Chereads / Aisyah Wanita yang hadir dalam mimpi Rasulullah / Chapter 18 - Singa Mekkah Telah Menjadi Singa Allah

Chapter 18 - Singa Mekkah Telah Menjadi Singa Allah

Ketika malam telah larut, aku tertidur di samping tempat tidur ayah. Ayah bersama ibu dan nenek berjalan menuju tempat Rasulullah berada. Dia memeluk dan mulai menangis begitu melihat Rasulullah.

"Biar ibuku, ayahku, dan diriku berkorban untuk dirimu, ya Rasulullah. Aku tak sedih meski wajah dan tulang-tulangku patah. Yang paling penting, aku telah melihat engkau sehat dan selamat. Di sampingku ini adalah ibuku, Salma. Tolonglah berdoa untuk hidayahNya. "

Nenek yang melihat pemandangan ini menangis dan kemudian menerima ajakan Islam.

Sebenarnya, yang membuat kami lebih senang adalah kabar bahwa Hamzah, paman Rasulullah yang kurang lebih seumuran dengannya, telah masuk Islam pada hari yang sama. Hamzah merupakan orang penting dan sangat dihormati di Mekkah. Hamzah terkenal karena kegagahan dan keberaniannya. Karena itulah mereka menjuluki Hamzah dengan sebutan "Singa Mekkah". Maka begitu mendengar bahwa keponakan dan teman-temannya dalam kondisi terluka seperti itu, ia memperingatkan dengan keras orang-orang yang melakukan penyerangan kepada mereka. Dia berseru, " Siapa saja yang berani menyentuh Muhammad dan teman-temannya, dia akan berhadapan dengan ku. "

Setelah berkata begitu dia berjalan menuju Ka'bah dan menatap dengan pandangan tajam seruncing ujung tombak panah kepada para pemuka Mekkah.

Masuknya orang kuat seperti Hamzah ke dalam Islam dan dukungan pernyataannya mengobati rasa sakit kami semua di hari itu. Para budak dan anak-anaklah yang paling senang dengan berita Hamzah masuk Islam. Alhamdulillah! Singa Mekkah telah menjadi singa Allah.

Tapi.....

Tiadanya dukungan dari Bani Tamim atau dari Abu Thalib paman Rasulullah serta Bani Hasyim tetap membuat kaum Muslim dalam keadaan tertekan. Sebaliknya, para bangsawan Mekkah makin ketakutan karena jumlah kaum Muslim terus bertambah dari hari ke hari dan khawatir lama-lama bisa menjatuhkan kekuasaan mereka membuat para bangsawan itu semakin dzalim. Mereka menyiksa orang-orang lemah, menilai orang-orang ini telah keluar dari garis kebenaran.

Aku berusaha mencari tahu sebab kebencian yang nyata dan dalam ini. Apa yang sebenarnya mereka inginkan dari kami? Apa mereka ingin menunjukkan dari pada kami untuk menunjukkan perbedaan besar antara kami dengan mereka.

Perbedaan-perbedaan. Apa itu perbedaan?

Yang pasti pembeda kami adalah Al-Quran sebagai pemisah hak dan batil. Al-Quran itu seakan-akan jalan besar di antara yang hak dan batil. Kitab inilah yang menyatukan semua risalah, seperti bintang-bintang terang yang muncul dalam pekat kegelapan malam. Ketika waktunya telah tiba, kami pun akan muncul.