Ketika dia melihat kejadian itu, kedua alisnya yang lurus mengernyit, lalu dia pun berpikir keras. Sesaat kemudian, dia masih tidak melihat -tanda-tanda si pengemis kecil akan terbangun, sebelum akhirnya dia mengumpulkan tenaga dan melompat dari pohon kemudian berjalan ke sana.
"Sudah mati?"
Dia mengulurkan kakinya, lalu mendorong sosok pengemis yang tidak bergerak itu. Di saat dia melihat tidak ada reaksi sama sekali, dia berjongkok dan ingin memeriksa apakah si pengemis kecil itu masih bernafas. Siapa yang menyangka saat dia baru menundukkan badannya, tubuh kecil yang sedari tadi tidak bergerak tiba-tiba melompat ke arahnya! Saat dia sedang tidak siap, dia pun tertangkap basah dan terdorong jatuh ke tanah.
"Paman! Hahaha... Huh?!"
Feng Jiu tertawa sangat keras sebelum tiba-tiba berhenti, dan ekspresi wajahnya menjadi tegang. Dia melihat paman yang sedang terkejut terbaring di atas tanah, lalu dia mengalihkan pandangan ke tangan kotor yang menggenggam dadanya. Seluruh tubuhnya membeku dan dia merasa tercengang.
[Ada apa ini...? Apakah dia baru saja dilecehkan?]
Daging lembut yang ada di tangannya membuat pikiran Ling Mo Han menjadi kosong. Rasa kaget terlihat di kedua matanya, dan seumur hidup baru pertama kali ini dia berbicara sambil terbata-bata: "Kamu... Kamu adalah perempuan?" Dan dia pun segera menarik tangannya.
Namun sesaat setelah dia menarik tangannya, Feng Jiu masih belum juga sadar dari pikiran kosongnya, hal itu membuat tubuhnya tiba-tiba terjatuh. Feng Jiu terjatuh ke depan dengan cara yang buruk, bibirnya mendarat tepat pada bibir yang tertutup jenggot yang lebat.
"MMPH!"
Mereka berdua mengerang dengan bibir yang terkunci ketika rasa sakit menjalar dari kedua bibir mereka.
Saat itu, Ling Mo Han langsung merasa tegang, matanya pun terbuka lebar seakan tidak percaya. Dan seperti selayaknya orang yang sangat terkejut, kedua bola matanya terbalik dan dia jatuh pingsan.
Ketika dia melihat sang paman telah pingsan, ekspresi Feng Jiu menjadi muram. Dia berdiri kemudian memijat wajahnya yang terasa sakit akibat terkena jenggot tebal itu, dan dia pun berkali-kali meludah: "Cuih! Cuih! Cuih!" Lalu dia mengusap mulutnya dengan rasa jijik. "Aku bahkan belum sempat mengeluh soal pria tua sepertimu yang memanfaatkan gadis muda yang suci ini, berani-beraninya kamu pingsan tepat di hadapanku!?"
Dia mengusap wajahnya yang kotor, dan menatap ke arah paman yang sedang pingsan itu. Lalu dia terdiam.
Ketika dia menumbuk tanaman obat yang dibutuhkan untuk penangkal racun, dia telah mencampur semua tanaman tersebut dan menelannya. Namun efeknya terlalu kuat sehingga dia memuntahkan darah. Dia pun segera memanfaatkan hal itu untuk memancing orang yang bersembunyi sedari tadi daningin mengetahui siapa dia sebenarnya! Dia tidak menyangka kalau dia akan mendengar suara si paman, dan dia pun menjadi ingin menjahilinya. Tapi siapa yang menyangka kalau dia akan dimanfaatkan, bahkan dia terpaksa melihat pria itu terkejut sampai pingsan setelah mengambil kesempatan menggerayangi tubuhnya!?
Feng Jiu duduk di sampingnya dengan posisi kaki menyilang, dia mengambil kesempatan itu untuk mengamati pria itu sebelum dia terbangun. Dia baru tersadar kalau ternyata paman itu lumayan tampan juga.
Walaupun separuh wajahnya tertutupi oleh janggut yang lebat, namun alisnya yang selurus anak panah, hidungnya yang mancung dengan dagu tajam, dan bibir seksi yang tersembunyi dibalik janggutnya, entah mengapa semua itu memberikan kesan maskulin.
Kedua matanya dipenuhi rasa kagum, perlahan pandangannya melintas ke bawah, menuju ke arah badan yang kuat dan kekar serta kaki yang jenjang dan berotot, lalu dia mengangguk sambil berpikir: [Hmm, fisik seperti ini akan menjadi tipe yang ketika memakai baju, mereka akan terlihat keren dan ketika mereka melepas bajunya, mereka akan terlihat maskulin. Walau belum memeriksanya, jelas dia memiliki otot perut yang lengkap]
Tangannya tanpa sadar memegang otot perut itu, dan di saat itu juga, sebuah suara yang berat dan keras terdengar di telinganya.
"Apa yang kau lakukan!?"
Alis Ling Mo Han menjadi miring saat dia menatap ke arah gadis itu, kemudian dengan cepat dia membalik tubuhnya dan berdiri, lalu dia menjauh. Sejak awal dia terbangun, dia tiba-tiba melihat sepasang mata yang berbinar yang mengamati badannya. Walaupun dia hanya melihat rasa kagum di dalam kedua mata itu, tapi apakah pantas untuk seorang gadis melihat pria dengan tatapan mata yang seperti itu?!
Jemarinya baru saja akan menyentuhnya ketika dia mendengar suara pria itu dan dia mencoba mengalihkan tangannya untuk menggaruk kepala yang tidak gatal, lalu dia berbicara sambil tersenyum malu: "Paman, aku tidak akan melakukan apapun!" [Cih! Kenapa kamu cepat sekali terbangun!? Aku masih ingin merasakan otot perut itu!]