Chereads / Menjaga Jodoh Orang Lain / Chapter 9 - Ujian

Chapter 9 - Ujian

(di kamar Qabilla)

Aku akan selalu ingat hari ini, Minggu, 3 Nov 2002.

Ku buka buku Diaryku, lalu ku tuliskan tanggal ini.

Bagiku ini momen bersejarah, karena ciuman pertama ku dengan pacar pertamaku.

Malam ini aku merasa jadi wanita paling bahagia di dunia.

Setelah malam itu, hubungan kami pun semakin dekat. Banyak hal yang kita lewati bersama.

Terlebih di tahun ini, kami berduapun sama-sama menghadapi Ujian Kelulusan sekolah.

Kak Neam akan memasuki dunia perkuliahan, sedangkan aku memasuki dunia SMA.

Fokus kami hanya Bimbingan belajar, sekolah, belajar dirumah.

Pertemuan kami pun singkat, tetapi komunikasi kami tetap berjalan lancar.

Keluarga kami pun sudah mengetahui bahwa kami berpacaran. Hanya saja, mereka tidak terlalu berkomentar.

Karena mereka masih melihat kisah kami sebatas cinta monyet. Walaupun begitu, kedua keluarga kami benar-benar bisa menerima kami berdua.

Keluarga Kak Neam sering sekali melibatkan aku di acara keluarganya. Begitupun sebaliknya dikeluargaku.

"Cill.. sayang.. aku mendaftar di UNAIR Surabaya. kita akan terpisah jarak. Gak apa2 kan?"

"Iya kak, gak apa-apa. Kakak harus mendahulukan Pendidikan kakak. Aku bakal support apapun yang terbaik untuk kakak."

"Makasih Cill, aku bakalan menjaga kepercayaan dan dukungan kamu."

"Iya kak.. kita harus sama2 saling percaya dan mendoakan."

Kamipun melewati masa-masa ujian kelulusan. Syukurlah tidak ada halangan yg terlalu berarti untuk kita.

Tuhan sayang sama kita berdua. Semua yang kita doa dan usahakan dikabulkan oleh Tuhan.

"Sayangku.." suara Kak Neam dikejauhan menampakkan rona bahagia. "Aku ketrima di Fakultas Kedokteran Unair. Berkat doa keluarga kita dan kamuu sayang."

"Waaahh.. alhamdulilahh..!" aku pun menjerit bahagia. "horee.. selamat kakak sayaang.. aku bangga padamu kak..!"

"Iya besok aku balik kesana, kita ketemu ya. ajak Kak Neam.

"Iya kak, hati-hati dijalan ya.

"Iya sayangku kecilku.. i love u.."

" I love u kak.. bye."

Akupun menutup telepon. Aku bersyukur dia meraih impiannya.

Kuliah di tempat dan jurusan yang dia inginkan.

Begitu pula aku, akhirnya diterima di Smansa Sein.

Sekolah favorit di kotaku.

Sekolah Impianku. Sekolah yang sudah banyak mengukir kenangan antara aku dan Kak Neam, walaupun aku belom pernah bersekolah disini tapi rasanya sangat akrab sekali berada di tempat ini.

...

"Sayang, aku di depan rumah."

"Hah kak kok pagi2 uda disini?"

"Iya, tadi aku langsung kesini gak pulang dulu, udah buruan keluar !" suara Kak Neam agak terburu-buru menutup telepon kami.

Pas aku keluar, teryata di depan dia uda bawa tulisan" Selamat sayang, kita satu alumni. Alumni Smansa Sein"

Dan dia ga sendiri, ada Mama dan Kakakku juga, membawa kue tart dengan hiasan boneka cewek pake seragam putih-abu. Tulisan di tart nya "Selamat Berganti Seragam anak kecil"

Aduh mereka cute banget yahh.

Aku bener2 terharu sampe nangis.

"Uda ganti seragam dilarang mewek !" kata kakaku Dino.

"Cup cup cup.. Si Kecil jangan nangis donk." Kak Neam belai-belai rambutku.

Mama cuma senyum2 doank. "Udah yuk masuk, kita makan kue tartnya enak nih kayanya." ajak Mama.

"Cill, setelah ini, ikut kerumah yuk ! Bantuin nyiapin peralatan yang mau aku pake buat Ospek minggu depan."

"Hayuk." aku menjawab singkat sembari menghabiskan kue tart pemberian mama.

Kamipun pamit mama dan kakakku. Dan, tidak lama kemudian kita udah sampai dirumah Kak Neam.

"Yah kok sepi? Ibu sm Ayah lagi keluar nih kayanya, bentar aku telpon dulu Cill."

5 mnit kemudian..

"Ibu sm Ayah lagi dirumah Tante Menik, Kakak lagi anter Mbak Lucia (pacar Kak Moreno, calon istri lebih tepatnya) cari peralatan seserahan mereka." Kak Neam menjelaskan padaku.

"Yaudah deh kamu mau minum apa Cill?buat sendiri ya ! udah sering juga kesini. sekalian aku buatin. haha.."

"Idihh, curang ihh.." sembari aku menuju dapur dan membuat es syrup.

"Ini kak." sambil nyodorin minum ke Kak Neam. Tapi Kak Neam diem aja karena lagi serius ukur karton, jadi aku taruh es syrupnya di meja.

Aku cuma ngeliat aja daritadi pas Kak Neam ukur dan gunting kartonnya yang dibuat peralatan ospek.

Selain liat caranya dia buat peralatan ospeknya, diem-diem aku juga merhatiin mukanya dari samping.

Makin ganteng aja nih kak Neam, makin keliatan dewasa dan yang jelas aku makin sayang.

*aww hatiku tiba2 meletup pas mikirin tentang sayangnya aku sm dia.

"Udah puas liatin aku dari samping?" kata Kak Neam tanpa menoleh padaku.

Waduuw jadi malu, buyar sudah lamunanku.

"Hehehe.. tau ajah sih kak.." jawabku malu-malu.

Tiba-tiba dia deketin mukanya ke mukaku, deket banget sampe aku salting.

Terus dia kecup bibirku.

"Kamu masih aja gemesin sih sayang." Abis bilang gitu dia malah cium aku lagi.

Dia memegang tengkukku, menciumku lebih dalam.

Aku hanya bisa memejamkan mata dan merasakan sensasi ciuman yang dia berikan. Semakin lama, rasanya semakin terbang entah kemana.

Nafas kita pun menjadi tak beraturan. Setelah sekian lama,.akhirnya, Aku berusaha menarik diri pelan-pelan.

Aku tak ingin ada hal yang lain yang akan berlanjut. Belom saatnya.

Lalu dia melepaskan ciumannya, masih dengan memeluk pinggang dan memegang tengkukku dia menatapku dalam-dalam.

"Iya, benar sayang aku suka caramu, mulai sekarang kita saling mengingatkan ya kalau ada salah satu dari kita lepas kontrol." Kak Neam bersuara.

Aku hanya mengangguk.

Dia memelukku, "Sayang aku akan menjagamu. Aku sayang sama kamu."

Aku tak bisa berkata lagi, rasanya aku baru saja menginjakkan kaki di dunia berbeda. Aku tak menyesalinya.. Aku punya Kak Neam untuk menjelajah dunia baruku.

Pelukannya kali ini cukup menenangkanku.