Chapter 4 - Mengawal

Mika Uehara merasakan kalau ada yang salah dengan kepalanya.

Meskipun kejadian tadi sangatlah menyeramkan, dan ia ingin seseorang untuk menyamankan dirinya, kenapa ia… bagaimana bisa ia mengajak si gemuk itu ke rumahnya?

Meskipun ia terlihat sudah merubah dirinya, dan ia memang membantunya, pada akhirnya ia masih seorang otaku yang gendut.

Hatinya dipenuhi kecemasan dan kegelisahan.

Untungnya, kecemasannya yang tidak berdasar itu menghilang.

Setelah Seiji diundang masuk ke dalam olehnya, ia bertindak dengan sopan tanpa menunjukkan sedikit kevulgaran – bisa dikatakan kalau ia sangatlah tenang dan diam.

Ia menuangkan secangkir teh kepadanya, sebelum mencuci wajah dan mengganti pakaiannya. Ketika ia kembali, ia melihat kalau ia tak bergerak sama sekali sambil meminum teh yang sudah disiapkannya.

'sepertinya… dia adalah orang yang baik' Mika berpikir tentang bagaimana Seiji dapat menyelamatkannya di jangka waktu yang sangat cepat dan merasa malu akan keraguannya tadi.

"Muka anda… bengkak." Seiji melihatnya sebelum mengatakan, "Apa ada P3K? saya bisa merawat luka anda."

Mika memberikan kotak P3K kepadanya, dan Seiji melihat kedalam isinya. Kemudian ia menggunakan kapas dan disinfektan yang ada dan dengan lembut mengusap wajahnya, sebelum memberi obat dan plester luka.

Tak satupun dari mereka berbicara saat proses pengobatan berlangsung.

Kesunyian yang nyaman itu menenangkan hati Mika.

"Lukanya tidak serius; seharusnya akan membaik setelah anda tidur." Seiji dengan lembut memberitahunya selagi mengembalikan kotak P3K itu.

"Terima kasih…"

Ruangan itu menjadi sunyi kembali.

"Apa benar orang itu adalah teman sekelasmu?" Seiji memecah kesunyian

Wajah mika menggelap selagi menganggukan kepalanya.

Bocah pirang itu adalah teman sekelasnya, dan ia adalah seorang anak dari CEO perusahaan besar yang telah mendonasikan banyak uang ke sekolahnya, yang berarti tidak ada guru yang berani bertentangan dengannya – ia memang seorang bully di sekolah.

Sebenarnya Mika sudah tertekan untuk menelpon polisi di kejadian sebelumnya, tapi setelah mengingat latar belakang dari anak itu, yang dimana Mika dan ibunya yang tidak berdaya melawan mereka, Mika pun menjadi bimbang.

"Haruta-kun…aku, harus berbuat apa?" Mika Uehara hanyalah seorang gadis SMA biasa, dan ia tak tahu harus berbuat apa di situasi ini.

Seiji juga tak memiliki ide yang bagus; lagu pula, tukang bully sekolah memang susah untuk dihadapi.

"Ada tiga cara." Setelah berpikir dalam kesunyian ini Seiji berbicara.

"Pertama, berikan dia pelajaran yang tak bisa dia lupakan, supaya dia takut padamu. Kedua, cari seseorang di sekolahmu yang lebih kuat darinya, dan mintalah perlindungan kepadanya. Ketiga, pindah sekolah."

Mika Uehara tetap diam untuk sementara.

"Apa hanya ini saja caranya?"

"Dilihat dari karakternya, kupikir dia tak akan berhenti mengharapkanmu, dan jika sesuatu yang serius terjadi, akan sudah terlambat jika kamu menelpon polisi, jadi hanya ada tiga cara ini." Mengingat ekspresi bocah pirang itu, Seiji merasakan kalau bocah itu memang seorang sampah.

Mika Uehara tetap terdiam.

Ia tak sadar seberapa serius permasalahan yang dihadapinya hingga Seiji menyinggungnya dengan tenang. Sekarang ia sadar kalau ia telah dipaksa sampai ke ujung jurang.

Pilihan pertama bukanlah hal yang bisa ia lakukan. Pilihan ketiga hanya akan menambahkan beban kepada ibunya. Hanya pilihan kedua yang bisa menjadi solusi untuknya.

"Aku tahu disekolah, ia mungkin takut kepada ketua OSIS… tapi aku tidak pernah berbicara langsung kepada ketua."

"Jika ketua OSIS-mu adalah orang yang bisa kamu percayai, mintalah pertolongan kepadanya. Kamu harus bisa mengatakan betapa sulitnya situasi yang sedang kamu hadapi, dan minta bantuannya." Seiji dengan serius menasehati Mika, "Menurunkan kepalamu kepada orang lain akan jauh lebih baik daripada harus menghadapi masalah yang tidak menguntungkan."

Semua orang mempunyai harga diri sendiri dan ingin hidup tanpa bergantung pada orang lain, tapi kenyataannya, hal itu sangatlah tidak mungkin – semua orang memiliki waktu dimana mereka membutuhkan bantuan dari orang lain.

Mika Uehara terdiam kembali untuk beberapa saat, sebelum mengangguk setuju.

"Baik, besok aku akan berbicara kepada ketua OSIS."

Jadi, dia sudah memutuskan rencananya.

"Terima kasih, Haruta-kun. Jika bukan karenamu, aku mungkin sudah…" Mika Uehara berterima kasih dengan tulus kepadanya.

Ia menemukan kalau si gemuk ini, yang sebelumnya sangat ia benci, tiba-tiba menjadi manis disaat seperti ini.

Agak canggung, pemuda gemuk itu tersenyum dengan senyuman yang sederhana dan tulus sambil menggaruk pipinya dengan sedikit canggung.

"Tidak apa-apa, kebetulan saja saya sedang lewat."

Ia duduk dan berbincang lagi lebih lama, tapi akhirnya, ia berdiri dan pamit.

Setelah ia pergi, ia melihat sistemnya dan menemukan kalau kesukaan Mika Uehara kepadanya telah melonjak sebanyak 50 poin! Dengan ini jumlah poin hampir melewati batas "teman biasa", yang berarti dia hampir menjadi "teman baik" dengannya.

Seperti yang diharapkan, menyelamatkan gadis yang kesusahan adalah metode klasik untuk meningkatkan poin kesukaan.

Ketika ia kembali ke kamarnya, Seiji menyalakan komputer karena kebiasaan.

Seiji yang asli menghabiskan banyak uang kebutuhannya untuk komputer dengan spesifikasi tinggi ini, jadi komputer ini bisa digunakan untuk apapun. Minggu ini, sebagai tambahan bermain game, Seiji juga menelusuri internet untuk mencari informasi.

Dan hasilnya sama seperti yang ia duga: benda seperti cerita, komik, dan anime dari dunianya tidak ada di dunia ini.

Karena ia telah dibawa ke dunia lain, ia harusnya membawa beberapa budaya dari dunia lamanya.

Meskipun itu yang ia pikirkan, Seiji sadar tanpa ada kemampuan cheat seperti ingatan fotografis, Seiji tidak ada kemampuan untuk memproduksi ulang karya-karya klasik.

Seiji menghela nafas, kenapa ia hanya menjadi penggemar biasa, bukan menjadi ahli yang obsesif…

Karena ia tak bisa memproduksi ulang hal-hal dari dunianya, Seiji memutuskan untuk menyerah dan menikmati produk dari dunia ini.

Sekarang, ia sedang melihat video 3 dimensi paling populer di tempat ia tinggal, Pulau Sakura.

Di suatu pemandangan artistik layaknya mimpi, seorang gadis cantik dengan rambut panjang, lurus dan hitam sedang mengenakan pakaian gaya timur yang mewah, menari dengan indah dan menyanyi dengan merdu. Setiap gerakan dan senyumannya bisa menarik hati seseorang, dan ia seperti memiliki kekuatan magis yang bisa mengaitkan dirinya pada jiwa seseorang.

Setelah menemukan video ini, Seiji terus menonton ulang video ini selama beberapa hari, dan ia seperti merasakan ada yang kurang jika ia belum menonton video ini tiga sampai empat kali sehari! Ia sampai memiliki keinginan untuk memutar terus video ini untuk selamanya.

Setelah selesai menonton video itu, ia ingin memasak makanan untuk dirinya, namun tiba-tiba ada ketukan halus di pintunya.

Saat ia membukakan pintunya, ia disambut dengan gadis cantik dengan rambut yang dikuncir.

"Ibuku memasakkan ini untukku – dan ini terlalu banyak untuk kuhabiskan. Karena makanan ini tak bisa kuhabiskan….. apakah kamu mau?" Mika Uehara sedang memegang kotak makan dan dia sepertinya sedikit malu saat mengatakan hal ini.

Baiklah, masih ada banyak waktu bagiku untuk berbicara hati ke hati dengan gadis cantik ini.

Keesokan harinya, ketika Seiji bangun dan menyelesaikan rutinitas paginya, terdengar lagi ketukan halus di pintunya.

Setelah ia buka pintunya, sambil membawa sarapan yang panas, Mika Uehara berjalan masuk ke apartemennya seolah-olah ia pantas berada disana.

Setelah berbicara sepanjang malam kemarin, ia terkejut kalau ia memiliki kesukaan yang sama dengan si gendut ini, dan sekarang ia melihatnya sebagai teman baiknya.

Meski kelihatannya semua ini tidak mungkin, realitanya adalah, ketika ibunya tidak ada bersamanya, ia hanya bisa merasakan keamanan jika ia bersama si gendut ini.

Dan sepertinya Seiji Haruta sudah benar-benar berubah – rasanya ia seperti orang yang benar-benar beda dari otaku gemuk menjijikan yang pindah kesini!

Kenapa ia bisa berubah sampai seperti ini? Mika bertanya langsung kepadanya, tetapi Seiji hanya tersenyum secara misterius.

"Tidak ada alasan spesial – kamu akan tertawa jika kamu tahu alasannya."

Meski jawaban ini akan menambah rasa ingin tahunya, jika Seiji tak ingin memberitahukan alasannya, Mika tak bisa memaksanya. Namun tanpa sepengetahuannya, minatnya terhadap si gemuk ini sudah jelas meningkat.

Kemarin pagi, Mika berpendapat bahwa sarapan bersama Seiji adalah hal yang sangat tidak diharapkan, namun hal tersebut adalah sesuatu yang ia minta secara pribadi kemarin malam.

Ia akan membuatkannya sarapan selama Seiji mengawalnya ke sekolah.

Seiji merasa kalau ia tidak begitu kuat untuk melindungi orang lain lagi, tapi ia memiliki kekuatan cheat yang dapat menyimpan dan memuat data, jadi hal yang perlu ia lakukan adalah menyimpan data terlebih dahulu, dan jika terjadi sesuatu, tinggal memuat data kembali.

Dia memiliki sebuah cheat, jadi ia tak merasa ketakutan sama sekali.

Setelah selesai sarapan, mereka berangkat bersama, setelah melihat Mika melompat-lompat kecil di depannya, mata Seiji seperti tidak fokus.

"Ada apa?"

"Tidak… aku hanya mengingat kembali saat aku pergi ke sekolah bersama kakak dan adik perempuanku."

Kemarin malam, Seiji memberitahukan beberapa informasi tentang Seiji yang asli kepada Mika, seperti kenapa ia tak pergi ke sekolah lagi, dan mengapa ia tinggal sendirian. Namun, tidak terlalu detail, itu saja sudah cukup untuk memberitahukan kepada Mika secara garis besar tentang situasinya.

"Apa kamu ingin kembali dan mengunjungi mereka?"

"Iya, tapi tidak sekarang – aku baru saja merubah diriku." Seiji tersenyum masam, "Aku ingin mengembangkan diriku lagi, mungkin nanti… aku akan berani menghadapi mereka."

Melihat si gemuk yang bersedih, Mika tersenyum perlahan.

"Kamu pasti bisa! Kamu sudah berubah banyak kan? Sebagai tuan tanahmu, aku menjamin itu."

"Seharusnya tuan tanahnya adalah ibumu."

"Aku kan wakilnya!"'

Si gemuk dan gadis cantik itu tertawa dan berbicara lebih banyak lagi selagi berjalan dan dihujani sinar matahari.

Akhirnya, bocah pirang itu tak pernah muncul, dan Seiji sukses membawa Mika ke sekolah.

Saat Mika berjalan kembali ke sekolah, ketakutan dan kegelisahannya akibat kejadian kemarin mulai muncul kembali, dan ia mulai takut kalau ia harus melihat wajah bocah pirang yang ganas itu lagi. Secara tak sadar, ia menoleh kebelakang dan melihat tubuh Seiji yang besar itu masih berdiri disana, tersenyum dengan lembut selagi melihatnya.

"Semoga beruntung." Mika merasa kalau ia bisa mendengar dukungan dari Seiji.

Tiba-tiba ia merasa lebih berani.

Ia melihat kedepan, mengangkat kepalanya, dan berjalan dengan cepat ke gedung matematika.

'sekarang semuanya bergantung kepada ketua OSIS.' Pikir Seiji yang dengan diam berjalan kembali ke apartemennya.

Jika sang ketua mau membantu melindunginya, itu adalah skenario yang tebaik, namun jika tidak, Seiji tidak bisa memikirkan ide lain selain menyuruh mika untuk pindah sekolah.

Seiji masih sangat lemah; bahkan anak dari CEO perusahaan adalah seseorang yang sulit untuk dilawan. Sejujurnya, Seiji dapat menggasak sampah seperti dia atau mungkin membunuhnya, tapi kemudian apa? Ketika bocah pirang itu balas dendam, atau polisi menangkapnya, ia memiliki kekuatan untuk memuat ulang file yang telah ia simpan dan mengulang kembali, seperti tidak pernah terjadi apapun.

Dengan diam, Seiji mengecek statusnya.

[Akademis: 18 – sedikit rendah – tidak lagi seorang anak SD. Kamu memiliki kemampuan sama dengan kebanyakan anak SMP.]

[Kemampuan fisik: 14 – sedikit rendah – tidak lagi di tingkat dimana kamu akan kelelahan setelah berlari sebanyak 2 langkah, tapi tetap masih rendah.]

[Seni: 14 – level rendah – hanya cukup untuk menghargai film porno.]

[Komunikasi: 21 – menengah kebawah – level kamu berada di sekitaran orang dewasa, namun sedikit lebih dewasa…. Hanya sedikit!]

[Karisma: 15 – level rendah – hanya seseorang yang gemuk dengan penampilan yang kurang baik.]

Dalam minggu ini, statusnya bertambah secara signifikan, dan ia bisa merasakan perubahan. Ditambah dengan eksperimennya setelah bereinkarnasi, ia sadar statusnya tidak hanya meningkatkan fisiknya, tapi juga meningkatkan kemampuan lainnya.

Setelah mengecek semua pilihan yang ada untuk menaikkan statusnya, Seiji mengambil keputusan.

Mulai hari ini dan seterusnya, ia akan bekerja keras untuk meningkatkan statusnya.