Pagi, di sekolah. Fena dan Mosa menghampiri diriku.
"Kudengar tadi malam saat wawancara Hyun dan Chan mengatakan bahwa semua baik-baik saja. Apa benar begitu?",
"Ya benar",
"Apa itu artinya kamu akan pergi?",
"Ya dan entahlah",
"Serius?",
"Hah, ya selagi masih aman. Aku akan tetap tinggal",
Entah kenapa mereka berdua langsung memeluk erat diriku dan kami bersama-sama menuju ruang kelas. Ya seperti biasa gadis direktur itu membuat kehebohan dengan membuat gosip tentang kedekatan dirinya dengan Yoong. Aku dan teman-teman yang sempat mendengar gosip itu hanya diam saja. Lalu kami melanjutkan langkah menuju ruang kelas.
"An, menurutmu yang dikatakan Yora itu benar?",
"Haha, jangan tersinggung. Aku saja tidak bangga kalau dekat pria itu. Menyebalkan!",
"Hah, kenapa begitu?",
"Huh, Yoong itu memang tampan, kaya, pintar dan seperti yang kalian pikirkan. Tapi aku membencinya",
"Kau tidak suka pria ya?",
"Hah, bukan begitu Mosa! Yoong itu, ah sudahlah…jangan dibahas lagi",
"Ya baiklah, nampaknya kamu memang tidak tertarik dengannya. Menurutmu bagaimana Fen?",
"Wajar lah….",
***
Tak beberapa lama kemudian bel berbunyi dan pelajaran jam pertama telah dimulai. Anehnya hari ini pak guru memilih membahas permasalahan perusahaan Alex. Ya, karena ini pelajaran bahasa Indonesia materi debat pro dan kontrak. Aku hanya mendengarkan berita yang dibacakan oleh pak guru.
Lalu pak guru memilih beberapa orang untuk menyatakan setuju dan tidak setuju disertai alasan. Fena dan Hani, mereka dipilih pak guru untuk mengutarakan debat pertama. Hani untuk setuju dan Fena untuk tidak setuju.
"Saya setuju, karena Hyun memang tidak bersalah. Hyun hanyalah korban yang dijebak oleh seseorang. Seharusnya polisi lebih teliti dalam menyatakan tersangka, ini bisa saja menjadi pencemaran nama baik,"ungkap Hani.
"Saya tidak setuju, jika memang Hyun tidak bersalah mengapa ia bersembunyi dari kepolisian?",
Lalu debat ini disambung oleh teman-teman yang lain,
"Benar apa yang dikatakan Fena, mengapa harus lari jika tidak bersalah? Apa dia tipe orang pecundang?",
"Saya tidak setuju dengan ucapanmu, kenapa kamu menganggap dia pecundang? Bagaimana dia tidak lagi, jika ia tidak bersembunyi dia akan ditangkap lalu dihukum. Nah kalau dia dipenjara siapa yang mencari pelaku yang sebenarnya? Bukankah dengan dia dihukum, kasus selesai?",
Konflik debat pun berlanjut semakin seru, hingga pak guru jadi penengahnya hingga pelajaran selesai. Semua murid pun diminta untuk memaafkan satu sama lain, dan tidak melanjutkan debat ini diluar jam pelajaran. Semua orang mulai terlihat senang.
Jam istirahat, kantin sekolah.
Semua orang mulai berbisik satu sama lain, dimeja Yora dan teman-teman.
" Masa sih iya, kalau Yoong udah punya pacar? Siapa ya pacarnya?",
"Hah, sayang sekali padahal aku sangat menyukai dirinya",
"Haha, lah Yora kamu gak jadian tuh sama Yoong?,"ucap sahabat Yora dengan suara keras hingga kami mendengarnya.
"Ya tentulah, Yoong itu pacar aku. Cuman dia ajak malu-malu buat ungkapinnya. Kamu tahukan kalau kemarin itu Yoong ngajak aku jalan-jalan makan bersama. Cuman berdua!",
Semua orang pun mendengarkan dengan seksama ucapan Yora, sementara aku hanya tersenyum dan tertawa kecil.
"An, kamu kenapa tertawa?,"tanya Mosa
"Gak ada apa-apa kok!",
"Hah, paling disembunyikan,"ejek Fena,
"Kalian percaya omongan Yora?",
Fena dan Mosa pun mulai terdiam, "Entahlah, dia kan anak direktur jadi apalah yang gak mungkin bagi dia",
"Iya, dia juga cantik",
"Karena cantik jadi ia disangka pacar Yoong gitu?",
"Emm…",
"Kalau jelek?',
"Bukanlah…",