-Singkat cerita-
~5 tahun kemudian~
Seiring berjalannya waktu, yang dilewati Jack dan Dhyta tanpa kehadiran masing-masing, membuat mereka menjadi anak yang pendiam dan penyendiri. Kini mereka sudah berumur 15 tahun, itu artinya ini adalah masa-masa dimana cinta bersemi dikalangan anak remaja.
"Bundaaaaa.....
Dhyta pulang", seorang gadis berlari dari pintu utama, dia terlihat cantik, dengan seragam abu-abu putih yang melekat ditubuhnya, memakai bandana dengan warna putih bermotif bunga mawar, juga rambut hitamnya yang terurai itu menambah pesonanya.
"Dhyta...
Kamu sudah pulang?...", jawab Anita, dia keluar dari dapur karena ia baru selesai memasak untuk makan siang.
"Cepat mandi dan ganti baju, setelahnya..., kamu cepat turun dan makan bersama", perintahnya kepada putrinya.
"Iya", jawab Dhyta, dengan disertai dengan senyum simpul, dan dia pun menuju kamarnya.
~sementara itu, diwaktu yang bersamaan~
"Ma.. Pa..
Aku pulang", katanya dengan ketus, tanpa ada jawaban dari siapapun, dia menuju kamarnya dan langsung melemparkan tubuhnya dan berbaring di atas ranjangnya.
"Iya...
Loh, mana orangnya?...", Nova yang menjawab itu pun kebingungan, karena Jack langsung menuju kamarnya.
*Dhyta pov*
Hari ini aku berencana ingin pergi jalan-jalan, karena aku bosan hanya dirumah, dan aku ingin melihat keramaian kota.
Aku melewati sebuah jembatan berwarna abu-abu besi, dari atas sana terlihat dengan jelas bentangan air yang sangat luas.
"Hmmm....
Ini sungai?..., laut?..., atau pantai?..., bodo ah, ngapain dipikirin, nikmatin aja", gumamku, dan ada orang lewat yang tak sengaja mendengarnya.
"Jangan nggerutu di pinggir jembatan, pamali", ucapnya, dan dia duduk bersandar dipinggir jembatan itu, dia disampingku.
"Sok tau", jawabku, dengan nada yang ku buat seketus-ketusnya.
"Emang tau kok", jawabnya dengan nada yang ringan.
*"Apaan sih"*, batinku, dan aku pun pergi dari jembatan itu.
"Loh...
Mau kemana?...", tanyanya, aku pun bingung, kenapa dia bertanya seperti itu, kenal aja nggak, tapi aku merasa wajahnya itu familiar.
"Pulang", jawabku, dan aku melanjutkan perjalananku dengan langkah yang lebih cepat, ternyata aku terlalu berharap padanya huh.
Dan saat aku melangkahkan kakiku dengan cepat, cepat dan sangat cepat sampai tak sadar ada batu di depanku, aku tersandung dan jatuh.
Dan orang itu, berjalan menghampiri ku.
"Hmph...
Dasar bocah", setelah dia mengatakan itu, dia pun melanjutkan jalannya dan mengabaikanku. Dasar aku memang terlalu berharap padanya, aku pun mendengus kesal.
"Sini aku bantu berdiri", kata seseorang berambut coklat, dengan lembut dan mengulurkan tangannya, aku menggapainya dan dia membantuku berdiri, kakiku sangat sakit sehingga berdirinya tidak begitu seimbang.
Setelah aku berdiri tiba-tiba dia menarikku kepelukannya, dan datang 2 orang yang berpakaian seperti berandal, laki-laki berambut coklat itu mencengkeram leherku dan berbisik, "aku sudah menolongmu, jadi kau harus membayarnya", katanya.
Degh!!!..
Aku tersentak kaget dan berusaha melepaskan cengkeramannya, tapi semakin aku berusaha melawan, cengkramannya juga semakin kuat, dan leherku terasa sakit.