*Jack Pov*
"Toooloooonngggg!!!", suara teriakan yang keras itu menyakiti telingaku.
"Argh...
Apa sih", aku mendengus karena kesal akan teriakan itu, saat aku berpaling aku melihat seorang gadis yang dibekap oleh preman, dan gadis itu adalah gadis yang ada dijembatan tadi, dia meronta-ronta berusaha melepaskan cengkraman dilehernya.
Aku tak suka melihat gadis yang ditindas, jadi aku menghampiri mereka.
"Hei..., kalian
Apa yang kalian lakukan?...", tanyaku dengan nada cuek.
"Wah, siapa kamu?...
Mau jadi pahlawan kesiangan?...", tanya 2 orang preman itu, dengan merangkul bahuku.
"Aku?...
Jadi pahlawan kesiangan?..., itu tidak mungkin, ini udah sore, pahlawan kesorean kali", jawabku dengan nada yang masih cuek, aku melepaskan rangkulan mereka, dan menghampiri laki-laki berambut coklat yang membungkam mulut dan mencengkram gadis itu.
Aku berdiri tepat dismping laki-laki berambut coklat itu, dan aku berkata "berani berbuat harus berani bertanggung jawab lo, berani terima resiko?...", aku mengatakan itu dan tidak sadar tanganku mulai bergerak dan mencengkram lehernya dengan kuat, hingga dia tidak dapat bernafas.
"Se...sesak, a...apa yang ka...kalian lihat, c...ce...cepat serang d...di...dia", perintahnya kepada anak buahnya dengan nada terbata-bata, tetapi anak buahnya hanya menggigil ketakutan karena melihat tanganku yang satunya mengambil sebuah pistol yang ada disisi saku celanaku yang tadinya tertutupi oleh hoddie.
"Psst
Kabur yuk", bisik salah satu dari 2 anak buahnya kepada temannya, dan mereka berdua pun lari meninggalkan bosnya yang masih ada dalam cengkeraman ku.
Perlahan dia mengarahkan tangannya kebelakang dan merogoh sakunya, dia mengambil sebuah pisau tajam dan mendekatkannya pada leher gadis itu.
Aku mengangkat tanganku yang memegang pistol dan aku tempatkan tepat diatas telinga laki-laki itu.
"Lebih efisien dan cepat yang mana?...", tanyaku, aku pun menyeringai karena dia ketakutan.
"Ka...kapan k...ka...kamu_", melihat cara bicaranya yang terbata-bata itu membuatku mual.
"Cepat lepaskan dia atau peluru ini akan mengeluarkan semua isi
kepalamu", tanyaku dengan membisikan ketelinganya, dan juga aku sudah tidak tahan, gadis itu mulai meneteskan air matanya karena susah bernafas, dan seluruh tubuhnya gemetar.
Dengan cepat dia melepaskan gadis itu dan lari secepat-cepatnya.
"Dasar preman pasar", dengusku, dan disaat yang bersamaan aku mendengar suara yang benturan yang sangat keras.
'Brukk!'
Dengan cepat aku menoleh kearah gadis itu, dan ternyata dia terjatuh pingsan.
"Heh!!!...
Masa sih aku harus menggendongnya?...
Diseret aja kali yak?..., tapi anak orang", tanyaku, sembari memasukkan lagi pistol ku ketempat semula.
"Aakhh.....
Serah lah", aku pun bergegas menggendongnya dan membawanya ke rumah sakit terdekat.