Chapter 8 - Pertemuan

Seharusnya Mika Uehara sudah tidak menghadapi bahaya lagi.

Hanya ada cerita mengerikan dibalik senyumannya yang ceria itu; semuanya terlihat sempurna jika seperti ini.

Setelah Seiji membawa Mika ke sekolahnya, ia merenungkan banyak hal saat kembali ke rumahnya.

Ia merasa senang karena semua peristiwa itu telah berakhir.

Namun, semua itu meninggalkan efek samping. Pertama, sepertinya ia terikat dengan janji untuk mengawal Mika ke sekolah.

Kedua, kesukaan Mika Uehara kepadanya sudah melewati angka 90 – sistemnya mengatakan kalau Mika akan langsung setuju untuk menjadi kekasihnya atau bahkan melakukan sex jika ia memintanya!

Tidak hanya itu, sang tuan tanah, Nozomi Uehara memiliki tingkat kesukaan kepadanya sampai di angka delapan puluh, dan jika ia memintanya untuk melakukan sex bersama, sepertinya ia akan mempertimbangkannya dengan serius.

'Haha, ini terasa seperti walkthrough… Hey, sekarang bukan saatnya untuk bersikap seperti seorang dewa!' Dengan sulit Seiji menahan dirinya.

Ia tak memiliki kemampuan berguna seperti yang dimiliki seorang dewa, seperti membuat targetnya kehilangan ingatan. Faktanya, perasaan mendalam dari Mika Uehara kepadanya sudah sangat merepotkan.

Ia menyukai Mika, tapi hanya sebatas teman antara seorang yang dewasa dengan anak kecil; tidak sampai merasakan cinta. Hanya memikirkan untuk harus berurusan dengan perasaannya yang tulus itu sudah membuat kepalanya pusing.

Lupakan saja; ia akan membiarkannya berlalu. Sebagai lelaki otaku perjaka yang berumur tiga puluh tahun di kehidupan lamanya, ia tidak mengerti dengan bagaimana caranya mengurus percintaan anak SMA…

"Kamu ingin ganti kerja?" Mata pemilik toko jajanan itu membesar karena terkejut.

"Iya, aku ingin mendapatkan gaji yang lebih." Seiji menggaruk wajahnya karena merasa canggung. Toh, ia langsung memberitahu bossnya kalau ia ingin mengganti pekerjaannya, meski ia hanya seorang manajer, hal itu membuatnya merasa canggung.

"Aku sangat berterima kasih kepadamu, Ibu Manajer, karena sudah mempekerjakanku di masa-masa sulitku, tapi saya ingin mendapatkan uang lebih dengan cepat, jadi…"

"Baiklah, kamu bisa bekerja didalam. Gajimu akan dinaikkan sebesar lima puluh persen, dan jika kamu bekerja dengan baik dan juga ikut bekerja lembur, akan ada uang tambahan." Kata Rika Amami dengan bahagia.

"Oh… jadi…" Seiji tidak mengira kalau dia akan menggunakan taktik seperti ini.

"Apakah terlalu rendah untukmu?"

"Tidak, justru sangat bagus." Seiji menggaruk ujung mulutnya: "Aku pikir anda akan marah…"

"Sudah normal jika kamu menginginkan gaji lebih, apalagi kamu bertambah tampan. Aku juga berpikir kalau kamu ingin segera keluar dari kostum anime itu." Rika menunjukan ekspresi pengertiannya.

Mirip seperti pasangan ibu dan anak Uehara itu, manajer toko ini juga menyaksikan sebuah keajaiban.

Si gendut yang lemah itu berubah menjadi pemuda yang tampan, dan kuat dalam waktu satu minggu; Ia juga sangat terheran. Untungnya, ia tidak tahu tentang kehidupan dari Seiji yang lama, jadi ia tak merasa jijik dengannya.

Karena iri Rika hanya bisa mengeluh karena bagi Rika, menurunkan berat badan sangatlah sulit. Pemuda di depannya ini tidak bisa disamakan dengan pemuda dari minggu lalu.

Ini adalah kesempatan yang sempurna. Meskipun bisnisnya selalu bertambah sukses dan ia perlu mempekerjakan orang lagi. Ia tak akan membiarkan pemuda yang pekerja keras, sopan, dan tampan ini pergi.

"Aku tidak terlalu tampan… bagaimanapun juga, terima kasih ibu manajer. Aku akan bekerja dengan serius."

Dan setelah itu, ia berganti pekerjaan dari karyawan berkostum menjadi bekerja di dalam toko.

Memakai seragam toko itu, pemuda baru yang bersemangat dan segar itu langsung menangkap perhatian pelanggan wanita yang ada di dalam toko.

Mata Rika juga bersinar-sinar; meski ia sudah menyangkanya, ia tidak mengira kalau seragam tokonya itu akan terlihat sangat cocok jika dikenakan oleh Seiji Haruta. Dengan wajah dan badannya yang indah itu, sudah dipastikan ia berada di tingkat satu di antara karyawan lainnya.

Karena penampilan karyawan lainnya dibawah rata-rata, Seiji menjadi yang paling menonjol, dan tidak peduli dimana ia sedang berdiri, senyumannya yang malu-malu itu menjadi perhatian para wanita.

Idol dari toko ini… tidak, bukan, ikon toko ini adalah kamu.

Setelah itu, waktu berjalan dengan cepat karena kesibukan pekerjaan mereka.

Dan malam itu, Seiji menerima panggilan dari Mika.

Mika: "Seiji… apa kamu ada waktu?"

Seiji: "Tentu, ada apa"

Mika: "Ketua sudah tahu tentang apa yang terjadi kemarin, dan dia sudah bertanya tentang detailnya. Setelah mendengarkan detailnya… dia bilang kalau dia ingin bertemu dengan anda."

Seiji: "Oh? Ketua OSIS itu ingin bertemu denganku? Kenapa?"

Mika: "Dia bilang kalau dia mengenalimu…"

Seiji: "Apa?"

Mika: "Dia bilang ia mengenalimu, tetapi mungkin kamu tidak akan mengenalinya… bagaimana pun juga, ia ingin bertemu dan mengobrol denganmu."

Seiji mengusap dagunya karena penasaran. Siapakah sebenarnya ketua OSIS ini?

Seiji: "Oke kalau begitu. Kapan ia ingin bertemu?"

Mika: "Jika kamu tidak masalah, dia bilang kalau ingin bertemu denganmu besok siang di kawasan bisnis di toko jajanan yang namanya 'Divine Taste'

Toko roti 'Divine Taste'… toko itu adalah tempat Seiji bekerja! Apakah ini sebuah kebetulan yang tidak disengaja, atau apakah ini…

Seiji: "Baik, tetapi anda tahu kalau saya harus bekerja besok, jadi harus lebih dari jam 5 sore."

Mika: "Oke, akan kuberitahukan kepadanya."

Setelah mengakhiri panggilannya, gadis cantik berkuncir ini memiliki ekspresi yang rumit selagi berbaring di atas tempat tidurnya.

Untuk pertama kalinya ia menelpon seorang laki-laki untuk membicarakan tentang gadis lain... Mika Uehara merasa seperti balon yang kempes.

Selain itu, ia merasakan adanya bahaya.

Ketua OSIS mengatakan kalau ia sudah mengenal Seiji – ada apa dengan perkataannya itu.

Ia sangat berterima kasih kepada ketua, yang memiliki penampilan segar, indah, dan lembut itu. Ia tampak seperti seorang dewi yang di-idolakan oleh seisi sekolah dan juga oleh Mika. Dan karena itu ia merasa khawatir dengan ketuanya yang ingin menghubungi Seiji… bagaimanapun juga, daya tarik presiden berada di level seorang penyihir pemikat!

Singkatnya, bagaimana jika Seiji jatuh cinta kepada ketua? Hal itu akan menghambat masalah percintaannya.

Bergulir! Bergulir! Bergulir! Ia begitu ragu sehingga ia hanya bisa berguling-guling di atas tempat tidurnya.

"Ahhhh! Apa yang harus aku lakukan!?"

Seiji bisa mendengar suara-suara aneh dari bawah.

Seiji tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Mika saat itu. Sekarang ia memiliki rasa ingin tahu terhadap identitas asli sang ketua.

Jika presiden berkata kalau dia mengenalnya, berarti tentu saja dia kenal dengan Seiji yang asli. Namun Seiji yang asli… hanya akan meninggalkan kesan yang buruk.

Karena ia sudah mengenal dan mengetahui perilaku Seiji yang asli, ia menjadi penasaran setelah mengetahui tentang perbuatan baik yang dilakukannya kepada Mika, maka dari itu ia ingin bertemu dengannya dan mengkonfirmasi perubahannya. Bagaimanapun, wajar baginya untuk bereaksi seperti itu.

Seiji menggelengkan kepalanya, ia tak ingin memikirkan hal itu lagi. Namun, ia akan mencari tahu semuanya setelah pertemuannya.

Keesokan harinya.

Seiji bekerja shift biasa sampai sore hari. Setelah shiftnya berakhir, dia mengganti seragamnya, sebelum berjalan keluar dari pintu belakang untuk karyawan dan berjalan kembali ke depan.

"Haruta-kun, kenapa kamu tidak pulang?" Rekan laki-lakinya sedikit terkejut.

"Saya akan bertemu seseorang disini."

"Haha, aku tahu, ini kencan, kan? Rekan Seiji langsung menampilkan ekspresi misterius di wajahnya. "Manisan toko ini sangat enak… tapi saya rasa kamu harus membiarkannya melihatmu bekerja keras. Para wanita suka dengan hal seperti itu, dan kamu juga terlihat bagus dengan seragammu, meskipun saya tidak mau mengakuinya, haha."

"Tanaka-senpai, dia bukan pacarku." Seiji tersenyum kecut.

Tanaka-senpai, serta rekan kerja lainnya, semuanya adalah orang baik, tetapi mereka terlalu banyak bercanda.

"Oh, jadi dia akan menjadi pacarmu. Tenang, kami semua akan mendukung anda, jika anda memerlukan pelayanan khusus, mintalah!" Tanaka mengedipkan mata padanya sebelum pergi menemui pelanggan lain.

Seiji hanya bisa tersenyum. Kemudian dia berjalan menuju meja dan duduk di kursi di dekat jendela, sambil menyandarkan dagunya di tangannya.

"Hei… anak laki-laki disana itu cukup tampan."

"Dimana? Oh ya, dia sepertinya bisa menjadi bintang televisi."

"Dia pasti sedang menunggu pacarnya. Lucunya! Aku ingin memiliki pacar seperti dia…"

Beberapa pelanggan yang baru masuk itu berbincang-bincang, dan Seiji yang ber-indra tajam itu bisa mendengarkan mereka berbisik-bisik membahas dirinya.

Karena kemampuan fisiknya terus meningkat, Seiji menyadari kalau penglihatan, pendengaran, dan indera lainnya yang ia miliki semakin menajam.

Terutama penglihatannya -- sebagai seorang otaku, dulu penglihatannya sedikit lemah. Namun, dengan berlatih, penglihatannya meningkat pesat, sampai pada titik di mana ia bahkan tak membutuhkan kacamata lagi untuk melihat.

Ini tidak lagi pada tingkatan "Latihan", ini malah seperti "Kultivasi"!

Seiji dengan penuh semangat mengantisipasi apa yang ia lakukan karena statusnya terus meningkat. Selain itu, dia hanya meningkatkan kemampuan fisiknya, namun efeknya sudah seperti ini. Apa yang akan terjadi jika ia melatih statusnya yang lain?

Bibirnya secara reflek memiring ke atas saat dia membayangkan kemampuannya di masa depan.

"Lihat lihat! Dia tersenyum!"

"Dia pasti sedang memikirkan pacarnya… lucunya! Dia pasti benar-benar mencintainya; pacar yang sangat beruntung."

*Click!*

'Hei, hei, hei! Suara tadi itu adalah suara kamera bukan? Pasti itu kamera! Berkomentar memang boleh, tetapi jangan mengambil gambar tanpa izin! Hmph, seharusnya saya bisa menuntut orang itu karena melanggar hak privasi saya!' Wajah Seiji menjadi gelap.

"Dan kamu bersikeras kalau kamu tidak sedang menunggu pacarmu ketika kamu hanya duduk disini, tersenyum dengan bodoh; benar-benar tak tertahankan." Kata Tanaka yang sedang membawakannya menu.

"Beri aku segelas jus jeruk."

"Semua orang ingin tahu siapa yang kamu tunggu, jadi kenapa tidak kamu beritahukan saja kepada kami? Oh, dan sang manajer akan memberimu kue tiramisu gratis jika kau memberitahukannya."

Wajah Seiji semakin menggelap.

"Saya tidak akan melakukan hal itu, lagipula, jika kalian menunggu kalian kan akan tahu sendiri?"

"Hmph, pelit."

"Apakah itu namanya pelit? Apakah benar?' disaat yang sama Seiji memikirkan tentang hal itu, orang yang ia kenal masuk ke dalam toko.

Orang itu adalah Mika Uehara.

Dia masih berseragam sekolah, memancarkan aura yang polos dan imut. Dengan tubuh remajanya yang berkembang dengan baik, tak diragukan lagi kalau kecantikannya diatas rata-rata.

Tetapi sorotan itu diambil oleh orang yang masuk setelahnya.

Gadis itu mengenakan seragam sekolah yang sama, dengan rambut hitam panjang yang mencapai pinggang. Dia mempunyai kulit seputih salju, mata sensual, bibir merah, dan dada yang tampak akan meledak keluar dari seragam sekolahnya. Pantatnya yang menonjol dan berkombinasi dengan rok dan stocking hitamnya, segala sesuatu tentangnya menunjukan tingkat keseksian tertinggi!

Tapi gadis dengan figur nakal itu memiliki wajah seperti seorang malaikat, tanpa noda dan dengan ekspresinya yang berbudi. Lirikannya yang tajam membuat semua lelaki berhenti memikirkan hal yang jorok. Seolah-olah ia memiliki aura yang kudus disekitarnya.

Tapi hal yang paling menonjol dari gadis ini, ia sedang membawa sebuah pedang pendek yang dibungkus dengan sarung hitam dan merah, berdasarkan ingatan Seiji dari manga di kehidupannya yang dulu, pedang ini disebut kondachi

'Hei, bukannya membawa senjata di depan umum melanggar undang-undang pengontrolan senjata?' Pikir Seiji dalam hatinya.

Cantik, keren, dan berbudi, tapi… ada yang aneh dengannya.

Ini adalah impresi pertama untuk Seiji Haruta mengenai seorang ketua OSIS.

Mika Uehara melihat ke sekeliling toko, langsung menemukan Seiji. Dia tersenyum dengan ceria dan berjalan kepadanya.

Ketua OSIS juga bertukar pandangan dengan Seiji,dan matanya melebar karena terkejut.

"Seiji, apa kau menunggu lama?"

"Tidak sama sekali, saya hanya menunggu sebentar."

Ketika ia berdiri untuk menyambut kedua gadis itu dan membawanya ke tempat duduknya, ia tiba-tiba menyadari kalau mejanya itu sudah menjadi pusat perhatian.

Tidak hanya pelanggan saja yang melihat, bahkan Tanaka dan karyawan lainnya berdiri terkejut sampai tidak bergerak.

Butuh waktu yang cukup lama untuk menjalankan toko ini lagi.

"Gadis ini luar biasa cantik, Tapi… kenapa dia membawa pedang?"

Meski pedang itu terlihat cocok, hal itu masih aneh.

"Yang lainnya juga imut… ngomong-ngomong, pacarnya yang mana?"

Seiji, ini adalah ketua OSIS di sekolahku, dia…'" Mika Uehara memulai perkenalan.

"Nama saya adalah Natsuya Yoruhara." Gadis berambut hitam itu menyela Mika dan langsung melihat Seiji, ada sebuah cahaya yang berkedip di matanya.

"Aku hampir menjadi tunanganmu, Seiji Haruta."

"Huh?