan Ade dan Arles terus berbisik-bisik.

Temuilah dulu cute, siapa tau ada hal yang penting.

Biarkan saja!! Anggap dia tidak ada.

Ruby datang lagi, ada apa lagi by? Kan kakak sudah bilang jangan mau jika Rizal yang menyuruhmu memanggil kakak.

Bukan Kak, kali ini Kak Indah yang memanggil. Katanya kakak harus menjelaskan semuanya?

Menjelaskan semuanya?

Iya!!

Menjelaskan apa?

Ruby kurang tau kak!!

Mas, kamu aja yang menemui Kak Indah. Tanyakan padanya ada apa!!

Aku tidak bisa jawab Imas!!

Kenapa?

Dia memberikan Handphonenya. Apa ini, pesan dari kak Indah.

Mas, kamu tidak bisa seperti ini. Rizal tetaplah saudara sepupumu.

Apa maksudnya Mas?

Rizal mengatakan kamu meninggalkannya karena Aga.

Hah!! Elin rasanya mau meledak.

Cute, Aga memanggilnya.

Ada baiknya kamu jelaskan pada keluarganya!! Jika mereka hanya mendengar dari sisi Rizal, maka mereka tidak akan pernah tau masalah sebenarnya. Pergilah!! Kami akan mengawasimu dari sini.

Aga menahan emosinya!! Sudah cukup dia melihat setengah hari ini, Rizal menyapa semua orang yang habis disambut Elin. Dia seolah-olah sedang mendampingi Elin menerima tamu. Seolah-olah mau menunjukkan bahwa dirinya sudah tau semua tentang keluarga Elin dan di sambut dengan baik. Urusan Elin tidak akan selesai jika dia tidak menjelaskan semuanya pada keluarga Rizal.

Tunggu ya kak, Elin tidak akan lama jawab Elin.

Aga mengangguk sambil tersenyum.

Elin merasa di kursi tersangka, dia duduk di tengah-tengah dimana kakak perempuan dan laki-laki Rizal mengelilinginya.

Lin, yang mana pacarmu ujar Kak Indah?

Aku akan memperkenalkannya pada kakak semua setelah pembicaraan kita selesai.

Sebelum semuanya bicara, aku ingin bicara terlebih dahulu.

Aku dan Rizal sudah pisah 2 tahun yang lalu, ketika Rizal masih SMA karena dia mempunyai hubungan dengan wanita lain.

Semua orang terdiam terpaku, tunggu dulu maksudmu kalian sudah tidak hubungan.

Kak dengar aku dulu, Elin waktu itu mengambil keputusan sepihak. Aku tidak pernah menerima keputusannya. Bahkan aku datang padanya sebelum berangkat pendidikan dan memintanya menungguku.

Tapi aku tidak menjawab akan menunggumu, aku mengatakan bahwa aku tidak bisa kembali padamu. Karena kamu sudah melanggar komitmen kita.

Zal, kamu yang bermasalah berarti. Selama ini kamu memaksa Mama untuk minta ditempatkan di Batam karena katamu Elin yang memintanya. Berapa banyak usaha yang Mama lakukan untuk ini semua. Kenapa kamu bermain-main dengan perasaan orang tua mu sendiri.

Kak, sudah ku katakan. Aku tidak pernah menerima keputusan Elin. Bagiku dia adalah masa depanku. Aku tidak masalah dia bermain-main sekarang, aku akan selalu menjaganya. Aku akan menunggunya sampai dia meninggalkan laki-laki itu.

Kamu pikir selama ini aku selalu main-main dengan hubunganku? Untuk hal ini saja, kamu tidak tau bagaimana aku menyikapi suatu hubungan.

Setiap hubungan adalah gambaran masa depan untukku, dan kamu sudah menghancurkan masa depan kita. Aku sudah merancang masa depan ku dengan Kak Aga.

Sudah ku katakan, aku siap menunggumu. Sampai kalian berpisah.

Zal, aku dan Kak Aga tidak ada rencana akan berpisah.

Aku sudah mencari tau soal pacarmu itu, dia tipe cowok yang mudah bosan. Nanti jika kalian sudah berpisah, aku akan menjagamu.

Zal, buatku. Aku berpisah tidak dengan Kak Aga, aku tidak akan pernah kembali padamu.

Cooling down Zal. Kamu benar-benar membuat abang malu. Jangan membuat kami lebih malu lagi.

Bang, kakak kalian ikut menyalahkan ku.

Terus siapa yang harus kami salahkan?

Tidak ada yang salah di sini Bang, Kak Indah. Hanya saja kondisi Elin sekarang sedang berpacaran dengan lelaki itu. Jika tidak maka semuanya akan aman-aman saja. Apa lagi Elin sangat tau sebesar apa rasa cintaku padanya.

Tidak, aku tidak tau. Bahkan setelah kita berpacaran pun aku tidak pernah tau apakah ada yang namanya cinta untukku di dirimu.

Elin, Rizal mulai merengek sambil memegang kakak dan abangnya untuk mendapat pembelaan.

Zal, kamu bukan anak kecil lagi. Kami tidak bisa membantumu sama sekali.

Baiklah kak!! Aku izin, tidak enak dengan Kak Aga jika aku berlama-lama di sini. Maafkan aku, karena tidak bisa menerima maksud baik dari kalian. Tapi ini soal perasaan, dan aku tidak memiliki apa pun yang tersisa untuk Rizal.

Abang sebagai kakak tertua Rizal mewakili keluarga memohon maaf padamu, selama 2 tahun ini masih sering mengganggumu. Kenapa tidak Elin katakan saja kalau sudah berpisah dengan Rizal jadi tidak terbebani dengan permintaan kami.

Elin senang karena bisa membantu kalian semua...

Aga yang gelisah melihat sikap Rizal, terus menatap ke arah Elin.

Lin, panggil kak Indah... Sepertinya dia lelaki yang baik dan tampan, kakak do'akan kalian langgeng ya.

Kak, Rizal merengek ke Kakaknya. Jauh tampan aku dari dirinya, aku jauh lebih baik darinya, jauh dari segala - galanya...

Terima kasih kak, Elin kembali berkumpul ke teman-temannya.

Gimana? Aga bertanya ke Elin.

it's all gonna be oke....

Hem... Aga tersenyum sambil menepuk kepala Elin...

Dari kejauhan terlihat Rizal melihat ke arah mereka. Kak, harusnya kakak mendukung aku dan memintanya berpisah dari laki-laki itu.

Untuk apa?

Untuk kamu sakiti lagi?

Aku tidak akan menyakitinya. Dia adalah calon istri yang terbaik untukku.

Abang tanya padamu, apakah sekarang kamu benar-benar mengharapkan Elin? Apakah kamu sekarang tidak sedang menjalin hubungan dengan orang lain?

Itu tidak penting bang, sejauh apa pun aku melangkah. Elin adalah tempat ku kembali.

Abang tertua Rizal, menginjak kakinya. Kamu memang lelaki yang tidak pantas untuknya. Elin wanita baik, sudah sepantasnya dia dapat lelaki yang lebih baik darimu.

Kamu hanya ingin mendapatkan istri yang terbaik tapi dirimu sendiri tidak dulu maupun sekarang tidak pernah berusaha menjadi lelaki yang baik.