Seorang pemuda yg mengenakan pakaian serba hitam. Melewati gelapnya setiap gank (jalanan kecil) yg ia lewati. Dia terus berjalan tanpa peduli dengan dinginnya malam.
Saat dia sampai ke tempat tujuannya, yaitu hutan. Dia melihat sekeliling, memastikan apakah ada orang yg melihat. Setelah dirasa aman dia membuka masker dan kacamata hitam yg menutupi wajahnya.
"Hei kau! sedang apa kau sendirian di hutan? hah??" Teriak seorang gadis yg bisa dipastikan sedang berada di belakangnya. Gadis itu memakai masker dan topi berwarna biru tua, dia membiarkan rambutnya tergerai bebas.
Dgn segera ia memakainya maskernya kembali, tapi terlambat. Gadis itu bergerak seperti angin, dia mengambil masker pria tersebut. Pria tersebut bingung, apakah dia anggota Viils. Jika benar, ia akan membunuhnya. Tapi apakah mungkin?
" Itu miliku!! Kembalikan benda itu!!" ucapnya sambil berusaha menutupi wajahnya dengan tangannya. Jika dia membuka wajahnya akan terlihat sebuah tanda kebiruan berbentuk naga didekat telinganya.
"Tidak sebelum kau memperlihatkan wajahmu, sepertinya aku pernah melihatmu dri cara mata mu melihat," Ucap gadis itu enteng sambil memasukan masker pria tersebut kedalam saku Jaketnya.
"Jika aku memperlihatkan wajahku, kau akan terpesona nantinya dan aku tidak mau menanngung resikonya. lagipula aku tidk pernah mengenalmu. Cepatlah kembalikan aku tidak punya banyak waktu!!" Ucap Pria tersebut mencari alasan.
"Apakah kau terlahir dengan watak sombong? atau memang semua pria itu memiliki watak yang jelek begitu? Bahkan kau saja belum melihat wajah mulusku, haha. kalau begitu kita harus impas" Ujarnya sambil membuka topinya
"Impas? apa maksudmu? kurasa kau sudah gila" Ejeknya dengan nada jijik.
" Dengarkan dulu bod*h. Aku akan membuka masker ku dan kau harus membuka tanganmu dalam hitungan ketiga.Tapi jika kau terpesona denganku aku juga tidak mau bertanggung jawab. ok? kita hitung bersama"
Lyan menghembuskan nafasnya, "Dan aku ingin tanya, apakah semua wanita memiliki watak yang sangat cerewet? aku tidak pernah sekalipun terpesona dengan wanita manapun, kecuali saat pertama dan terakhir kalinya aku melihat dia"
'saat 5 abad lalu' Lyan membatin.
Gladiss berpikir sejenak "Bagaimana jika aku bisa? kau harus membayarnya. Dalam hitungan ketiga, ok?"
"Ok, tapi yang kutakutkan adalah sebaliknya," Lyan cuek saja.
"1... 2... 3..."
"KAU"