Chereads / Kisah Anak Indigo / Chapter 18 - Sapaan pagi untuk Dhyta

Chapter 18 - Sapaan pagi untuk Dhyta

Seusai aku dan Mira membersihkan kelas dengan yang lainya, kita menuju ke ruang itu lagi untuk mengembalikan alat kebersihan yang tadi kita ambil.

'Kring'

'Kring'

'Kring'

Suara bel masuk sudah terdengar nyaring ditelinga, semua siswa berlari dan saling mendorong untuk masuk ke kelas, yang berjalan dengan santai hanya aku, Mira dan...

*"Siapa laki-laki itu?"*.

Aku dan Mira melihat laki-laki tinggi yang menuju ke kelas mereka sembari memainkan handphonenya.

*Jack Pov*

Saat aku berjalan di koridor menuju kelas, aku melihat 2 gadis yang sepertinya satu kelas dengan ku, dan yang satunya itu aku pernah pernah bertemu tapi belum sempat tau namanya.

Aku melihat mereka berdua, aku berhenti dan memasukkan handphone ku ke saku celana, dan melambaikan tangan pada gadis yang ku tolong.

"Oh...

Hai", kataku tanpa ekspresi, karena malas aja sih, dan aku pun berjalan memasuki ruang kelas.

Aku duduk ditempat yang merupakan tempatku.

Aku duduk dan lalu membungkukkan kepalaku, memasang earphone dan langsung tertidur.

*Dhyta Pov*

Setelah tadi kita disapa olehnya, Mira menggenggam kuat bahuku, dan aku pun menaikkan sebelah alisku dan bertanya padanya.

"Kamu kenapa sih?..."

"Katakan, apa tadi itu nyata?..."

"Apanya?..."

"Sapaan tadi...

Apa benar tadi dia membuka mulutnya?...", dia mengatakan itu dengan nada terkagum-kagum dan wajah yang berseri, serta pipi yang sedikit merona.

"Ya...

Tentu", jawabku, serta menganggukkan kepalaku dengan pasti.

"Waaah.....

Mimpi apa aku semalam, sampai bisa disapa olehnya pagi ini?...", tanya lagi, dan kali ini dia berjalan menuju kelas, sepertinya moodnya lagi baik, jadi aku tidak akan membuat moodnya memburuk.

"Hmmm?...

Iya, dia benar-benar menyapamu tadi", kataku dengan nada yang yakin.

{Dhyta tidak tau, kalau sebenarnya sapaan itu untuknya}

Aku, eh kita dong, memasuki kelas dengan beriringan, dan Mira yang masih memegang erat lengan ku.

Aku meliriknya dan rona di pipinya itu semakin memerah saat memasuki pintu kelas, dan aku pun yakin sekali kalau Mira naksir ke laki-laki itu.

Aku melihat kanan-kiri, dan aku melihat laki-laki itu duduk dibelakangku.

*"Hmmm...

Apa laki-laki itu yang dimaksud Mira pagi tadi?..."*, batinku, sambil menunjukan ekspresi bertanya-tanya, dan seseorang berteriak padaku.

"Hoi kalian, cepat masuk, sebentar lagi guru akan masuk, jangan berdiri ditengah-tengah pintu"

Setelah itu, Mira tersentak dan moodnya memburuk, rona dipipinya semakin memudar dan raut wajahnya menjadi serius.

"Dandy Virgio, heh...

Siapa kau berani memerintah kami", katanya, dengan memanggil nama lengkapnya, mungkin.

"Hei kau anak baru, cepat bangunkan laki-laki yang tidur itu!", perintah Dandy, tanpa menghiraukan Mira sedikit pun.

Seketika semuanya sibuk berbisik satu sama lain, yang sedikit terdengar oleh ku.

"Hei, apa yang kamu katakan"

"Iya, kau tidak berpikir dulu apa, kalau mau menyuruh, dia akan dalam bahaya jika dia menurutimu".