Uhkhh, kepalaku pusing.. Siapa yang menuntunku ini? Aku mendongakkan kepalaku terasa berat sekali.. Sayup sayup ku lihat aku dituntun menuju mobil Kien, berarti yang disebelahku adalah Kien?
Yess,
Dengan tenaga yang tak berdaya aku pasrah ketika di masukkan di kursi tengah. Aku masih bisa melihat siluetnya menyetir.
Bawa aku ke hotel..!! pintaku lirih..
Pikiranku mengembara, malam ini akan ku habiskan malam dengan Kien. Kesadaran kadang datang kadang hilang. Aku memang terlalu banyak minum tadi.
Aku masih bisa merasakan ketika seseorang menuntunku bangun dan membawaku keluar dari mobil. Tiba-tiba aku merasa sudah berada di kamar. Ku paksa membuka mataku, aku bisa melihat laki-laki itu sedang menunduk membukakan heelsku. Aku yakin dia benar-benar Kien..
Kemarilah priaku, aku membutuhkanmu. Aku memintanya datang padaku, pengaruh alkohol ini membuatku benar2 tak punya kemampuan untuk benar2 tersadar dan kekuatan untuk bangkit.
Lalu ditengah kesadaranku yang terbatas aku masih bisa merasakan bahwa kami sudah bercumbu dengan penuh gelora, menciptakan panas tubuh yang mengalir diantara kami, hawa napsu akibat minuman tadi mengelilingi kami, aku benar-benar terbakar gelora ini.. Aku merasakan dinding pertahananku runtuh akibat hantaman kejantanannya.. ukhh Kien, aku tak akan menyesalinya.. karena ini yang ku impikan, aku memberikannya padamu.
Didera oleh panas asmara ini kamipun semakin melaju kencang dalam pertempuran kami.. Aku merasakan hantaman peluru kenikmatanmu Kien.. Aku mendengarmu menjerit.. Hatiku bahagia.. malam ini kuhabiskan dengan surga yang kau ciptakan untukku.
Akupun terkulai lemas dan terbang ke alam mimpiku.. Tanpa sempat melihatmu Kien..
....
Hotel Majapahit
Gilakk ini si Anji lupa apa ya kalau aku masih disini? buset deh..
udah deh aku pulang naik taxi aja..
aku suruh anji anter mobilku besok aja deh.
Nji, mobilku kamu bawa dulu aja. Besok aja deh ku tunggu dirumah ya. Sesempetnya kamu aja deh jam berapa. Besok aku Free kok.
SMS pun terkirim.
...
Aduh nih si Pica mabuk berat sampe jatuh gitu..
Aku anterin dia pulang aja kasian, kata Vinda dia tinggal sama temennya di daerah Jl. Jawa.. Aku menuntunnya ke mobil dan membaringkannya di kursi tengah.
Oke deh berbekal alamat yang dikasih Vinda aku pun melaju ke Jl. Jawa anter Pica.
Cantik bisanya sih kamu sampe tepar gini (gumamku dalam hati) aku melirik Pica yang sedang terbaring dikursi belakangku.
"Bawa aku ke hotel" aku mendengar Pica mengatakan itu.
Hah ke hotel Ca? yakin? kenapa? ohh kamu pasti sungkan ya sama temenmu yang tinggal serumah sama kamu?
dia tidak menjawab. ku lihat dia sudah hilang kesadaran lagi.
Oke deh aku akhirnya mencari hotel yang berada tak jauh dari sekitaran Jl. Jawa.
Sampailah aku di Hotel Santika Premiere Gubeng. Aku check in dulu dengan namaku "Anji Mahendradatta". Setelah mendapat kunci kamar di lantai 6. Akupun kembali ke mobil dan menuntun Pica untuk masuk kamar. Deluxe executive room jadi pilihanku. Karena aku tahu selera Doc Pica pasti tinggi bila aku memlihkan hotel sembarangan, besok-besok dia pasti tidak mau berteman denganku. haha (kelakarku dalam hati)
Aku baringkan dia di tempat tidur berseprei putih itu, aku berencana melepaskan sepatunya dan menyelimuti dia kemudian pergi. Agar dia bisa nyenyak tidur dan tidak menggigil kedinginan, ketika aku tinggalkan nanti.
Ketika aku melepaskan sepatunya, kemudian dia bangun, dengan setengah tersadar, memberikan aku kode untuk mendekat. Aku tak berniat memanfaatkanmu cantik (dalam hatiku) aku hanya tersenyum. Dia terus memberikan kode untuk mendekat, dengan sedikit merengek. Lalu dia berkata kemarilah aku membutuhkanmu. Seketika itu akupun sulit melepaskan kesempatan itu.
Aku mendekat kepadanya, dia malah menciumku. Adegan itupun terus berlanjut menjadi pertempuran antara kami berdua di medan asmara. Dengan terpengaruh sedikit alkohol akupun tak bisa mengontrol diriku. Pertempuran terjadi hingga benar2 menguras tenaga kami, dan berakhir setelah tembakan yang luar biasa yang aku berondongkan padanya. Tak kusangka Dokter cantik ini menyerahkan keperawanannya padaku disaat dia mabuk.
Seperti prajurit kalah dalam peperangan Pica pun tertidur usai pertempuran asmara kami.
Dan aku langsung meninggalkan hotel dan meninggalkan catatan di Nakas sebelah tempat tidur, "Maap aku langsung pergi, tapi besok aku akan menemuimu". -Anji-
Aku bergegas menuju Hotel Majapahit untuk menjemput Neam, aku tahu ini sudah terlalu lama dia menunggu. "adegan asmaraku dengan Dokter Pica" diluar skenarioku.
Ting.. bunyi sms di hapeku
dari Neam : Nji, mobilku kamu bawa dulu aja. Besok aja deh ku tunggu dirumah ya. Sesempetnya kamu aja deh jam berapa. Besok aku Free kok.
aku menelepon Neam..
Halo Nji..
Halo Am, beneran gak apa2 mobilnya aku bawa?
Gak apa2 nji bawa aja. Aku juga uda sampai rumah kok.
Oke deh besok siangan ya aku kesana..
Oke Nji..
Aku langsung putar balik menuju kontrakanku. Akupun ingin segera beristirahat dari malam yang menyenangkan ini..
....
Hotel Santika Priemere
Aduhh kepalaku masih pusing banget. Aku membuka mataku, melihat sebelahku tak ada orang, aku melihat sekelilingku terasa sepi akupun bangun, tapi aku melihat kedalam selimut aku tak memakai sehelai kain sama sekali.
Lalu aku ingat-ingat lagi kejadian semalam, antara lupa-lupa ingat.
Ahh, pipiku bersemu merah yang aku ingat betul aku sudah melakukannya dengan Kien. tiba-tiba aku merasa bahagia dipagi ini.
uhh ku lihat jam tanganku jam 7 pagi.. aku bergegas kekamar mandi berselimutkan seprei putih ini. Aku akan mandi, sarapan dan kerumah Kien.. (aku melirik bercak merah di seprei kasur dan tersenyum)
Kien, aku milikmu.. Seutuhnya..