Aku memperhatikannya dari pintu gerbang rumahku, memastikan dia baik-baik saja, yang kulihat adalah punggungnya yang perlahan berjalan semakin menjauh.
Dia sudah begitu jauh, dan aku pun masuk ke rumah.
"Bunda...
Dhyta pulang, maaf telat", kataku, aku memegangi kepalaku yang sakit dan agak sedikit pusing.
"Kamu darima__
Ehhh...."
'Bruk'
"Uugh", aku terbangun tanpa ingat kejadian setelah aku jatuh, sedikit pun tidak ingat, dan kini aku bangun dan sudah berada di kamar tidurku.
"Bagaimana aku bisa_
Uugh, kepalaku kenapa sih?...", pertanyaanku tersela oleh rasa sakit yang aku rasakan.
Aku beranjak dari tempat tidur dan menuju cermin yang ada disebelah tempat tidurku.
"Ehhh...
Mataku?...
Warna merahnya semakin pekat, dan lagi aku baru sadar, ini hoddie siapa?...", aku kaget karena dua hal bersamaan.
Yang pertama adalah aku kaget karena melihat mataku sendiri, dulu warnanya masih maroon biasa, kenapa sekarang jadi lebih pekat?...
Dan yang kedua adalah, aku seperti mengenal hoddie ini, dan aku sangat terkejut saat aku mengingat bahwa laki-laki itu pulang dengan kaos putih polosnya saja, itu artinya ini adalah hoddie hitam miliknya.
Pertanyaannya adalah, "kapan dia memberikan hoddie nya?...", gumamku, sambil melepas hoddie hitam itu, dan melemparkannya ke tumpukan baju-baju yang akan dicuci.
"Tidak ada bau parfum sedikitpun", gumamku, dan aku berjalan menuju jendela besar, kamarku berada di lantai 2, jadi aku bisa melihat semua pemandangan tapi tidak terlalu jelas karena terhalang oleh pepohonan, aku dikejutkan oleh laki-laki barkaos putih polos yang duduk di kursi taman, memainkan handphonenya dan sebuah tas hitam bercorak merah disampingnya, taman itu letaknya tidak jauh dari rumahku jadi aku bisa melihatnya dengan jelas.
"Dia mirip sekali dengan laki-laki tadi", setelah aku bergumam, dia mendongakkan kepalanya, aku kaget dia benar-benar orang yang tadi.
Aku pun refleks menutup gorden yang tadinya aku pegang.
~Saat yang bersamaan, di taman~
*Jack Pov*
"Kok merinding ya?...", aku menggaruk tengkukku dan berdiri lalu mengambil tasku, dan bergegas pergi dari sana.
"Kayak ada merhatiin dari tadi", kataku dengan nada lirih.
Aku mendongak keatas dan melihat seorang gadis melompat dari atas pohon, aku pun secepat mungkin menghadap ke belakang untuk melihat gadis yang melompat itu.
"Ngapain kamu?...", tanyaku, aku tau itu siapa, jadi aku memalingkan lagi wajahku kedepannya dengan malas dan melanjutkan jalanku.
"Aku akan membuatmu menjauh", dia berkata dengan suara yang berat.
"Apa?...", tanyaku, tapi aku tidak memandangnya.
"Menjauh dari Dhyta", sambungnya, kali ini dia berkata dengan nada yang serius, tak sadar aku memalingkan kepalaku.
"Apa?!!...", aku kaget, setelah memalingkan wajahku, aku melihat dia melompat kembali keatas, aku mencarinya dan hasilnya adalah "dia tidak ada di manapun".