Aku terbang dengan perasaan bersalah.
Aku meninggalkan Kak Orland.
Aku pandangi langit dari kaca disebelahku, aku hanya berharap tidak ada sesuatu yang buruk yang akan menimpamu Kak Orland. Sepanjang penerbangan Perth-Jakarta, aku khawatir.
Aku sampai di Jakarta pukul 11 siang WIB. Begitu keluar pesawat aku langsung menyalakan hapeku.
"Kak Neam.. Aku minta tolong kak." kukirimkan pesanku.
Hapeku bergetar, kulihat Suamiku menelepon.
Suami: Sayang sudah di Jakarta?
Aku: Iya sayang.
Suami : Ada masalah sayang?
Aku : Iya Kak, Kak Orland.
Suami :Kenapa Orland?
Aku : Kak Orland tertahan di Aussie. Bisakah Kak Neam menghubungi keluarganya? Aku yakin dia pasti membutuhkan bantuan.
Suami : Loh bagaimana ceritanya sayang? Iya aku akan segera menghubungi keluarga Orland sayang.
Aku: Tadi ketika check in di Bandara. Aku berhasil melewati pos penjagaan dan langsung menuju bagian Imigrasi. Tapi aku melihat Kak Orland tak tampak. Akhirnya aku mencari Kak Orland beserta teman2nya. Aku menemukan mereka sedang diperiksa di body scanner lalu gak lama setelah itu mereka ber 5 (lima) digiring oleh polisi bandara.
Aku akan mendekat pada Kak Orland dan bertanya. Tapi Kak Orland memberi kode padaku agar menjauh. Mungkin agar aku tidak ikut diperiksa. Aku masih gak tau sayang, apa penyebabnya.. Kasihan Kak Orland.
Suami: Oke sayang kamu tenang dulu, aku akan menghubungi keluarga Orland. Kamu ati-ati ya diperjalanan menuju Surabaya. Flight jam berapa?
Aku : jam 2 sayang.
Suamiku: Oke sayang. take care.
Suamiku pun menghubungi Keluarga Kak Orland. Dan aku yakin keluarga Kak Orland akan bertindak.
15.35 WIB Aku menginjakkan kaki di Surabaya, setelah mengambil bagasi, aku keluar, ku lihat Kak Neam sudah ada di depan pintu kedatangan menungguku.
"Sayang" aku berlari dan tenggelam di dadanya. Aku merindukannya, tetapi disaat yang sama ada beban yang mengganjal di hatiku. Tentang Kak Orland.
"Istriku", dia membelai rambutku.
"Aku sudah menghubungi keluarga Orland. Dan mereka akan berangkat hari ini bila mendapatkan tiketnya. Atau paling lambat besok. Sudah sayang kamu jangan kuatir." Suamiku seakan-akan bisa melihat rasa bersalahku pada Kak Orland.
Iya Kak, sekarang kita hanya berharap yang terbaik dan mendoakan Kak Orland.
Iya sayang, ayo kita pulang si Kembar sudah menunggu..
Iya sayang, aku kembali bersemangat memikirkan si Kembar.
...
Setelah salim pada Mama dan Ibu, aku langsung membersihkan diri sebelum bertemu si Kembar.
Hari ini aku ingin bersama si Kembar seharian. Merasakan menyusui lagi, terbangun karena tangisannya, mengganti popoknya, akh perasaan menjadi ibu ini adalah luar biasa.
Bahkan Kak Neam pun hanya memperhatikan ku dari sudut meja kerjanya. Memberikan aku waktu untuk menikmati peranku sebagai ibu dari Si Kembar.
The Kien's Family berkumpul lagi setelah seminggu tak bertemu. Tidur di dalam dada suamiku yang hangat adalah hal yang paling ku rindukan ketika jauh darinya. Dan tangisan si kembar bagaikan alunan lagu Mozart yang menenangkan hatiku.
Keluarga adalah rumah dimana kita kembali dari semua masalah yang menimpa kita diluar sana.
...
Hari-hari ku lalui dengan mengasuh si Kembar dibantu kedua Ibu kami. Ibu dan Mama berencana tetap dirumah membantuku hingga si Kembar selesai Aqiqah di usianya yang ke 40 hari.
Atau di Jawa disebut dengan Selapanan
Upacara Selapanan dilakukan 35 hari hingga 40 hari (selapan) setelah kelahiran bayi. Upacara selapanan ini dilangsungkan dengan rangkaian acara bancakan weton (kenduri hari kelahiran), pemotongan rambut bayi hingga gundul dan pemotongan kuku bayi.
Pemotongan rambut dan kuku ini bertujuan untuk menjaga kesehatan bayi agar kulit kepala dan jari bayi tetap bersih. Sedangkan bancakan selapanan dimaksudkan sebagai rasa syukur atas kelahiran bayi, sekaligus doa agar kedepannya si jabang bayi selalu diberi kesehatan, cepat besar, dan berbagai doa kebaikan lainnya.
Hari Selapan pun tiba..
Dengan mengundang tetangga kanan-kiri untuk kendurenan (selamatan), membaca tahlil dan berdoa bersama-sama dan diakhiri dengan tumpeng dibagi rata untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Sekitar jam 8 atau jam 9 pagi kami membagikan bubur merah dan putih kepada tetangga-tetangga terdekat. Sedangkan untuk malamnya diadakan acara formalnya.
Pada pagi hari, yang diperlukan adalah nasi tumpeng beserta sayur-sayuran, jenang merah putih, jajan pasar, telur ayam yang telah direbus secukupnya. Di dekat tempat tidur si Kembar, diletakkan sesaji intuk-intuk.
Intuk-intuk yaitu tumpeng kecil yang dibalut dengan daun pisang (Jawa: diconthongi), di puncaknya dicoblosi bawang merah, cabe merah. Di samping dan sekitarnya dihiasi dengan bermacam-macam warna bunga (sekar mancawarna). Tumpeng berlubang atau bermata (bathok bolu), dilengkapi dengan telur ayam mentah, kemiri dan kluwak. Si Kembar rambutnya dicukur, kukunya dipotong. Hal ini jika acara selapanan bayi berbarengan dengan acara aqiqah.
Pada Malam harinya, Kak Neam sebagai sang tuan rumah memberikan sebuah sambutan. Beliau mengucapkan terima kasihnya atas kehadiran para undangan, dan juga menganggap mereka sebagai saksi dari keikhlasan dan kesungguhan niatnya serta mengharapkan agar anaknya mendapat berkah, menjadi anak yang shalih, agar umurnya dilalui dengan kebaikan.
Runtutan Acara Selapan yang kami laksanakan adalah:
Ø Pembukaan,menggunakan bacaan surat al-Fatihah.
Ø Pembacaan kalam Ilahi, dibacakan sebagian ayat dari surat Luqman. Hal ini merupakan harapan yang bertujuan untuk mendoakan si Kembar, agar kelak bisa cerdas layaknya Luqman al-Hakim.
Ø Mauidlah al-hasanah, yaitu, kyai yang memberikan sedikit petuah atau ceramah kepada masyarakat yang diundang.
Sebelum beliau menutup mauidlahnya dengan doa, terlebih dahulu beliau memimpin secara bersama-sama untuk membaca ayat-ayat al-Qur'an:
a) Surat al-Insyirah: 7x
b) Surat al-Qadr: 7x
c) Surat al-Ikhlas: 3x
d) Mu'awwidzatain: 1x
e) Surat al-Fatihah: 1x
Ø Diba'iyah
Istilah diba'an juga bisa dibilang mengumandangkan shalawatan. Kebetulan, selain keluarga, sahabat dan kerabat, majelis Ta'lim juga mendatangkan jam'iyah dari luar (undangan) atau dari daerah sendiri.
Satu hal yang menarik, sewaktu pembacaan shalawatan Nabi ini sampai pada kata Mahallul Qiyam… yang dilanjutkan dengan bacaan Ya Nabi Salam 'Alaik tersebut, Aku sebagai Ibunda dari si Kembar, mengikuti prosesi acara ini dengan menggendong si Kembar berkeliling pada semua tamu yang hadir.
Sembari bacaan shalawatan yang terus berlaun-laun, si kembarpun didekatkan pada masyarakat yang hadir secara satu persatu. Mereka mencium kening atau kepala si kembar, akan tetapi ada juga dengan cara meniup kepala sang bayi, atau bisa dikenal dalam istilah jawa 'nyuwuk'.
Ø Makan bersama
Selepas acara diba'an selesai, para hadirin pun siap menyantap makanan yang sudah dipersiapkan oleh kami sebagai tuan rumah.
Makanan khas untuk acara, kami mempersiapkan sate dan gule daging kambing yang digunakan sebagai lauk makanan yang dihidangkan maupun yang akan dibawa pulang oleh para undangan. Karena acara selapan ini bebarengan dengan acara Aqiqah.
Setelah semua acara selesai kami dan para undangan telah pulang, kamipun duduk di ruang TV. Dan tiba-tiba telepon Kak Neam berdering.
+6141198XXXX
Nomer yang tertera pada layar Kak Neam.
Sepertinya bukan nomer Indonesia..
Siapa ya ini?