Ini adalah hari pertamaku melaksanakan piket kelas, jadi aku tidak mau terlambat.
~Disekolah~
Aku sudah sampai digerbang sekolah, dan sudah memasuki gerbang utama, aku menggaruk bagian belakang telingaku.
"Ini sekolah apa kuburan?...
Sepi amat", kataku, dengan nada yang lirih, tetapi lagi-lagi seseorang mendengarnya.
"Ini masih pagi, jadi yang datang cuma murid-murid teladan aja", katanya, aku memalingkan wajahku kebelakang, karena dia tinggi jadi aku mendongakkan kepalaku, dan dia adalah laki-laki yang menolongku waktu aku diganggu oleh preman.
"Kamu lagi?...
Dunia emang sempit ya", kataku, aku pergi meninggalkannya, dia masih berdiri disana, mungkin menunggu temannya.
Aku bertemu dengan seorang perempuan dengan rambut kuning terang yang panjang.
"Ma'af, boleh aku tanya?..."
"Ouw, boleh kok", jawabnya
"Emm...
Kalau boleh tau, kelas XII IPS 2 dimana ya?...", tanya ku, dengan nada yang agak ragu.
"Loh, kamu nggak tau kelas kamu sendiri?...", jawabnya, sambil memainkan helaian rambut kuningnya.
"Emm...
Pas waktu aku masuk, kata pak guru kelas itu sementara, jadi aku nggak tau kelasnya dipindah atau belum", jawabku, dengan nada yang masih ragu.
"Ayo aku antar, kebetulan kita sekelas, aku Mira, salam kenal", jawabnya dengan senyuman lebar, dan menjabat tanganku.
Aku punya teman baru!?...
*"Ternyata sifatnya tidak secuek penampilannya"*, batinku, dan aku pun berjalan bergandengan tangan dengannya.
*"Memang, buku itu tidak dapat dinilai dari covernya sebelum melihat isinya"*, batinku lagi, dan kami berdua sudah sampai diruang kelas.
"Kau duduk dimana?...", tanyanya setelah memasuki kelas.
"Emm...
Disana", aku menunjuk sebuah bangku kosong yang berada diurutan nomor 2 dari belakang.
"Kau...
Kau tau siapa yang ada dibelakangmu?...", tanyanya, aku tidak mengerti, jadi aku memalingkan wajahku dan melihat kebelakang.
"Tidak ada siapapun", jawabku, sambil mengangkat kedua bahuku.
"Bukan, bukan itu maksudku, maksudku adalah laki-laki yang menempati bangku dibelakang mu", jawabnya, sambil menepuk dahinya.
"Ma'af hehe...", jawabku dengan menyertakan senyum simpul.
"Jadi kau belum tau?...", tanyanya lagi.
"Belum, siapa?", jawabku, dengan menggelengkan kepalaku.
"Kau akan tau nanti, dan aku yakin kau pasti akan tercengang dengan ketampanannya, kau sangat beruntung", jawabnya, sambil mengedipkan sebelah matanya dengan genit.
"Sekarang, ayo kita piket, hari ini aku ada piket, dan namamu ada disana, namamu Dhyta kan?...", sambungnya.
"Iya, ayo", aku meletakkan tasku, dan kami berjalan menuju tempat dimana semua perlengkapan kebersihan disimpan.
"Emmmmm...
Cuma ada 1 sapu, jadi kita akan bergantian nanti, atau kau mau bawa kemoceng?...", tanyanya, dengan memegang ujung dagunya dan memiringkan kepalanya.
"Terserah", aku mengambil sapu dan juga kemoceng, setelah itu kita membersihkan kelas, dibantu teman-teman yang juga piket hari ini.
"Kau tau nggak, piket kita ini kayak piketnya anak SD", tanyanya.
"Iya, authornya kurang kreatif", jawabku dengan nada yang biasa.
Yax, saia emang kurang kreatif|