Chereads / Menjaga Jodoh Orang Lain / Chapter 51 - AUSTRALIAN BORDER FORCE

Chapter 51 - AUSTRALIAN BORDER FORCE

My Exam day 2

"Methods of Inquiry"

Activity ID : 2019136987

Day : Friday 13:30 - 15:30

Class : ML 17.220 (Lecture Room)

Ujian kali ini tidak sulit karena kita cuma diminta untuk membuat Jurnal yang berisi wacana seputar penelitian akademis. Mengevaluasi dan menulis tentang metodologi penelitian dengan standar publikasi akademik.

Sama halnya kaya bikin Metodologi Penelitian di skripsi. Udah pernah bikin di skripsi, jadi kaya berasa ini lagi revisi skripsi. Beda data aja. hehe..

Akupun melangkah semangat keluar kelas, ketika ujian telah usai. Hari ini di hari ke 3 ku di Perth akhirnya, aku bisa Skype dengan Kak Neam dan si kembar.. Yeaay..

Cil, si Gerald serius tuh kayanya mau ke Indo. Dia kayanya sih ngajak temen juga. Asik dah kita pulang rame-rame.

Oh iya Kak? wah senengnya banyak bule yang pengen tau tentang Indo ya.. Jadi bangga.. hehe..

Kamipun berpisah di depan pintu Apartemen. Aku tidak ikut ketika Kak Orland mengajakku bertemu Gerald dan teman-temannya.

Malam harinya..

Sayang.. aku kangen.. suara itu memercikkan rindu di dadaku. Suara suamiku..

Iya kangen banget.. aku pingin cepet pulang sayang.. Ujian terakhir masih hari Senin besok. Berasa lama banget..

Iya sayang.. Gak enak pisah sama kamu.. Ujiannya gimana sayang?

Alhamdulilah masih aman sayang.. Si Kembar mana sayang? aku kangen..

Hay Bunda.. cepet pulang ya "suara mamaku mewakili si kembar".

Mamaaaa... maap ya jadi repot jagain si kembar..

Billa pasti langsung pulang kok begitu selesai ujian.

Hay gantengnya bunda, tak terasa air mata sudah menggenang di mataku. Perasaan seorang Ibu yang terpisah dari anak2nya itu tak bisa diungkapkan..

Sabar ya kesayangan Bunda.. Beberapa hari lagi Bunda pulang sayang.. Kalimatku pun sudah terpenggal-penggal. Suaraku sudah sesenggukan. Tak kuasa ku melihat bayi-bayi mungilku..

Iya Dek, Mama sama Ibu kan Jagoan Neon. Strong. Demi si kembar mah, capek gak kerasa sama sekali.. Seneng terus.

Jangan lupa pumping ya dek.. ASIP nya jangan sampai kebuang.. Sayang soalnya..

Iya mam..

Bunda jangan nangis yah. Kalo Bunda sedih nanti Ayah sama si kembar juga sedih. Kak Neam yang berada diaamping mamaku, menirukan suara anak-anak dan menghiburku.

Mama dan Kak Neam pun tertawa. Akupun akhirnya ikut tertawa.

Ibu dimana sayang?kok ga kelihatan?

Ibu lagi mandi sayang..

Oh iya sayang nanti salam ya ke Ibu. Minta tolong bilangin terimakasih udah jagain si kembar.

Iya sayangku.. Pasti..

Udah sayang gak usah kepikiran yang disini. Semua aman terkendali disini. Sayang fokus belajar aja disana. Terus cepet pulang ya..

Iya sayang..

Akupun berbincang dengan Kak Neam suamiku cukup lama menceritakan tentang keseharian kita. Bahkan aku menceritakan tentang Gerald yang akan berkunjung ke Indonesia. Begitupun Kak Neam menceritakan hasil seminarnya.

Obrolan kami akhiri, lagi-lagi dengan aku tertidur pulas. Tanpa mengetahui kapan sambungan skype kami terputus.

Pagi selanjutnya.

"Sayang aku benar-benar merindukanmu, bahkan melihatmu tertidur seperti itu hanya dari layar laptopku saja aku sudah benar-benar bahagia. Berharap kamu tertidur disini, didalam pelukku."

Pesan singkat Kak Neam di hapeku menjadi penyemangat pagiku. Suasana hatiku menjadi bagus, aku mandi mencari makanan sehat di sekitar apartemenku lalu aku pumping ASIP ku. Mood yang bagus benar-benar berpengaruh terhadap hasil ASIPku pagi ini.

Aku memikirkan keluarga kecilku, Aku merasa jadi wanita, istri sekaligus ibu yang beruntung. Walaupun masa mudaku aku lalui dengan proses yang panjang menuju sebuah Pernikahan, tetapi, aku mendapatkan Suami Idaman menurutku sendiri. Cinta remajaku, pacar pertamaku dan satu-satunya, Orang yang merenggut keperawananku, Ayah dari anak-anakku yang tampan, Pria dengan profesi Dokter dan yang lebih penting DIA MENCINTAIKU sama seperti aku mencintainya.

Telpon dari Kak Orland membuyarkan lamunanku.

"Cil, weekend nih.. Mau ikut nongrong sama kita gak di Secondeli Cafe?"

Sory Kak, aku lagi pumping, lagi pengen istirahat aja biar pumpingnya dapet banyak. hehe.

Aku sebenernya males banget keluar. Lagi pengen dikamar aja. Belajar buat ujian.

Yaudah kalo gitu tar aku bawain makanan aja deh.

Malamnya Kak Orland hanya mengirimiku makanan dan langsung kembali keluar bersama temen-temennya.

Hari minggu ku pun aku habiskan di sekitaran kampus. Dan mulai packing. Selasa aku pulang ke Indonesia..

Kiens Family, momy is coming..

....

My Exam Day 3 (last day examinition)

"Media and Transnational Asia ( Semester 1)"

Activity ID : 2019138928

Day : Mon 14:30 - 17:30

Class : ML 17.201

Ujian mata kuliah ini sih paling sulit dari ketiga mata kuliah semester 1 ku yang lainnya.

Bertujuan mengidentifikasi perkembangan signifikan di media Asia, serta menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang isu-isu utama dan dampaknya terhadap perkembangan nasional dan internasional. Karena menurutku cakupan budaya Asia itu sangat luas dan beragam. Maka dari itu, penilaian terhadap keragaman budaya tidak bisa dipandang dari satu sudut.

Seminar tunggal yang kuberikan dan tanggapan dari Dosen ku juga teman-teman sekelas tadi menguras isi kepalaku. Dengan banyaknya pertanyaan yang ku terima, rasa-rasanya mau mati berdiri saja aku tadi. haha.. Untungnya disaat-saat terakhir sebelum aku menutup seminarku, Dosenku sempat applause dengan penjabaranku.

Sudahlah yang penting ujianku selesai.. besok aku pulang ke Indonesia... Horee !!

...

Di hari kepulangan..

Pesawat kami masih satu setengah jam lagi untuk berangkat langsung ke Jakarta, kami memasuki area Perth Airport terminal 1, ku lihat Gerald sudah datang juga bersama 3 orang temannya.

Akupun masuk duluan menuju pos penjagaan pertama, lalu menuju bagian Imigrasi dan Bea Cukai. Ketika aku antri di Bagian Imigrasi, aku melihat Kak Orland dan Gerald tidak ada di belakangku. Bahkan setelah aku selesai di Imigrasi tak kulihat mereka muncul.

Apakah mereka antri di pos penjagaan? ataukah mereka ke toliet? tapi tadi kami masuk bersamaan. Memang ada beberapa turis di belakangku sebelum mereka.

Akupun mencari mereka lalu aku melihat mereka sedang kena body check yang masuk ke dalam satu mesin terus harus angkat tangan dan discan seluruh badan, harus buka jaket, dll. Aku pikir temen Gerald ada yang pake tali pinggang. Makanya ketahan di body check.Ternyata gak ada.

Mereka diperiksa lagi di body scanner, X-Ray hingga beberapa kali. Semua barang di swap pake tongkat kecil, plus baju mereka ber-5 (lima) termasuk Kak Orland juga diswap, terus tongkatnya dimasukkin kedalam satu mesin kecil yang ada layarnya. Jika gambar dilayarnya warna hijau, berarti aman, kalau di layarnya gambarnya jadi merah berarti ada Narkoba. Dan mereka kena survei sama bapak sekuritinya. Pemeriksaan yang dilakukan ini adalah pemeriksaan untuk narkoba, duhhh serem bangettt kan. Pikiranku udah gak karuan.

Aku melihat mereka dari kejauhan. Kak Orland pun sempat melihatku, tatapan mata dan gelengan kepalanya seakan memintaku untuk jangan mendekat. Daripada aku terbawa diperiksa.

Merekapun digiring oleh AUSTRALIAN BORDER FORCE.

Aku gak tau lagi harus bagaimana. Aku tidak mungkin mengikuti Kak Orland, Gerald dan teman-temannya. Pasti akupun ikut diperiksa sedangkan waktu terbangku menuju Jakarta tinggal 30 menit lagi..

Kak Orland.. Bagaimana ini? batinku

Aku bingung, aku nekat menghubungi Kak Orland dengan panggilan telepon. Tetapi hapenya sudah tak aktif.

Setelah melewati body sacnner terakhir kali, Aku menuju waiting room di gate keberangkatanku. Aku berharap ada keajaiban, Kak Orland dan yang lain bisa sampai di ruang tunggu ini sebelum waktu keberangkatan pesawat kami..

Hingga aku masuk pesawat tak ada tanda-tanda kedatangan Kak Orland. Aku duduk di e-class Garuda sendirian tanpa Kak Orland disampingku..

Kak Orland...