Chereads / Menjaga Jodoh Orang Lain / Chapter 2 - Dulu kita awali semua dengan.....

Chapter 2 - Dulu kita awali semua dengan.....

Prittt..

Suara peluit dari wasit berbunyi ketika Fauls (kesalahan yang dibuat oleh pemain basket) terjadi..

"Qabilla.." teriak pelatihku sembari melambaikan tangan agar aku menghampirinya.

Akupun berlari mendekat kepadanya yg berada persis di luar lapangan.

"Ini saatnya kamu harus bs three point ! shoot shoot fokus fokus go go go Qabill !! kamu harus bisa three point..!" Arahan Mr. Hong pelatihku.

Sebenarnya arahannya lebih bersifat keharusan agar aku menambah skor disela peluang emas ini.

Aku kembali ke posisiku di Garis 3 (garis terjauh dari ring). Bola sudah ditangan, aku arahkan ke ring, aku atur kekuatan lemparan dan ini dia saatnya dalam feelingku.

Blleebb....

Tembakanku tepat, bola mengenai papan pantul dan masuk ring dari jarak 6m dan dengan gerakan jump shoot andalanku.

3FG atau terkenal dengan three point menambah skor Tim kami dari Sekolah Menengah Pertama Spansa Youth.

Plak.. plaak.. plakk..

Riuh tepuk tangan dari bangku penonton menyaksikan keberhasilan shooting 3 pointku.

"Hey kecil kecil cabe rawit.. Go go go..!" Teriak seorang dari bangku penonton.

Suaranya yg lantang menggoda telingaku. Aku menoleh sebentar dan mencari asal suara itu.

Aku melihatnya.

Dia.. yup.. dia..

Ujung bibirkupun terangkat keatas ketika berhasil menangkap sosok si pemilik suara lantang itu.

Lalu tepukan pelan dipundakku membuatku beralih kepada Marta yang sedang memberiku selamat.

"Gila..! 3 pointmu selalu berhasil, padahal tinggi cuma segini doank loh." Ejek Martha sembari menunjuk bawah telinganya.

Kamipun tertawa.

Babak terakhir pun kami lewatkan dengan passing, catching, defeense dan shoot-shoot dari tim kami yang menawan.

Keberuntungan dan usaha Tim mengantarkan kami menjadi Juara di Malam final Goverment Cup 2001 ini.

"Hay my ladies.." sapaan mesra Mr. Honk pada tim kami ketika kami menjuarai sebuah pertandingan.

"Mari kita makan sepuasnya..! Dan ada bonus untuk kalian." sembari menunjukkan amplop yang berisi hadiah uang tunai dan voucher sponsor.

"Yeaayyyyyy..." kita semua berteriak kegirangan, sambil berpelukan satu sama lain.

Membayangkan mendapatkan tambahan uang jajan dan makan malam yang sudah pasti enak membuat kami super bahagia.

Kamipun lekas berganti pakaian dan buru-buru berkumpul di parkiran sepeda motor untuk bersama-sama menuju ke Sumo Shusi tempat kami merayakan kemenangan ini.

Sesampainya di parkiran sepeda motor, aku mengeluarkan sepeda motorku dari barisannya ketika tiba-tiba sepedaku seperti tertarik kebelakang dengan sendirinya. Akupun kaget.

Saat aku melihat kebelakang.. Ternyata...

"Qabilla, aku Neam Kien.." dia menyodorkan tangannya.

Dia yang barusan membantuku mengeluarkan sepeda motor dari barisannya.

Aku pun linglung. Aku tau bahwa dia pula yang tadi berteriak lantang menyemangatiku dan memanggilku si cabe rawit.

Dan dia adalah idolaku.

Pemain Basket, ehh bukan, bisa dibilang dia atlet basket di kota kami.

Jabatan tangannya pun aku biarkan begitu saja. Bukan karena aku tak mau berkenalan dengannya tapi karena aku LINGLUNG.. Idolaku mengajakku kenalan.. Aku hanya bisa berkedip-kedip kebingungan dan diam seribu bahasa tanpa bergerak.

(Diapun menarik tangannya)

"Baiklah Qabilla, maap sudah mengganggu. Aku hanya ingin memberikanmu selamat, three pointmu keren."

"ohhh i..i..yaa.. terima kasihh." kataku terbata bata.

Lalu dia berlalu pergi sembari mengakhiri perkenalan ini dengan senyum khasnya..

Ukhh.. Aku benar-benar salah tingkah dan merasa bodoh, diajak kenalan idola malah linglung. "Uhh Qabilla.. Bodoh banget sihh." ujarku memaki diri sendiri.