Chereads / Menjaga Jodoh Orang Lain / Chapter 17 - Suka dan Duka di saat yang sama

Chapter 17 - Suka dan Duka di saat yang sama

(jl. Pejompongan, Jakarta)

Kecil, aku bisa melihat binar bahagia di matamu. Karena dari dulu, kebahagianmu menular kepadaku. Aku bahagia melihat senyummu, tawamu, tingkah lucumu, semuanya. Walaupun kamu tidak menyayangiku seperti aku menyayangimu tapi aku mendoakanmu dari kejauhan dan sebisaku menjagamu serta memastikan bahwa kamu akan baik2 saja dan mendapatkan semua yang kamu inginkan. Pikiran Orland mengembara membayangkan Qabilla, si kecil.

...

(Lampung)

Kien, aku akan bertahan disini dengan mengingatmu dan menantikan pertemuan denganmu. Hingga suatu saat nanti aku yakin kamu akan menjadi milikku. Obsesi Doc Pica untuk memiliki Neam Kien masih membara tanpa ada yang bisa memadamkannya bahkan dirinya sendiri.

....

2008 Anniversary ke 7..

Dengan Lamaran Kak Neam secara resmi ke Orangtuaku, kini kami resmi akan menikah. Tinggal menunggu Kak Neam dan orangtuanya datang dan menentukan tanggal untuk pernikahan kami. Sembari Kak Neam menyelesaikan masa Koasnya. Kami menjalani hari-hari kami dengan pengharapan.. Smoga waktu cepat berlalu dan hari H itu akan tiba..

Kehidupan percintaan kami bagai Kabayan dan Nyi iteung. Perlahan tapi pasti. 😁

Hari ini, kami merayakan hari jadi perjalanan cinta kami yang ke 7.

(di Surabaya)

Aku melalui lantai penuh bunga mawar dirumah kami dengan mata tertutup, dan dituntun berjalan menuju Kolam renang di belakang rumah. Ketika aku membuka mata telah ada rangkaian balon yang ditempeli karton bertuliska

"WILL U MARRY ME, KECIL?"

(jaman dulu belom ada balon yang berbentuk huruf 😉)

Lalu terdengar sebuah lagu dari kamar

🎶If a picture paints a thousand words,

Then why can't I paint you? 

The words will never show the you I've come to know. 

If a face could launch a thousand ships, 

Then where am I to go? 

There's no one home but you, 

You're all that's left me too. 

And when my love for life is running dry, 

You come and pour yourself on me. 

If a man could be two places at one time, 

I'd be with you. 

Tomorrow and today, beside you all the way. 

If the world should stop revolving spinning slowly down to die, 

I'd spend the end with you. 

And when the world was through, 

Then one by one the stars would all go out, 

Then you and I would simply fly away🎶

If dari Bread mewarnai tangis haruku.

Aku berlari menuju Kak Neam yang sedang berada dikamar. Aku mendapatinya sedang berlutut membawa cincin di tangannya.

Will u marry me ?

i said : YESS, i will ..

Kak Neam memasangkan cincin lamarannya di jari tengahku. karena jari manisku masih bertengger cincin pertunangan kami tahun lalu.

kemudian Kak Neam mengajakku berdansa di kamar.. menikmati kebahagian awal baru perjalanan cinta kami lagi.

Kami mengakhirinya dengan mabuk di lautan asmara untuk ketiga kalinya..

Tahun ini Rutinitas kamipun seperti biasa.. aku berkuliah dan Kak Neam masih Koas.. Dan kami masih aktif mengunjungi.

Di akhir perjalanan cinta kami yang ke 7, orangtua Kak Neam dan keluarga besar datang lagi kerumahku di Jakarta untuk melamar dan menentukan tanggal pernikahan.

Tanggal Pernikahan ditentukan 16 Agustus 2009 untuk Akad Pernikahan kami. Hanya berselang beberapa hari dari Hari Jadi perjalanan cinta kami yang ke 8.

...

Tahun 2009,

Selain mempersiapkan pernikahan untuk kami, keluarga besar kami mendapat sukacita baru..

Pada awal tahun, merupakan bahagia kami yang baru, Kak Neam dan Ayah terpanggil menjadi Mualaf. Mereka menjadi orang terakhir di keluarga, setelah sebelumnya Ibu pada 2001 dan Kak Moreno pada 2002 menjadi muallaf. Ini merupakan berkah bagi Keluarga Kak Neam.

Dengan begitu, kami berdua tidak lagi berbeda keyakinan.. ini kado spesial dari Allah untuk kami semua terlebih kita berdua.

April 2009

Ayahanda Kak Neam, William Kien meninggal dunia dikarenakan kecelakaan pesawat ketika perjalanan bisnisnya. Ayah Kak Neam adalah keturunan Cina-German tapi keluarga besarnya sudah lama di Indonesia. Darah Cina Indonesianya lebih kental daripada darah Baratnya. Maka dari itu Ayah adalah semi bule yang memegang erat adat dan norma Indonesia. Tutur bahasa dan lakunya halus seperti orang Indonesia pada umumnya. Sedangkan Ibu adalah keturunan Manado tapi ada keturunan Pakistan.

Ayah punya usaha yang bergerak dibidang ekspor impor, oleh karena itu Ayah sering sekali bepergian untuk bisnisnya, tidak kami duga hobinya bekerja sambil berkeliling dunia merupakan akhir kisah hidup ayah. Ayah meninggal ketika sedang bekerja mencari nafkah untuk keluarganya. Dan Ayah baru saja Muallaf ketika meninggal.

Dengan meninggalnya Ayah kamipun menunda rencana pernikahan kami yang akan diselenggarakan pada Bulan Agustus. Kami berduka sepanjang tahun ini, dan memberi ruang terutama untuk Ibu, kami siap menunggu hingga Ibu benar2 sudah tidak dalam masa berkabung.

November 2009

Hari jadi kami yang ke 8, kami lewati dengan sederhana. Mengunjungi rumah ayah yang baru. Mengirimkan doa. Dan berkumpul dengan keluarga Kak Neam.

Desember 2009

Aku telah menjadi S.Ilkom (sarjana ilmu komunikasi). Dengan ijin kedua orangtuaku aku akan mencari pekerjaan di Surabaya dan agar lebih dekat dengan Kak Neam. Aku ingin menemaninya di masa2 ini setelah kehilangan sosok panutannya yang sangat berharga.

Kedua orangtuaku pun memberikan restu.

Akhir Tahun 2009 aku sudah mulai banyak berdomisili di Surabaya, sembari menyebarkan Lamaran Pekerjaanku.

Ting Tong..

bel rumah kami berbunyi, aku berlari kedepan untuk membuka pintu dan melihat siapa yang datang..

( Kak Neam ngapain ya balik lagi?kan dia baru aja berangkat 1 jam yang lalu?tanyaku dalam hati)

Aku buka pintu..

Kien ada? tanya wanita cantik di depanku.. Dengan dress merah dan sepatu heels nya dia berdiri di depan pintu..

Kien? maksud anda? Neam Kien?

Ya.. Betul.. Dokter Neam Kien ada?

Maap anda siapa?

Saya Dokter Pica, dia mengulurkan tangannya dengan penuh percaya diri.