'Lu Yanchen hanya tampak dingin dari luar? Ia sebenarnya orang yang baik?'
Shi Guang hampir saja tertawa terbahak-bahak. Saat ini, ia lebih suka ketika tidak bisa masuk ke kamp militer dan memikirkan jalan lain daripada harus naik ke mobil tersebut. Shi Guang perlahan menarik kembali kakinya yang sudah terlanjur naik ke mobil tanpa bersuara sebelum melihat Chu Mubei, "Aku baru saja teringat bahwa aku sudah memanggil taksi! Sepertinya akan tiba segera."
Secara kebetulan, ada sebuah taxi yang sedang menuju ke arahnya.
Shi Guang menutup pintu mobil SUV itu dan buru-buru menghadang taksi itu sebelum berlalu melewatinya. Segalanya terjadi secepat kilat hingga rahang Chu Mubei dibiarkan terbuka lebar.
Chu Mubei berpikir betapa jarangnya Lu Yanchen tertarik pada seseorang. Sebagai temannya, tak ada alasan untuk tidak membantunya dengan hal itu. Tapi entah bagaimana, Lu Yanchen malah tampak seperti telah menakuti Shi Guang. Dengan satu tangan memegang kendali setir, Chu Mubei mengusap hidungnya menggunakan tangannya yang lain dan melihat Lu Yanchen melalui kaca gantung di depan mobil sambil berkata, "Gadis itu cantik! Ia juga terlihat baik saat tersenyum. Manis!"
Lu Yanchen memandang keluar jendela sambil membalasnya secara sarkatis, "Ia sama sekali tidak tersenyum tadi."
Chu Mubei berdeham ringan sebanyak dua kali, "Tapi ini bukan pertama kali aku melihatnya. Yang kumaksud adalah betapa manis senyumnya saat di upacara pemberian hadiah beberapa waktu yang lalu. Senyumnya lembut dibarengi dengan kecantikan yang tak bisa dibayangkan. Aku rasa, kau benar-benar harus berhenti memikirkan mantanmu itu. Kalian kan sudah dua tahun berpisah sekarang. Ada banyak sekali gadis-gadis di luar sana yang setidaknya kecantikannya 10.000 kali lebih baik dari mantanmu itu!"
Lu Yanchen memalingkan kepalanya dan menatap Chu Mubei. Tapi, tatapan ini sangat dingin dan setajam silet. Chu Mubei sadar kekuatannya tatapannya yang tak terlihat itu bisa saja menyebabkan udara menjadi pengap. Sambil mengernyitkan kedua alisnya, Chu Mubei mengomel halus, "Aku tahu, aku tahu. Tak ada yang boleh mengatakan apapun apalagi hal buruk tentangnya. Bahkan setelah putus, di dalam hatimu, dia masih menjadi gadis terbaik di seluruh dunia ini, kan?!"
Lu Yanchen adalah seorang laki-laki yang menyendiri dan penuh rasa bangga diri. Tumbuh bersamanya, Chu Mubei selalu berpikir Lu Yanchen jika benar telah jatuh cinta kepada seorang gadis, terlepas gadis itu terima atau tidak, ia akan memaksa gadis itu untuk tetap berada di sisinya, bahkan jika ia harus mematahkan kedua kaki gadis tersebut. Meski tak ada ruang tersisa untuk dirinya di dalam hati gadis itu, ia akan meremukkan hati gadis itu sepenuhnya sebelum menyatukannya kembali dan menyisipkan dirinya ke sela-sela patahan hati gadis itu.
Tapi berdasarkan pengetahuannya, Lu Yanchen sebenarnya tahu keberadaan gadis itu. Namun, ia tidak mencarinya dan malah hanya mencari tahu keadaannya melalui orang-orang yang dekat dengan gadis itu.
"Aku benar-benar ingin tahu bagaimana rupa mantanmu itu, yang bisa membuatmu tidak memilih gadis lain melainkan hanya dia, seolah kau diguna-guna olehnya." Gumaman Chu Mubei yang ini terdengar sangatlah halus, namun, tidak lepas dari pendengaran Lu Yanchen yang tajam, walaupun, Lu Yanchen memilih mengabaikannya. Setelah mobilnya berhenti di depan gerbang pintu masuk tempat tinggal Lu, ia membuka pintunya dan keluar.
Menurunkan jendela mobilnya, Chu Mubei melihat punggung Lu Yanchen dan berteriak, "Gadis yang tadi! Apa kau benar-benar tidak menyukainya dan tidak ada niat mengejarnya? Jika kau tidak suka dan tidak ingin mengejarnya juga, kalau begitu aku akan mencoba mengejarnya. Ia tipe gadis yang aku suka."
Lu Yanchen seketika membeku dan berhenti berjalan.
Ia membalikkan badan dan melihat Chu Mubei, "Jangan berulah dengan orang-orang yang tidak seharusnya kau sentuh!"
Meskipun ia masih terlihat dingin seperti biasanya dengan ekspresi wajah yang juga acuh tak acuh, Chu Mubei bisa melihat Lu Yanchen tampak marah. Apakah itu karena ia bilang akan mengejar gadis yang bernama Shi Guang tadi?
Ia tercengang sekali lagi!
Ketika Lu Yanchen sepenuhnya menghilang dari pandangannya, sebuah seringai berselimut senyuman yang tak terlihat muncul di wajahnya. Lelaki ini masih tidak ingin mengakuinya! Lu Yanchen jelas-jelas mulai menyukai Shi Guang!
Sepertinya bunga persik kedua milik seseorang telah benar-benar mekar!!
'Mantan hah? Gadis itu bisa sepenuhnya ucapkan selamat tinggal kali ini.'
Hal pertama yang Lu Yanchen lakukan saat ia tiba di dalam rumah adalah menelepon Manajer Ma, "Manajer Ma! Jika aku tak bisa melihat pelatih ku besok, kau dipecat!"
Begitu tak terbantahkan dan tak bisa dipertanyakan!
Tanpa memberi kesempatan Manajer Ma berbicara, ia memutuskan teleponnya begitu saja setelah selesai bicara.
--