Pagi, di hari yang cerah. Setiba di sekolah, kedatanganku langsung disambut baik sahabatku. Namun wajah mereka tampak masam di pagi ini. Kami menuju taman sekolah. Duduk di tengah, dan dua sahabatku mulai bercerita.
"Hah, ini menyebalkan sekali. Kenapa semua orang berpikir dia adalah gadis yang super sempurna?" Tanya Mosa
"Siapa maksudmu?"
"Yora, siapa lagi",
"Apa kalian berdua dengannya?"
Dengan spontan mereka menggelengkan kepala dan tangan menolak, "Tentu saja tidak, untuk apa iri",
"Kalau begitu kenapa marah?"
"Hah, dia menyebalkan sekali. Apa kamu tidak sadar, semua mading berisi tentangnya. Apa gunanya coba? Gak ada yang lain apa? "
"Yora itu kenapa di spesialkan? Apa dia anak orang
kaya? "
"Benar, dia memang anak orang kaya sesuai dugaanmu. Dia anak direktur cabang perusahaan Alex. Spesial banget lah…",
"Jadi kalau anak orang kaya, disini di sekolah ini
bakal dapat hal yang special banget ya?",
"Hah, tidak semuanya benar. Apa yang didapatnya dari ayahnya. Semua guru lebih membela gadis itu, jika tidak mereka tidak akan mengajar di sekolah ini",
"Kalian juga anak orang kaya, menurutku",
Tiba-tiba aku mendengar suara yang tidak asing mendekat, secepatnya aku bersembunyi. Benar saja, seorang pria datang menemui dua sahabatku.
"Pagi, Kaori. Ada apa?"
"Aku mau minta bantuan kalian boleh?"
"Apa?"
"Tentang An, apa kalian mau membantuku agar aku dekat
dengannya?"
"Eh bukannya An…."Fena menoleh kanan kiri mencari An
"Ada apa?"tanya Kaori
"Gak apa-apa"senyum Fena
"Boleh, tentu saja. Akan kami usahakan untukmu tapi
kami tidak tahu jika An menyukaimu atau tidak. Jadi kami hanya sedikit membantumu"jawab Mosa
"Itu saja cukup bagiku, terima kasih banyak ya. Apa
kalian punya nomor handphonenya? Dia sekolah dimana?"
"Dia di HS…."belum selesai bicara kaki Mosa di injak
Fena, "Kami tidak tahu, soal nomor nanti kami mintakan secara rahasia ya kan Mosa?"ucap Fena menyakinkan
"Oh baiklah, sampai jumpa lagi",
Begitu Kaori pergi, mereka berdua merasa legah dan aku keluar dari tempat persembunyian.
"An! Kamu dari mana aja sih? Di cari cwok tadi"ucap Mosa
"Iya aku tahu",
"Lalu kenapa gak muncul?",
"Cieh, suka ya sama Kaori?"
"Busyet dah ngomong apa sih, aku juga dengar omongan Mosa yang nyebar-nyebir. Nggak pake ukuran ngomongnya, heduh…."
"Hehe, maaf",
Fena nyengir sendiri, "He, jangan marah. Cogan cari loh ( kamu) tuh, masa iya lo sembunyi? Cieeh",
"Bodo amat!"
***
Sisi lain, Felix datang ke HS5 seorang diri, ia bergegas dan bertanya pada orang lain.
"Hey, apakah kalian melihat Anita?",
"Tidak",
"Terima kasih", Felix kembali mencari Anita. Seseorang mengetahui dimana Anita, Felix pun bergegas menuju tempat yang ditunjuk oleh orang itu. Saat itulah Felix berselisihan dengan Kaori. Tatapan tajam penuh makna.
Kaori berhenti, "Sedang apa dia disini? Atau jangan-jangan, ya sudahlah bukan urusanku"ucap Kaori kembali melanjutkan langkahnya.
***
"Nampaknya Kaori itu suka deh sama kamu, An"ucap Mosa
"Heh, apa lagi!",
"Iya benar, Kaori itu sama cewek biasa aja gak nanggepin loh. Tapi tumben hari ini dia mencari cewek. Kan aneh ya"
"Apa yang aneh Fena?"
"Ka…o…."ucapan Fena terhenti begitu Felix datang.
"Pagi Fena, Mosa, Anita!"ucap Felix
"Eh Felix, ada apa?"tanya Fena
"Ini bekal makan siang untuk Anita, Lisa lupa kasih ke kamu jadi dia titipkan ke aku",
"Oh iya, makasih ya Felix" mengambil bekal di tangan Felix
"Sama-sama, aku kembali ke sekolah dulu ya",
"Oke",
"Nanti kalau ada perlu telpon aku ya An, Lisa sibuk jadi untuk sementara aku yang urus",
"Terima kasih", Felix pun pergi, aku memperhatikan Mosa yang sejak tadi terdiam. Menyentuh tubuhnya, tubuh Mosa terasa dingin. Ia pun meleleh dan berucap "Tampan sekali, ya ampun!".
Fena menarik Mosa untuk berdiri lagi, "Sadar Mosa, sadar!"
Aku segera kembali duduk di kursi, memperhatikan bekal pemberian Felix. Di bawah kotak bekal aku tidak sengaja menemukan surat. Kertas yang dilipat dengan rapi. Aku pun segera membaca, dan dua sahabatku memperhatikanku.
"Surat dari siapa?"tanya Fena
"Tidak tahu, aku temukan di bawah kotak makan",
"Apa itu dari Felix? Coba baca yang keras"kata Mosa
Aku pun segera membaca isi surat dengan suara agak keras agar dua sahabatku mendengar isi suratnya.
"Untuk si cantik, aku tidak tahu harus menulis apa. Aku takut kamu menolak ajakanku, jadi maukah kamu jalan bersamaku? Ada tempat hiburan menarik, festival bunga kudengar itu di malam kamis," belum selesai aku membaca isi surat Mosa marah padaku.
"An, kamu tega! Kamu kan tahu aku suka dengan Felix, kenapa kamu rebut Felix dariku?"
"Maksudmu apa? Aku tidak mengerti",
"Jangan sok polos deh, aku tahu kamu suka kan sama Felix",
"Aku gak suka sama dia, Mosa",
"Bohong, buktinya dia…dia lebih memilihmu", Mosa pun pergi meninggalkanku.
"Hah, aku gak nyangka ya ternyata kamu itu busuk tau gak! Kamu jahat An, aku pikir kamu teman kami ternyata kamu…."ucap Fena pergi dan menyusul Mosa.
"Ada apa sih? Kok jadi gini? Aku kan ngak lakukan apa-apa dan belum selesai baca surat"ucapku yang kemudian kembali memperhatikan surat dari Felix. Surat ini jelas sekali bukan untukku, Felix menuliskan nama seseorang di akhir surat. Aku pun bergegas menyusul kedua sahabatku.
****
Memasuki ruang kelas bertepatan bel berbunyi, aku pun segera mendekati Mosa. Membuka surat dan meletakkannya di atas meja. Lalu pergi ke tempat duduk. Mosa memperhatikan surat yang diletakan di atas mejanya.
"Untuk Mosa, maaf aku gugup!"
Wajah Mosa yang sedih kembali cerah, ia tersenyum manis. Menoleh ke arah Anita, namun Anita tampak lebih memilih melihat pemandangan diluar jendela.
Fena pun mendekati Mosa bertanya, "Ada apa?"
Mosa menunjukan surat dari Felix, "Untuk Mosa, maaf aku gugup!"
Fena pun tersenyum manis, "Hah, kita salah sangka. Apa dia akan membenci kita atas tindakan kita yang baru saja membencinya?"
"Entahlah, aku juga merasa bersalah"jawab Mosa
"Tapi kenapa Felix memberikannya pada An?"
"Aku tidak tahu, mungkin dia gugup untuk mengajakku jalan bersamanya"
"Ya benar, dia tuliskan itu pada suratnya"
Seorang guru masuk ke ruang kelas ini, dan kami mulai menyambutnya seperti biasa. Pelajaran pun dimulai. Belajar seperti biasa, seperti tidak ada masalah.
***
Salah satu teman Yora menempelkan kertas berita di mading sekolah bersama Yora.
"Hem, oke deh. Berita baru yang akan membuat semua orang membicarakannya. Mereka semua tak akan bisa seperti itu kan?"ucap Yora
"Benar, tak akan ada yang bisa. Yora adalah gadis tercantik di sekolah, terpopuler dan super perfect"jawab temannya
"Tentu saja, oh ya aku mendapat kabar juga bahwa Yoong akan segera datang. Kalian senang dong tentunya",
"Ya iyalah, kami juga gak sabar melihat Yoong bersekolah di sekolah ini"
***
Sebuah truk melaju menuju Festival Bunga, kedatangan truk itu telah dinantikan beberapa orang lainnya. Mereka mulai menurunkan kotak peti kayu dari truk lalu membawanya ke dalam tenda.
"Pastikan semua barang dalam kondisi baik, aku ingin kalian amankan tempat ini. Jangan sampai polisi melihat hal ini, sebagian sebarkan saja agar nanti semua berjalan lancar. Cepat kerjakan "ucap seorang pria bertato.
"Halo, Anggrek khusus Bride Of CEO Mafia dengan edisi baru dari sebelumnya. Semoga kalian bertahan. Jangan lupa beri vote star untuk menjadi 10 besar terbaik, ikuti terus kisahnya dengan berlangganan cerita ini. Terima kasih "