Chereads / Menjaga Jodoh Orang Lain / Chapter 12 - Aku, kamu dan Pica

Chapter 12 - Aku, kamu dan Pica

Martha terus memelukku.. "kangen tauuuu..." jauh banget sih kuliah lu..

haha.. iya cantik, bentaran doank, lulus kuliah aku pindah sini kok.. kita kumpul lagi..

bener?

"iya". cubit ku dipipi Martha

Dari acara reuni itu kita pun membentuk grup di BBM. Agar lebih dekat, karena beberapa kami ada yang tinggal diluar kota, termasuk aku.

Malam sebelum aku pulang ke Jakarta. Aku pura-pura tidur ketika Kak Neam masuk kamarku dan memelukku dari belakang. Aku sebenarnya sengaja menghindari sentuhan agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan.

"Sayang" dia berbisik.. aku tidak akan melakukannya malam ini, Tidak. Aku hanya tak rela kita harus berpisah lagi. Aku hanya ingin memelukmu lebih lama lagi. "Ijinkan aku", pintanya.

Akhirnya aku biarkan hal itu. Tak lama kurasakan pelukannya sudah melemah. Diapun tertidur. Aku bergerak membalik badanku kearahnya, kupandangi wajahnya, seberkas cahaya masuk melalu jendela kamarku menerangi wajahnya. Hidung mancungnya, bibirnya yang kecil dan berisi, mukanya yang maskulin, aku belai rambutnya yang hitam dan tebal. Aku sadar betapa aku menyayanginya.. Lalu aku kecup keningnya, setelah itu akupun meringkuk di dalam pelukannya dan tertidur.

Sayangku, kecilku.. Ayo bangun.. sudah siang anak nakal.. dia sudah disampingku membawakan roti bakar berisikan telur dan segelas susu hangat.

aku membuka mata, lalu tersenyum.

muaah, kecupan mesra mendarat di pipiku.

aku turun dari tempat tidur dan segera ke kamar mandi.. sarapan dulu kecil.. dia memintaku.

bentar sayang aku mandi dulu..

Selesai mandi aku keluar kamar dengan handuk saja, kupikir Kak Neam sudah keluar dari kamar tapi teryata dia sedang membuka laptopnya dan mengerjakan tugas.

Cil, kamu tidak sedang menggodaku kan? tatapannya nakal..

Dengan air dari rambut basahku yang menetes kearah tubuh, memang rasanya ini sedikit menggoda. Aku buru-buru masuk kamar mandi, tetapi belom sempet sampai dikamar mandi, tiba2 lenganku sudah dipegang oleh Kak Neam.

Sayang plis jangan nakal, ancamku.

Aroma rose ini cocok denganmu sayang, aku sudah berada dipelukannya.

Sayang lepas.. ayo sarapan..

Dia sudah menunduk, tanpa jawaban dia terus menghujaniku dengan kecupan2 di pundak, tengkuk naik ke belakang telingaku..

Sayang, ini belom saatnya.. jangaan.. aku berusaha melepaskan diri dari pelukannya.. tapi pelukannya terlalu kuat untuk ku lawan..

Tapi tiba2 dia berhenti membalikkan badanku, mengecup bibirku lalu menggendongku duduk di sofa panjang yang ada di samping tempat tidurku.

Aku bingung, dia berjalan menjauh, masuk kamar mandi lalu keluar lagi dengan selembar handuk.

Iya sayang, aku tau ini belom saatnya.. Aku hanya membalas menggodamu, dia tertawa usil.

Lalu dia memngeringkan rambutku dengan handuk yang dia ambil.

Udah cepet sana ganti baju, perintahnya..

Aku pun menurutinya seperti seekor anak kucing, melangkah menuju kamar mandi untuk berganti pakaian dan merias tipis wajahku. Andai dia tahu betapa deg-deg an hatiku atas kejadian tadi. Rasanya dadaku mau meledak ketika harus memikirkan antara bertahan atau pasrah saja dengan adegan tadi.

Cil, ayo sarapan.!! Udah dibuatin roti kok malah ditinggal mandi sih, kasian tuh dia harus buat lagi sambil nunjuk kak Neam yg buat roti lagi buatku.

"Yang ini biar gue makan aja ya" kata kak Orland mengambil rotiku yang pertama.

Dasar bule, liat roti dikit langsung lu sikat, ejek Kak Rudolfo.

Akupun memeluk Kak Neam dari belakang. "Sini sayang biar aku yang buat, sayang tunggu aja dimeja" kataku manja.

Udah tuan putri, duduk aja. Kalau di Surabaya aku adalah tuan rumah, aku akan melayani tuan putri dengan segenap jiwa raga. Diapun menggandengku ke meja makan sambil membawa roti buatannya.

"woi.. woi. inget wooi.. temennya pada jomblo woi!!" Maen romantis2an malah.. protes Kak Rudolfo..

Kita semuapun tertawa..

...

Neam Kien.. Dia menyodorkan tangannya, ketika kami berkenalan.

Bulumatanya yang lentik menarik perhatianku, karena jarang ada pria dengan bulumata lentik. Selain itu, dia sangat soapn sekali. Berbeda dengan pria yang aku kenal yang cenderung mengejarku atau memanfaatkanku terlebih karena profesiku sebagai Calon Dokter.

Dokter Pica, begitu Kien selalu memanggilku. Awalnya kami bertemu hanya di lingkungan kampus dan RS. Tetapi aku punya ketertarikan lebih padanya jadi aku selalu membuat alasan agar bisa bertemu dengannya. Ditambah lagi dia memang senang belajar jadi dia selalu belajar mengenai ilmu2 di bidang kedokteran yang lebih dulu aku ketahui. Jadi ini bisa jadi alasan aku bertemu dengannya.

Akhh.. aku ingin benar2 ingin lebih dekat dengan Kien, bagaimana ya caranya?apakah dia sudah punya kekasih?tapi kenapa aku tidak pernah melihatnya menggandeng seorang wanita?ahh entahlah lah. Aku tak peduli !! yang jelas saat ini aku rindu padanya..

tit tit tit,

bunyi suara keypadku ketika memencet nomer Kien.

Aku ingin menyapanya..

Teleponku tersambung..

...

Hari ini aku dan Kak Orland kembali ke Jakarta.Pesawat kami pukul 14.45. Kak Neam pun mengantarkan kami, dan tiba pukul 14.00 di terminal 2 Juanda.

Kring.. kring.. kring..

Doc Pica - begitu tertulis di hp Kak Neam-

telepon itu berbunyi persis sebelum Kak Neam memarkir mobilnya.

Kak, Doc Pica yang menelepon. Gak diangkat? tanyaku lugu.

"Gak biar aja sayang, paling urusan pertukaran shift" begitu jelasnya.

Tapi Kak Neam sempat melirik Kak Orland.

Ini mencurigakan, Kak Neam selalu memprioritaskan urusan kuliah dan segala hal yang terkait didalamnya. Kenapa dia mengabaikan nya? ada yang aneh..

Cil, check in dulu yuk.. Waktunya agak mepet, ajakan Kak Orland mengalihkan pikiranku.

Kemudian setelah berpamitan dengan Kak Neam, aku dan Kak Orland masuk dan menunggu di Garuda executive Lounge.

"Kak, siapa sih Doc Pica itu?" ingatanku kembali lagi pada hp Kak Neam tadi.

Pica siapa Cil?

Itu tadi yang telpon Kak Neam, perasaanku gak enak yah. Ini udah diluar kebiasaan Kak Neam, gak angkat telpon. Dia ga pernah gitu deh.

Cuma perasaanmu aja, jawab Kak Orland tenang sambil nyeruput kopi.

Aku masih bertanya-tanya..

PICA ... Siapa ya dia..