Hidup itu tidak panjang.
Dan hidup itu adalah sebuah tanda tanya besar.
Seperti apa kehidupanmu?.
Jalani dan lewati prosesnya.
.
.
.
=========
Dia masih terpaku diam melihatku, tanpa bergerak sedikitpun.
Sekarang tatapan polos itu berubah menjadi tatapan tajam, mata kambingnya yang sebelumnya biasa menjadi merah bersinar. Tongkat yang dia bawa ternyata bisa bergerak, maksudnya ada sebuah patung ular melilit di tongkat tersebut. Dan ular tersebut bisa bergerak, dia hidup.
Dia masih diam tetapi mulai menyeramkan.
Lampu kamarku yang semua terang menjadi redup dan kerkedap-kedip. Kumelihat kekanan, kekiri dan seluruh ruangan kamarku. Badanku yang semula biasa saja menjadi kaku, dan sulit di gerakkan.
Aku mau memanggil mereka yang ada di luar kamarku, tetapi suaraku hilang dan berat.
Tangan kirinya yang kosong mulai terangkat, disaat tangannya terangkat tanpa sadar badanku juga terangkat. Sungguh badanku tetangkat sekarang, terangkat mengambang diudara. Tetapi tidak tinggi.
Kuberdoa dalam hati.
Tuhan bagaimana ini apa yang harus kulalukan, aku bingung mengapa masuk dalam sebuah masalah yang seperti ini.
Tanpa sadar aku meneteskan air mataku, aku takut. Jujur meskipun aku bisa melihat yang tidak terlihat, dan bisa melakukan hal yang diluar kemampuan manusia. Tetapi kalau terjadi masalah seperti ini aku juga manusia biasa yang bisa merasa takut dan gugup.
Dia menggerakkan tangan kirinya lagi, dan disaat jemarinya digerakkan aku juga merasakan sakit yang tiada duanya berada di perutku. Kumelihat ke arah perutku, dan sekarang aku juga bisa melihat tanduk itu tertancap di perutku dengan sangat jelas. Tanduk itu tertancap di perutku.
Dia menggerakkan jemarinya lagi dan rasa sakit ini semakin menjadi-jadi. Tanduk itu bergerak, turun dan semakin dalam ke perutku. Kalau kamu kira tanduk itu kecil, kamu salah. Tanduk itu besar dan panjang.
Semakin menusuk semakin sakit kurasakan, rasa sakit ini begitu nyata.
Dia mendekatiku, makhluk berkepala kambing itu mendekatiku. Dia berada tepat di atasku, dan masih ada jarak diantara kita.
Dia menyamakan posisinya sama denganku, aku terlentang dan masing mengambang. Dia tengkurap dan mengambang di atasku.
Tiba-tiba mulutku terbuka dengan sendirinya. Aku merasakan ada sesuatu yang keluar dari mulutku, aku rasakan kering di tenggorokkanku. Dia seperti menyedotku, napasku menipis.
Badanku lemas, bukan kaku lagi.
Tanganku bisa di gerakkan. Dan detik itu pula, aku menggerakkan kedua tangan ku untuk mendorongnya. Dia terpental keatas tanpa aku menyentuhnya, dan saatbitu pula aku terjatuh ke ranjangku kembali.
Kuambil napas yang tersenggal-senggal. Dan dia kembali turun kembali dengan cepat, mengarahkan tongkatnya ke arah wajahku. Karena aku tidak tahu harus gimana lagi, aku menutup mataku saat itu.
"Tuhan, kalau memang ini sudah takdirku maka ambilah aku"
Dan setelah aku rasa menutup mataku terlalu lama, tidak terjadi apa-apa. Kubuka mataku perlahan.
Kumelihatbada sebuah akar yang melilit di tongkat tersebut.
"Akar?"
Astaga jangan bilang makhluk akar itu keluar lagi.
Makhkuk berkepala kambing itu terangkat mundur di ujung dinding, dan kumelihatnya seluruh badannya terlilit oleh akar. Dan aku yakin itu adalah Makhluk akar yang menginginkanku, yang melilit Makhluk berkepala kambing tersebut.
Mengapa makhluk akar ini datang, dan baru aku sadari bahwa aku mengeluarkan darah di perutku. Kuraba perutku yang basah dan amis, beserta tanduk yang masih melekat disana. Aku bisa memegang tanduk ini juga.
Pantas saja makhluk akar itu datang, karena aku juga baru menyadari bahwa sekarang hari Jum'at dan aku mengeluarkan darah.
Badanku mulai melemas lagi, kumelihat makhkuk akar itu melilit dengan kuat. Hingga Makhluk berkepala kambing itu tidak bisa bergerak sedikitpun.
Akar itu juga melilit lehernya, menariknya dan
.
.
Ughhh aku melihatnya dan sangat mengjijikkan. Kepala kambing itu terlepas dari badannya, ohh astaga ini lebih parah dari film-film kanibal dan psikopat lainnya. Aku tidak kuasa melihatnya dan mau muntah rasanya.
Disaat kepala kambing itu terpisah dari badannya. Aku merasakan sakit kembai di perutku.
Tanduk ini bergerak kembali, seperti ada yang mencabutnya. Astaga rasanya sakit sekali. Tanduk yang tidak halus itu memaksa keluar dari perutku, setiap gesekkan dari tanduk kasar itu terasa sakit di perutku.
Lagi-lagi disaat aku mau teriak, karena ini rasannya sakit sekali. Tiada suara yang keluar dari mulutku.
Kurasakan disetiap gesekkan tersebut sangat-sangat nyeri di perutku. Dan aku rasakan dalam perutku ada yang keluar. Aku mohon jangan keluar.
Dan akhirnya tanduk itu sepenuhnya keluar dari perutku. Kubuka bajuku, dan ku lihat perutku bolong dan berdarah. Tanganku gemetar dan badanku dingin.
Disertai pemandangan yang aneh berada di depanku. Tubuh dan kepala kambing itu dengan perlahan masuk ke tubuh Makhluk akar itu, seperti di telan oleh makhluk akar itu.
Astaga... tontonan apalagi ini. Kumelihatnya dia tenggelam dalam tubuh makhluk akar tersebut dengan perlahan.
Dan anehnya apakah aku sudah mati?.
Disaat badan dan kepala itu sudah sepenuhnya menghilang dan tertelan aku merasakan lebih nyaman dalam badanku. Kulihat perutku kembali normal dan tidak ada bekas darah ataupun lubang sedikitpun. Tetapi meninggalkan sebuah tandan di sebelah kanan perutku, seperti tanda lahir berbentuk hati.
Okay fokus, Sekarang makhluk akar itu belum kunjung pergi. Dan mengapa dia menolongku untuk yang kedua kalinya. Hmmm apa maksutnya ini, dia datang disaat aku benar-benar sudah di ambang dari ajalku. Dan dia juga menolongku. Apakah dia baik.
Baru saja aku bergumam tentangnya, tiba-tiba sebuah goresan atau cakaran itu kembali muncul di lengan kananku.
Aku cabut perkataanku yang mengatakan dia baik sebelumnya. Dia sama saja seperti saat mengejarku di pertama kali, tetapi goresan ini tidak dalam. Cuma sekedar goresan biasa, tapi aku bisa merasakan perih disana.
Aku kembali teringat dengan kejadian sebelumnya, kejadian disaat dia datang pertama kali di hidupku. Dan aku juga teringat bahwa ayahku sudah membuat sebuah pagar di diriku. Apakah pagar itu berfungsi?, aku rasa jawabanya adalah iya. Karena goresan itu tidak sesakit dan sedalam sebelumnya.
Dan muncul lagi goresan di lengan kiriku.
Ahhh, apakah makhluk ini yang sebenarnya menginginkanku. Karena sudah dua kali ini disaat nyawaku terancam oleh makhluk lain, dia datang dan malah menghabisi makhluk yang mengganguku.
Aku diam sejenak, meskipun dia berada di depanku sekarang.
Kumulai berpikir bahwa, aku rasa makhluk berakar ini tidak mengizinkan makhluk lain mengambilku. Karena hanya dia yang bisa mengambilku, dan oleh sebab itu mengapa disaat ada makhluk lain yang akan mengambilku. Dia datang dan menghabisi makhluk tersebut. Tapi sejauh ini, ini hanya sebuah pemikiranku saja.
Yang aku tahu, bahwa dia ada dan muncul disaat setelah aku mengalami mati suriku.
Cakaran ketiga muncul di pahaku. Aduhh sampai kapan makhluk berakar ini hilang lagi.
Kumenoleh kearah jam yang berada di mejaku.
11.55
Astaga ini sudah malam, apakah Mereka keluargaku masih ada yang menungguku diluar atau mereka sudah tidur?.
Cakaran keempat timbul di pahaku lagi.
Aku mau menggerakkan badanku, tetapi masih lemas.
Kemudian mahkluk berakar itu perlahan masuk kedalam tanah kembali.
Aneh kan.
Kulihat lagi jam di mejaku.
01.05
Ini sudah berganti hari, apakah itu sebabnya dia menghilang lagi?.
Aku mengambil napas dalam-dalam dan mengeluarkannya.
Malam ini malam yang tidak bisa kulupakan dalam hidupku. Aku pasti mengingatnya sampai akhit hidupku.
Kulihat lagi jam di mejaku.
02.30
Aku tidak bisa tidur, dan badanku sudah mulai enakkan.
Kuputuskan untuk bangun dan mengambil air.
Uhh. Aku berjalan masih tertatih-tatih.
Dan aku rasakan perutku masih terasa aneh. Ughh. Kayak masih nyeri tetapi tidak apa apa.
Aku keluar dari kamar, semua lampu masih menyala.
Kulihat di ruang tamu, tidak ada orang. Kumenuju ke kamar orang tuaku, juga tidak ada.
Dikamar kakaku, tidak ada. Terakhir aku kedapur, mereka juga tidak ada.
Kemana mereka?.
.
.
"Ayahhh?, ibuuuu?,,, Kak Emy???""
Tidak ada jawaban.
Lalu kemana perginya mereka semua. Hanya tinggal aku di dalam rumah ini.
.
.
.
. Kemana mereka.??.
.
.
.
==========
Apakah aku bermimpi kali ini?, atau memang mereka tidak ada dirumah?.
.
.
.
=========