Chereads / Elipz and Viils / Chapter 7 - 7. Siapa dia?

Chapter 7 - 7. Siapa dia?

Dunia Miyth...

(Kerajaan Elipz)

Sinar matahari masuk melalui celah celah jendela, Dan itu berhasil membangunkan seorang pemuda yang masih bergelut dalam selimutnya.

Dia terduduk diatas kasurnya sambil mengucek matanya. Dia tidur dengan keadaan tanpa memakai baju atasan atau dia hanya menggunakan celana panjangnya.

Tok..tok...tok...

Ceklekk....

"Kakak bangunlah! kami punya kej--AAAA" Teriak Miska saat melihat kakaknya yang duduk diatas kasur tanpa menggunakan pakaiannya. "KENAPA KAU TIDAK MEMAKAI PAKAIANMU? CEPAT MANDI DAN KEBAWAH, KAU DITUNGGU AYAH DIBAWAH!"

Lyan hanya tertawa melihat tingkah adiknya tanpa memmperdulikan teriakan adiknya. Miska hanya cemberut mendengar kakaknya tertawa, masih setia dengan menutupi matanya diapun menutup pintu kamar kakaknya dengan keras.

BRAKKKKK.....

Lyan pun tersentak dan menghentikan tawanya. "Dunia memang penuh kejutan."

Akhirnya Lyan pun turun dari kasurnya dan berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

_________________________________

"Yang mulia, aku telah membawa yang kau perintahkan." Lapor sang penyihir. Dia adalah penyihir kepercayaan Raja Gistus, Diios.

"Bawa dia masuk!" Jawabnya santai.

Diios menjentikan tangannya, tanda bahwa dia boleh masuk kedalam ruang pertemuan di Kerajaan Samael.

Semua orang terdiam memperhatikan seorang gadis yang sedang berjalan dengan anggun dan lembut memasuki ruangan itu. Dia hanya bisa tersenyum kaku.

Dia membungkukan sedikit tubuhnya saat berhadapan dengan Raja Gistus, tanda hormat pada sang raja. Raja Gistus hanya mengangguk pertanda dia boleh berdiri dari bungkuknya. Saat gadis itu berdiri, Raja Gistus memperhatikan wajah gadis tersebut dan tersenyum aneh.

"Namaku Yiran, Ada apa kau memanggilku kemari Yang Mulia?" Yiran bertanya pada sang raja agar menghilangkan rasa takut yang melandanya sejak tadi. Bagaimana tidak takut? dia harus berhadapan langsung dengan seorang raja yang terkenal dengan kekejamannya.

"Aku akan mengirimu ke Kerajaan Elipz, untuk menjadi permaisuri Pangeran Lyan!" Tegasnya langsung tanpa mau basa basi lagi.

Tubuh Yiran menegang mendengar hal itu. Pangeran Lyan memang terkenal dengan ketampanannya, tapi apakah dia harus menikahi laki laki yang tidak dicintainya?

"A....Ak..K..Kku Ti...ddak bisa Yang Mulia!" Tolak Yiran langsung. Dia merutuki kebodohannya karena berani melawan sang raja.

"Aku tidak menerima penolakan!" Raja Gistus hanya bisa tersenyum misterius. "Jika kau menolaknya, maka wajahmu yang cantik akan berubah 99% dari wajah aslimu!" Raja itu kembali tersenyum saat melihat wajah kaku gadis itu.

"Ba...ik!"

'Apa aku memang terlahir tanpa cinta? atau hidupku tidak akan pernah mendapatkan cinta' Batinnya pun menangis.

_________________________________

Lyan menuruni tangga dengan langkah yang santai sambil merapihkan baju pada bagian lengannya.

Diapun berjalan kearah ruang makan. Saat sesampainya disana dia melihat ada seorang wanita yang sedang berbincang dengan ibunya. Tapi ia melihat wajah gadis itu terlihat tidak senang. tapi apa maksudnya?

"Pagi Ayah, Ibu, Miska," Dia mengambil bangku disamping Miska.

"Pagi juga nak," Jawab ayahnya dan ibunya, hanya Miska yang tidak membalas sapaannya. Apa dia masih marah?

"Kau masih marah padaku? oh, ayolah adikku aku hanya bercanda." Lyan mencoba membujuk adiknya itu.

"Berisik!" Miska menjawab dengan ketus sambil memakan makanannya. Raja Zac, Ratu Terra, dan wanita itu menatap bingung keduanya.

"Nanti saja bertengkarnya, sedang ada tamu tidak enak dilihatnya. Ayo Makan Yiran!" Sang ibu pun akhirnya memakan makanannya tanpa melihat wajah anak sulungnya yang terlihat bingung.

"Ibu? Ayah? Siapa gadis ini?" Tanya Lyan sambil menatap gadis itu. Gadis itu hanya menunduk takut untuk melihat Pangeran Lyan.

"Ah, ibu lupa tentangmu sayang, maafkan aku yah. Lyan dia adalah Yiran, calon istrimu!" Terra menjelaskan pada Lyan. Lyan memasang wajah kaget lalu kembali tenang dan memakan makanannya. Yiran hanya bisa menunduk dan berdoa.

'Semoga dia menolakku!' Itulah yang ia doakan.

"Aku tidak bisa," tolaknya sambil menghabiskan makanan terakhirnya. Apa reaksi mereka setelah mendengar kata singkat tersebut?

Ibunya, ayahnya, dan adiknya tersedak makanannya. Sedangkan Yiran besorak dalam hati. Lyan hanya bersikap tenang dan pergi dari situ.

"Hari ini aku sibuk, mungkin tidak disini selama beberapa hari." Lyan pun hilang dari pandangan.