Chereads / Menjaga Jodoh Orang Lain / Chapter 11 - Celah diantara kita

Chapter 11 - Celah diantara kita

Kak Neam sedang mempersiapkan masa perkuliahan Kepaniteraan 1 di sebuah RS di Surabaya, ketika aku berkunjung kesana..

Aku disinipun tak lama karena, orangtua kami menyarankan agar kami membeli rumah dan menabung bersama agar ketika menikah nanti kami sudah memiliki semua.. Dan pilihan kami jatuh di Surabaya, mengingat Kak Neam juga masih panjang masa kuliahnya karena dia berencana mengambil kuliah profesi setelah lulus dari jurusan Pendidikan Kedokteran ini.

"Sayang, gimana kalau ini saja, deket ke kampusku." Kak Neam menyarankan Dharmahusada Permai sebagai pilihannya.

Oke Kak kita masukin ke list kita dulu, kita harus mencari lagi siapa tau ada yang lebih cocok dengan kita. "saranku."

"Baiklah" angguk Kak Neam.

Setelah berputar-putar Surabaya , akhirnya pilihan kamipun jatuh ke rumah pilihan Kak Neam di Dharmahusada Permai. Selain strategis rumah mungil seluas 180m ini sesuai keinginan kami, bernuansa putih dan berarsitektur bangunan lama dengan lahan luas di depan di belakang rumah, belom lagi taman yang hijau asri membuat udara dirumah ini sejuk. Bagian dalam rumahnya pun luas tidak terlalu banyak ruangan atau sekat sehingga lega sekali masuk kerumah ini. Lantai bercorak coklat krem seperti jaman Belanda menambah nilai seni dirumah ini. Terdapat 4 kamar dirumah ini. Dan kamar utama terletak di belakang dengan pemandangan kolam renang, gasebo dan taman. Kamar ini berukuran 5x6m, lantai kamar bermotif kayu, menampilkan sisi hangat. Dan tempat tidur nya membuat kami terbelalak. Tempat tidur besar dari kayu yang mempunyai atap dan tirai ini berada ditengah kamar, warnanya sangat sesuai dengan lantai kayu. Terdapat 2 kamar mandi dikamar ini yang satu dengan bathup dan jg shower, serta wastafel dan yang satu lagi berukuran lebih kecil, closet duduk dan shower ada didalamnya.

Kamar yang lain berukuran hampir sama yaitu 4x4. Dan ada 2 kamar mandi lagi di dalam rumah ini selain dikamar utama. Di halaman belakang juga ada satu kamar kecil, yang bisa difungsikan untuk gudang atau kamar pembantu.

Dapur rumah ini sangat unik merupakan dapur terbuka yang menyatu dengan meja makan dan menghadap ke kolam renang.

Secara keseluruhan rumah ini SEMPURNA.

untungnya harga rumah ini masih sesuai dengan budget yang telah diberikan oleh kedua orangtua kami.

Deal.. rumah itupun menjadi pilhan kami setelah, ke notaris untuk menyelesaikan proses jual-beli dan mengganti namaku di SHM rumah itu akupun kembali ke Jakarta.. Kami berencana untuk mengisi rumah itu pelan-pelan, yang penting kami dan keluarga mengadakan syukuran dirumah itu dan pindahan.. Orangtua kamipun juga jatuh cinta dengan rumah itu.

"Dek Billa dan Neam", Ayah membuka omongan setelah acara syukuran rumah kami selesai.

"Rumah ini adalah kado dari ayah, ibu, mama dan papa". kulihat semua orangtua kami tersenyum pada kami.

Walaupun pernikahan masih dalam tahap direncanakan, tetapi kita sebagai orangtua ingin menyelesaikan satu persatu kewajiban kami sebagai orangtua selagi masih diberikan waktu dan umur yg berkah serta kesehatan, sambung Papaku.

Semoga semua menjadi bermanfaat untuk kita semua ya kata Ibu.

Amin, kami semua mengamini doa baik Ibu.

Bahagia kami tak terhingga, sebesar itu kasih sayang orangtua kepada anak2nya. Dan kepercayaan mereka pada kami merukapan tanggung jawab moril yang harus kita jaga .

...

Sebulan setelah acara syukuran.

Selamat datang di Bandara Juanda Surabaya, begitu aku disambut dikota ini setiap aku datang kemari.

Hari ini adalah acara reuni teman-teman dekat kami dan acara diadakan dirumah kami. Kak Neam tidak bisa menjemputku jadi aku naik taxi ke Galaxy mall (mall ini berada di depan perumahan kami) untuk makan siang dan beli beberapa cemilan untuk acara nanti.

Aku sudah di depan, cepet ya.. tiba-tiba sms Kak Neam masuk di hapeku.

Aku langsung meneleponnya, tapi tidak diangkat.

Didepan mana ya aku bingung, aku pun ke depan pintu mall. tapi tak kulihat Kak Neam.

Maka aku sms dia, " di depan mana sayang?" aku clingak clinguk gak ada. Yaudah deh aku langsung kerumah aja ya.. see u dirumah, balasku..

Hari ini dia ada jaga di departemen bagian rawat darurat. dan kebetulan dapat shift dari semalam, jadi siang ini harusnya dia sudah bisa pulang. Tapi kenapa dia gak bisa jemput aku di Bandara ya? ahh mungkin dia capek karena semalaman tidak tidur.

ada rasa curiga tetapi sudahlah..

Ssampai dirumah sudah ada Kak Rudolfo dan Kak Orland yang kebetulan menginap dirumah. Kak Rudolfo juga kuliah di Unair tetapi jurusan Ekonomi, sedangkan Kak Orland satu kampus denganku di Paramadina tetapi semester ini dia sedang sibuk PKL magang di Trans Corp, jadi kami jarang bertemu.

Neam belom dateng kak?

"Belom cil, emang jaga sampe jam berapa?" kata Kak Rudolfo.

Katanya jam 11, tp ini udah jam 1an belom dateng juga. ahh mungkin masih ke kampus. yuk bantuin siap2 kak..

oke.. mereka berdua langsung beraksi.

....

ohmaigat.. gue kirim ke Si Kecil. Mampus gue, batin Neam.

Dering telpon berbunyi " Little Pai" akan ku pencet tombol hijau ketika..

"Cekleek.." pintu mobilku pun terbuka. Akupun memasukkan lagi hapeku ke saku celanaku.

Sori-sori Kien, lama ya nunggu sembari Pica cipika cipiki padaku.

Aku cuma tersenyum.

Akupun mengantar Pica ke gramedia membeli buku, awalnya cuma ke Gramedia aja tapi dia minta makan siang dulu di Hanamasa. Aku bener-benar cemas, gak tenang. Kepikiran Si Kecil yang udah dirumah. Maap ya cil.

Pica itu kakak tingkatku di kampus. Dia sekarang sudah mengikuti program dokter internship Indonesia, prasyarat untuk dia akan mengambil jurusan spesialisasi.

Dari dia aku dapet banyak masukan tentang tugas menjadi Koas dan Ujian Kompetensi Dokter Indonesia yang terbagi dalam ujian tertulis dan ujian praktis (OSCE/Objective Structured Clinical Examination).

Dia banyak membantuku jadi aku sungkan setiap kali menolak ajakan Pica walaupun untuk sekedar beli buku dan makan seperti ini.

Kien, mau kemana lagi ini? jalan kah? (cuma Pica yang panggil aku Kien, nama belakangku Neam Kien)

Ehmm, sori dokter Pica.. lain kali aja ya aku ada janji dengan temen2 SMA ku yang kebeneran lagi ada di Surabaya.

ohh gitu, gak ajak aku nih sambil ketawa..

Tar kamu ga nyaman.. lain kali aja ya.. sori ya Dok..

Duh Kien jangan panggil aku Dokter lah.. panggil Pica aja. oke.. oke next time gak apa2 kok..

Bye.. makasih ya Kien.. aku langsung ngebut pulang kerumah begitu mengantarkan Pica turun di depan rumahnya.

...

Aku terlalu merindukannya tetapi sekarang ada perasaan bersalah pada makhluk kecil yang ku cinta ini, walaupun Pica dan aku hanya berteman. Aku sudah menyimpan satu ketidakjujuran diantara kami, yaitu Pica.. Entah kenapa alasannya.. aku pun tak tahu..

Hey Am, kemana aja lu? si kecil udah dateng dari tadi tuh. aku mendengar Rudolfo berbicara tetapi aku langsung mencari sosok mungil itu. Ku lihat diruang tengah tak ada, begitupun di belakang, mungkin dia dikamar.

Aku langsung menuju kamar..

ceklek,,

Begitu pintu terbuka aku melihat Si Kecil, Cintaku, sedang berada disamping tempat tidur..

"Sayaaaaaang.." suaranya yang menggemaskan menyambutku..

Akupun berlari memeluknya, sampai dia mundur beberapa langkah karena hempasan badanku ketika memeluknya.

Cil, aku kangen..

Belom sempat dia menjawab aku sudah menciumanya.

Aku terus menciumnya dengan menggelora.. Rasa rindu kamipun sudah berada di puncaknya. Kami terus berciuman hingga tanganku pun sudah masuk kebawah bajunya.. Panas tubuhnya membuatku tak ingin melepaskannya. Aku pun menggendongnya ke tempat tidur. Tetap menciuminya dan aku pun mulai membuka kancing bajunya satu persatu, aku mendengarnya mengatakan "Jangan kak" tetapi kekuatannya sudah hampir hilang saat ini karena keinginan kita terlalu kuat untuk melanjutkan apa yang sudah kita mulai.. akupun sudah melepaskan bajuku entah kemana.

Tok.. Tok..

Am.. Cil.. ini catering udah dateng.. Teriak Kak Anji dari balik pintu..

I.. iya.. Nji.. bentar lagi kita keluar.. jerit Kak Neam dengan napas yang tersengal-sengal..

Seketika kekuatan magis yang menyelimuti kitapun lenyap. menghilang. kesadaran perlahan-lahan telah kembali.

Aku melihat si kecil dibawahku yang sudah tak berdaya lalu aku mengambilkan selimut dan memakaikannya. dia tertunduk malu. Aku memeluknya "aku mencintaimu,Cil".

Ku cium kening si kecil lalu akupun turun dari tempat tidur dan mencari bajuku lalu memakainya. Lalu bergegas keluar kamar.

"Aku kedepan dulu ya sayang.." aku tau si kecil masih syock. jadi aku membiarkannya di dalam kamar.

....

Untung saja Kak Anji mengetok pintu.. kalau tidak.. aku pasti sudah kehilangan keperawananku saat ini.. gumamku dalam hati sambil melihat ke atap tempat tidur kayu. Aku bergegas ke kamar mandi, berganti baju dan membetulkan rambutku yang berantakan. Lalu keluar kamar seolah-olah tak terjadi apa2..

Qabilla,, Martha memelukku..