"Pica.. ada apa kamu kesini?" aku menanyakan maksud kedatangan Pica kerumahku siang-siang begini.
"Kien sayang, aku ingat semuanya.. Atau mungkin kamu yang lupa?semalam kamu juga mabuk kah Kien?" Pica tersenyum-senyum penuh arti.
Maksudmu apa?
"Kien, apakah aku perlu menjelaskan ulang? Dan mengatakannya agar kamu ingat?"Pica meninggikan nada suaranya.
"Pica, langsung To the Point saja, aku gak paham maksudmu !" Aku mulai kesal pada Pica.
"Kien semalam KITA TIDUR BERSAMA, kita melakukannya Kien, kamu telah merenggut keperawananku !! Apakah secepat itu kamu melupakannya?" Pica berseru.
"Apa??" Aku terkejut.
Bukan karena aku melakukannya dengan Pica. Tapi ternyata Anji melakukan itu dengan Pica semalam. Disaat mereka mabuk. Dan sepertinya itu yang hendak Anji sampaikan dalam ceritanya padaku tadi.
Anji pun muncul dari dalam rumah ke depan ruang tamu.
Pica masuklah. Dan Anji aku mohon jelaskan pada Pica apa yang sebenarnya terjadi semalam.
Apa maksudmu Kien? Anji? kenapa Anji harus menjelaskan?Pica mulai histeris.
Masuklah Pica, aku tidak ingin tetanggaku mendengarkan suara kencangmu.
Pica pun masuk kedalam ruang tamuku dan aku menutup pintu ruang tamuku.
Nji, lu ceritain semua aja. Jangan sampe hal ini saling merugikan diantara kita bertiga. Aku tidak ingin ada kesalahpahaman yang fatal. Aku membuka obrolan.
"Anji ada apa?katakan cepat Nji !" Pica memaksa
Dokter Pica, sebelumnya aku mau bertanya. Apakah kau tadi tidak membaca catatan kecil yang ada di Nakas sebelah tempat tidurmu di Santika?Anji membuka suara.
Catatan kecil? Tidak ! Tunggu kenapa kau tahu aku di hotel Santika?
mmmaaakkk..suud..muuu kamu yang bersamaku disana semalam? Tidakk.. !! Kamuu bohong.. Kalian bersekongkol.. Pica mulai panik dan menangis.
"Pica.. Pica.. Tolong dengarkan Anji dulu" Aku menengahi..
Iya Dokter Pica.. Semalam kamu mabuk, yang aku tahu kamu memintaku membawamu ke hotel. Dan ketika sampai disana kamu memintaku mendekat lalu kamu menciumiku. Maap Dokter Pica, aku salah tidak bisa menahan diri. Kejadiannya begitu cepat, oleh sebab itu semalam....
Anji tak melanjutkan ceritanya. Dia menjaga perasaan Pica.
Tidaakk.. Ini tidaak mungkin..
Kalau tidak percaya kamu bisa mengecek bukti check in di hotel tersebut. Atas namaku Anji Mahendradatta. Atau kalau perlu minta rekaman cctv kedatangan kita. Aku tidak berbohong. Tapi aku baru sadar kalau kamu mengira aku adalah Neam. Kalau aku tau dari awal aku tak akan melakukannya Dokter Pica..
Dokter Pica pun menangis sejadi-jadinya..
Aku juga memahami apa yang sedang dia rasakan.
Pica Anji.. Aku mohon kalian selesaikan masalah kalian baik-baik. Dan jangan libatkan aku.. Karena aku tidak tahu apa-apa.. Tapi aku akan mendoakan yang apapun yang terbaik untuk kalian.
Dokter Picapun berlari keluar rumahku sembari menangis dan kemudian ku dengar suara mobilnya pun melaju kencang.
...
Jadi Pica suka sama kamu Am? Ampun deh.. Tau gitu aku gak akan meneruskannya semalem, Am. Kasian juga ya..
Hmmm, entahlah Nji aku tak pernah paham jalan pikiran Dokter Pica.
Iya Am, tapi seandainya terjadi sesuatu dengan Dokter Pica, berikan saja nomer teleponku dan kalau perlu alamat rumahku sekalian Am padanya. Aku siap dengan segala resiko terburuknya.
Iya Nji, aku berharap kalian bisa menjalin hubungan yang baik setelah ini, lepas dari kegaduhan semalam akibat kalian mabuk.
Iya, Am.. Makasi..
Lalu kamipun melanjutkan mengisi siang kami dengan bermain PS dan ketika sore akupun mengantarkan Anji pulang.
Aku melihat hapeku, dan tak ada satu kabar beritapun dari si Kecil. Baiklah Cil aku akan menunggumu. Andai kamu tahu Cil bahwa kesalahpahamnku dengan Pica sudah berakhir jauh sebelum nantinya kamu datang kemari.
...
April 2010
Aku sedang mempersiapkan keberangkatanku ke Australia. Semenjak dinyatakan diterima di ECU 3 bulan yang lalu, aku pun sibuk mempersiapkan semua prasyarat kuliahku disana dan mengurus Visa Pendidikanku. Kak Orland lah orang yang membantu mempersiapkan semua ini.
Orangtuaku pun memberi restu walaupun sempat bertanya kenapa tidak melangsungkan Pernikahan terlebih dahulu baru berangkat kuliah disana. Akupun menjelaskan pada Orangtuaku, kami ingin bersekolah dulu hingga selesai, baru menikah. Mereka pun mengerti.
Akupun berpamitan pada Ibu Kak Neam bahwa aku akan berangkat sekolah disana, ibu juga memberikan restu, ibu tidak keberatan karena ibu menganggap aku masih muda, harus mengejar pendidikan setinggi langit.
Sedangkan Kak Neam, Aku belom memberitahu Kak Neam secara resmi, aku ingin memberitahunya nanti setelah aku bertemu dengannya. Sebenarnya dia sudah tau (mungkin dari Ibu ), dan sempat mempertanyakannya di sms yang dia kirim. Tapi aku bilang aku akan menjelaskannya ketika kita bertemu.
....
Cil, kamu pucet banget.. Kamu sakit? Tanya Kak Orland.
Iya nih Kak beberapa hari ini aku berasa gak enak badan . Kaya masuk angin gitu.
Iya kamu kecapekan kali Cil, abis kamu semangat banget sih mau berangkat. Semua-semua mau kamu bawa kesana.
Iya Kak disana kan semuanya mahal.
Ihh.. dasar.. Pelit lu. hahaha..
Hihi.. perhitungan tau, bukan pelit.
Baitewe kak, abisini aku balik aja ya.. Ini aku udah ga kuat. Berasa kaya kurang darah aku.. Pengen istirahat dirumah. Lagian lusa aku ke Surabaya kak.
Iya Cil kamu istirahat aja dulu. Minggu depan kita berangkat loh.. Jaga kesehatan..
Siap Kakak..
Aku pun tiba dirumah. Aku memang kecapekan sepertinya, aku meminta bibi untuk mengoles punggungku dengan minyak angin. Dan akupun tidur.
...
Kak Neam, besok aku ke Surabaya.. Flight jam 08.00 pagi. Maap ya kasih kabarnya mendadak. Kalau besok Kak Neam sibuk gak apa2 aku tunggu dirumah aja ya.. Akupun mengirim sms pada Kak Neam.
Cil, besok kamu kesini? Horee.. Ya ampuun.. Akhirnya aku bisa ketemu kamu Cil.. Aku bakal jemput kamu sayang. Dan besok aku ambil cuti aja. Isi sms Kak Neam membuatku terharu. Aku bisa merasakan kebahagiaanya.
Dalam beberapa bulan ini kita hanya berkomunikasi melalui sms, bbm dan sesekali melalui telepon singkat. Dan ini pertemuan pertama kami setelah pertengkaran terakhir kali. Aku agak deg-deg an bertemu dengannya lagi.
...
Surabaya
Aku melihat Kak Neam di depan pintu kedatangan, Dia melambaikan tangan .. Begitu aku keluar dari pintu dia langsung berlari kearahku dan memelukku.
"Kecil, aku rindu" Kak neam berbisik ditelingaku dan mencium pipiku.
Aku tersenyum, aku kira aku akan canggung ketika bertemu Kak Neam, tapi ternyata pelukannya membuatku tetap merasa dekat dengannya. Seketika emosi dan marah yang bersemanyam dihatiku selama berbulan-bulan ini sirna..
Aku merasa bersalah, kenapa aku tidak datang lebih awal padanya.
"Sayang, kamu pingin makan apa?" sembari dia membawakan koperku.
Makan Dim-Sum di Garden Palace ya, makanan favoritmu tuh sayang. Mau ya..?Kamu pasti belom sarapan kan?
Iya kak, boleh.. jawabku singkat.
Kamipun masuk kedalam mobil setelah Kak Neam memasukkan semua barang bawaanku ke dalam mobil.
Kak Neam pun memacu mobilnya kearah Garden Palace..
huuekk.. huuekk..
Mendadak aku mual dan berasa ingin muntah. Rupanya aku mabuk perjalanan. Tidak biasanya. Mungkin masuk anginku belom benar-benar sembuh..
Sayang kamu kenapa?kamu sakit? Kak Neam melihatku sambil menyetir.
Aku masuk angin Kak, udah gak apa-apa kok. Kakak fokus nyetir aja.
Akupun rebahan pada sandaran kepala. Kak Neam memegang dahiku, lalu menggenggam tanganku.
Sayang, kita pulang aja ya.. Aku buatin kamu bubur aja dirumah. Gimana?tanya kak Neam. Kamu perlu istirahat sayang.
Akupun menangguk..
Kak mampir apotik bentar boleh?
Cari apa sayang?jangan minum obat sembarangan. Dirumah ada beberapa obat sayang nanti aku cek tensi kamu dulu sayang.
Kak Neam seorang dokter, pasti dia melarangku membeli obat sembarangan. "aku hanya ingin beli minyak angin Kak, aku lupa membawanya".
Baiklah sayang..
(Sesampainya di Apotik)
Kakak tunggu di mobil aja, aku cuma bentar kok.
iya sayang aku puter mobilnya dulu di depan ya..
iya kak..
Aku masuk ke apotik KI*** FA*** dan mencari minyak angin. tetapi kemudian aku melihat testpack. Tiba-tiba pikiranku..
Perlukah aku membelinya?
Jangan-jangan aku..
.....HAMIL.....