Tiba-tiba handphoneku menerima pesan dari Yoong, pria yang dibicarakan teman-teman sekarang.
"Makan malam yuk!",
Aku pun membalasnya, " Dimana?",
"Tempat biasa",
"Hah, aku malas kalau menunya gitu-gitu aja",
"Jadi kamu maunya apa?",
" Kamu yang masak gimana?',
"Boleh, tapi kamu kan tau aku gak bisa masak",
"Yah aku juga tau, ditempat biasa dan kamu yang masak",
"Okey!",
"Jam berapa?",
"Sepulang sekolah gimana? Kamu kan lapar!",
"Tau banget, oke! Aku tunggu. Udah tau kan alamat rumah baruku?",
"Belum!",
"Ya udah aku kasih tau nih, emang Chan belum bilang sama kamu dimana aku tinggal?",
"Belum, kamu kan pergi gitu aja",
"Heheh, sorry! Okey, selamat bekerja lagi",
"Eh tunggu! Kamu sudah dengar nggak gosip tentang aku?",
"Udah, nih teman-teman banyak yang bicarain kamu. Kenapa emang?",
"Kamu cemburu?",
"Cemburu? Mungkin, emang kenapa?",
"Gak apa-apa"
Yoong pun tidak membalas pesan dariku lagi, dan aku kembali memperhatikan dua sahabatku.
"Dari siapa? Nampaknya penting banget dari pada kami berdua?",
"Bukan dari siapa-siapa kok, Mosa! Kalian berdua sama dia sama pentingnya bagiku",
"Oh gitu ya, kita ke kelas yuk! Bentar lagi masuk nih",
"Oke",
"Eh, kalian berdua kok tumben banget ngak bicarain Richard dan Samuel?",
"E, itu ada…",
"Ya khusus hari ini kami gak bicarain dia",
"Oh gitu ya!"
Jam pulang sekolah, semua orang dibuat kaget dengan kehadiran tamu. Bahkan anak direktur itu lebih dulu menyapanya.
"Yora? Kamu sekolah disini juga?",
"Iya, Yoong. Kamu kemari ada apa? Kita kan bisa bicarakan di luar gak usah ke sekolah aku",
"Eh, kamu lihat An gak?",
"An? Siapa?",
Aku, Fena dan Mosa secepatnya menuju gerombolan teman-teman. Terlihat sebuah mobil sport berhenti di depan. Pria yang tak asing bagiku juga asik ngobrol dengan Yora. Nampaknya Yora sangat pede dan menarik perhatian semua orang disini bersama pria itu. Aku pun berupaya bersembunyi di belakang dua sahabatku. Tapi pria itu nampak melihat keberadaanku, ia pun mendekat. Mendekati dua sahabatku. Ia tersenyum manis, dan menyapa dua sahabatku di depan lebih dulu.
"Hey, kalian pasti teman-teman An ya?",
"Iya,"jawab Mosa
"Kamu Yoong, Ceo muda itu kan?,"tanya Fena
"Iya, bisa kalian beri sedikit jalan untuk teman kalian dibelakang?",
Fena dan Mosa pun sedikit menyingkir. Aku pun mulai terlihat dan berupaya tersenyum manis.
"Hay!",
"Hey, kamu kenapa An? Kok malu-malu gitu?",
"Hah, aku gak pernah minta kan buat dijemput?",
"Lah kan tadi aku udah chat kamu buat makan bersama pulang sekolah. Jadi ya aku jemput kamu lah. Kamu malu ya?",
"Hah…",
"Ya iya aku minta maaf, aku gak akan bikin kamu malu lagi. Tapi aku tepat waktu kan?",
"Iya emang tepat waktu sih!",
"Ayo kita pergi!", Yoong menarik tanganku hingga menuju mobilnya. Ia membukakan pintu untukku dan aku masuk ke dalam. Yoong menutup pintunya kembali. Yoong berjalan memutar dan masuk ke mobil. Kubuka kaca mobil dan melambaikan tangan pada dua sahabatku. Yoong mulai menjalankan mobil.
Dalam perjalan menuju restoran,
"Eh, aku tadi ketemu Yora loh. Aku gak nyangka kalau kamu satu sekolah dengannya?,"senyum Yoong
"Lalu kamu suka aku satu sekolah dengan gadis itu ya?",
"Ya, aku suka. Tapi aku lebih suka sama kamu",
"Heh.."memalingkan wajah melihat pemandangan dari jendela mobil. Sementara Yoong hanya tersenyum manis, ia memperhatikan cincin yang dikenakan An. Ia tersenyum manis.
Sementara itu, Fena dan Mosa menyimpan tawa gelinya. Sambil berjalan menuju parkir sekolah.
"Wah, katanya dekat dengan Ceo muda ternyata di PHP-in",
"Hahaha, aku mah sedih!",
"Dimana harga diri gue ya, kalau gue jadi dia bakalan malu banget",
" Ya iyalah, nyatanya bukan gue yang dicari",
"Wkwk….eh tapi kok An gak bilang ya kalau dia dekat dengan Yoong?",
"Ya, ini nih yang harus kita cari tau. Atau jangan-jangan….",
"Jangan-jangan apa?",
"Bensin gue abis nih, gue lupa isi tadi pagi!",
"Mampus lo, tawakan orang lain aja. Bensin motor loh lupa diisi",
"Aaaa….temenin gue ya sampai dapat bensin di jalan?," renggek Fena,
"Okay! Kamu teman aku, jadi aku temenin",
Fena dan Mosa pun pergi mencari bensin. Fena meninggal motornya di sekolah. Saat itulah Richard yang melihat ada motor Fena, menyangka Fena belum pulang hingga menunggunya.