"Ayo kita lihat siapa yang bodoh disini"
"Jangan! biarkan dia pergi!" Perintah Katias pada Maryn yang menatapnya bingung sekaligus marah.
"Apa maksudmu? dia berani menendang mu dan kau melepaskannya? " Tanyanya marah pada Katias.
"Itu masalah pribadiku, kalian tak perlu tahu alasanku melepaskannya. Ayo pergi!" Katias pun menyalakan motornya yang diikuti teman temannya menjauhi tempat itu.
"Aku akan meminta bayaran untuk ini," Maryn pun naik ke motornya dan pergi menyusul teman temannya.
Gladiss tidak menghiraukan perkataan gadis tadi, tapi dia memikirkan perkataan yang diucapkan oleh Katias. "Urusan pribadi? Apa kita pernah bertemu? dan apakah dia juga dari dunia Miyht?"
Diapun kembali berjalan sambil memikirkan hal itu, semakin dia berpikir dia semakin bingung. Apakah ini ada hubungannya dengan hancurnya kedamaian di kerjaan di Dunia Miyth.
Ow.... Dia akan bertanya pada ayahnya nanti.
Gladiss keluar dari gank itu dan menyetop taksi yang lewat didepannya. Dia masuk ke dalam taksi tersebut.
"Antarkan saya kejalan Fangshi nomor 38!"
"Baik" Ujar supir taksi itu.
Taksi itu pergi membelah jalanan kota yang masih padat walupun sudah sangat larut malam. Gladiss mengambil ponselnya dari dalam saku jaketnya. Saat dia membuka ponselnya ternyata banyak pesan yang, terutama dari temannya. Dia melihat pesan dari temannya
Aeryn : " Gladiss, apa kau sudah tahu berita tentang perusahaan kita?" 20.21
Aeryn : "Gladiss... Tolong jawab aku!" 20.25
Aeryn : "Kau dimana? kenapa tidak menjawab pesanku?" 20.29
Aeryn : "Aku di depan rumahmu, tapi kau tidak disini. Jika kau mencariku, aku masuk kedalam rumahmu" 21.01
Gladiss melihat jam yang ada di ponselnya, ternyata sudah jam 23.08. Ow dia sudah keluar lama sekali. dan sekarang temannya menunggunya dirumahnya sudah hampir 3 jam. Padahal dia hanya ingin membeli cemilan. Tetapi cemilannya tidak jadi terbeli olehnya.
Gladiss : "Aku sedang dalam perjalanan pulang, tunggu saja!"
Gladiss memasukan kembali ponselnya ke dalam saku jaketnya.
"Em... Ngomong ngomong neng, tadi kenapa neng keluar dari gank kecil itu? kan gank itu biasa buat tongkrongan geng motor gitu. Neng ga takut neng?" Tanya bapak sopir itu.
"Ya, tadi saya sempat dihadang tapi tidak terjadi apa apa pada saya. Saya juga bingung kenapa saya bisa nyasar kesitu. Hehe..." Gladiss hanya tertawa saja.
"Oh, gitu ya neng," Gladiss haanya tersenyum menanggapinya.
Tak lama dari itu taksi itupun berhenti di depan rumah yang tidak terlihat terlalu besar ataupun kecil. Gladiss turun dari taksi sambil memberikan beberapa lembar uang dan mengucapkan terima kasih.
Gadis ini membuka gerbangnya dan melhat mobil temannya ada di garasinya. Diapun masuk dan mencari Aeryn, yang ternyata dia sedang tidur di kamar tamu.
Gladiss mendekatinya dan mengguncang guncang tubuh temannya tersebut. "Ryn, bangun!"
Aeryn pun terkejut dan segera terduduk di kasur sambil mengusap ngusapa matanya. "Eh Maaf aku tertidur di rumahmu. Habis, kau lama sekali."
"Tak perlu minta maaf, aku yang harusnya meminta maaf karena membuatmu menunggu. Ngomong ngomong apa yang ingin kau bicarakan denganku?"
Aeryn menghela nafasnya pelan dan hati hati sebelum bicara. "Perusahaan kita bekerja sudah bangkrut." Aeryn pun menatap kearah Gladiss dengan tatapan yang tidak bisa dibaca.
"A...a... Apa kau s..ser..ius?" Tanya Gladiss dengan nada dan tatapan tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
Aeryn pun menatap kearah Gladiss dengan tatapan cemas dan menenangkannya. "Tenang saja Diss, kita pasti akan dapat pekerjaan lagi. Tapi bos kita ingin semua karyawan berkumpul di cafe dekat perusahaan, Maukan?"
Gladiss masih setia dengan ketidakpercayaan sambil terus menatap kearah Aeryn.
"Hei aku sedang bicara denganmu!!" Aeryn mengibas ngibaskan tangannya di depan wajah Temannya yang membuat Gladiss tersadar dari lamunannya.
"Baiklah," Gladiss hanya bisa mengiyakan perkataan Aeryn.