Chereads / Sinarnya yang berkilauan dan menyesakkan / Chapter 12 - Menggodanya Seperti Itu Saja

Chapter 12 - Menggodanya Seperti Itu Saja

Ma Lesheng sama-sama membatu—ini adalah kejutan luar biasa baginya.

Lu Yanchen merupakan anak dari keluarga militer yang kaya dan berkuasa. Tak ada satupun orang yang berani meremehkannya sama sekali. Mereka yang sedikit lebih berpengetahuan tentang lingkaran pergaulan akan tahu bahwa Tuan Muda ke-empat dari Keluarga Lu ini terkenal sebagai Tuan Muda yang menyendiri dan bijaksana dalam waktu yang sama. Bermain wanita? Ia bahkan tidak mau repot-repot melirik mereka barang sedetik saja!

Namun, jika Lu Yanchen memang berkata seperti itu, maka mereka memang PASTI telah tidur bersama sebelumnya, bukan? Ma Lesheng merasa sesak napas sekarang.

Ya ampun!

Karena Ma Lesheng tidak begitu mengetahui hubungan antara keduanya saat ini, ia merasa mulutnya sedang dijejali makanan anjing hingga penuh sampai-sampai tidak ada lagi ruang tersisa untuk bernafas!

Meskipun Shi Guang memaksakan diri agar wajahnya tetap tenang dan berharap ia dapat bertindak seolah-olah ia tidak pernah mendengar kata-kata Lu Yanchen tadi, ia tidak bisa mengabaikan pandangan terpergok yang Ma Lesheng tujukan kepada mereka berdua saat ini. Ekspresi wajah Manajer Ma terlihat seakan ia baru saja menemukan sebuah dunia yang baru. Pandangannya sangat sugestif!

Keduanya kaget dan malu pada saat yang sama, Shi Guang menatap tajam Lu Yanchen dan membentak keras, "K-kau...! Kau benar-benar...!" Shi Guang terbata-bata selama setengah menit. Ia ingin mengatakan sesuatu untuk membantah pernyataan Lu Yanchen, tetapi ia mendapati dirinya kehilangan kata-kata.

"Karena itu masalahnya, saya akan pergi mencari Nyonya Lu untuk membatalkan kontrak ini!" Shi Guang membuang pandangannya dan mengakhiri percakapan seraya pergi dengan berbagai rasa malu dan perasaan dingin.

Shi Guang awalnya berpikir bahwa upacara pemberian hadiah kemarin hanyalah sebuah kebetulan, yang mana kemudian mereka melanjutkan di jalan masing-masing dan tidak akan berurusan satu sama lain lagi. Bahkan jika secara kebetulan mereka saling berpapasan, meski ia mungkin tidak akan mampu menyapanya duluan dan berbincang dengannya seolah tak ada apapun di antara mereka, ucapan dan tindakannya tidak akan berpengaruh padanya.

Akan tetapi, mengapa hanya karena satu patah kalimat sembrono yang diucapkan Lu Yanchen, yang entah itu sebuah ejekan atau godaan, mampu menyebabkan hati kecilnya berdegup kencang tanpa akhir?

Lelaki yang tampak sangat tinggi dan menyendiri awalnya, bukankah ia sebenarnya acuh tak acuh dan santai karena saat ia melihat Shi Guang, ia seperti hanya melihat orang asing? Mengapa ia tiba-tiba mengatakan kata-kata yang...menarik perhatian itu?

Mungkinkah Lu Yanchen masih memiliki satu jejak cinta untuk Shi Guang di dalam hatinya?

Namun, Shi Guang segera mengingkari pikirannya.

Tidak mungkin! Sangat tidak mungkin!

Apapun yang terjadi, Shi Guang tidak bisa melatihnya berenang. Tidak boleh!

Shi Guang harus membatalkan kontraknya! Ia harus mencari cara untuk melakukannya!

Karena kontrak itu ditandatangani oleh Nyonya Lu, Shen Lingshuang, bila Shi Guang ingin membatalkan kontraknya, ia perlu menemui Nyonya Lu. Akan tetapi, Keluarga Lu tinggal di sebuah kamp militer yang megah! Kamp militer itu bukan tempat yang bisa dimasuki oleh sembarang orang. Shi Guang tidak memiliki janji bertemu, dan ia juga tidak memiliki nomor kontak Nyonya Lu. Maka dari itu, ia hanya bisa mencari bantuan dari para penjaga gerbang pintu masuk kamp militer.

Para penjaga itu menelepon dan mengatakan bahwa Nyonya Lu sedang tidak di rumah.

Berjuang melawan terik dan panasnya matahari, Shi Guang berdiri di pojokan tembok sambil menunggu Nyonya Lu pulang. Namun pada akhirnya, sampai petang pun Shi Guang tidak menemukan tanda-tanda bayangan Nyonya Lu pulang.

Ketika penjaga yang mengawasi gerbang pintu masuk melihat Shi Guang telah berdiri lama sekali, ia menyarankan Shi Guang untuk pulang dan kembali setelah membuat janji bertemu dengan Nyonya Lu. Namun, Shi Guang sadar itu tidak memungkinkan. Tidak akan ada yang mau memberikan nomor kontak Nyonya Lu; jadi ia hanya bisa bergatung pada menungguinya.

Shi Guang telah mempersiapkan dirinya secara mental bahwa menghadapi orang-orang yang sulit ditemui; oleh karena itu, ia tidak boleh menyerah.

Tidak dapat menemui Nyonya Lu di hari pertamanya, Shi Guang datang lagi untuk hari kedua. Setelah berdiri di gerbang pintu masuk kamp militer selama tiga hari penuh, ia mendapat hasil yang sama.

Tiba-tiba, langit berubah mendung seiring tetesan gerimis mulai turun. Setelah membuka payung, Shi Guang berdiri di sisi jalan dan berniat untuk pulang saja. Shi Guang berjalan di sisi jalan mengikuti jalur trotoar yang ada. Saat ia baru saja akan melambaikan tangan untuk memanggil taksi, sebuah mobil SUV hitam mempercepat lajunya dan mencipratkan air dari tanah ke arahnya, membasahi setengah badannya.

Kaget dan cemberut, Shi Guang melihat mobil SUV tadi dengan perasan kesal. Tepat saat ia akan mengejarnya sambil mempertanyakan kemampuan menyetirnya dengan suara yang lantang, mobil SUV itu mendadak berhenti dan mundur ke arahnya. Setelah berhenti di sampingnya, kaca mobil itu diturunkan dan memperlihatkan sebuah wajah seorang laki-laki.