Yoong tersenyum manis. Tak beberapa lama kemudian Fero, manajer perusahaan Alex datang bersama orang lain.
" Tuan Yoong disini juga? Kebetulan sekali kami akan mengadakan rapat kerja sama dengan perusahaan lain. Tuan Yoong ikut ya?",
"Pak Fero, maafkan saya. Saya tidak bisa, ini….",
"Dia akan ikut" sambungku.
Yoong menatapku seketika itu juga,
"Baiklah, kami akan menunggu Tuan Yoong di dalam", Fero pergi bersama orang-orangnya.
"Kenapa kamu begitu? Aku tidak mau meninggalkanmu. Bukannya ini waktu makan bersama?",
"Iya aku tahu Yoong, tapi akan lebih baik jika kamu mendengarkan mereka",
"Hah, lalu kamu bagaimana?",
"Aku akan pulang, jangan khawatir",
"Apa gak apa-apa?",
"Iya gak apa-apa dan aku gak akan marah kok",
"Ya sudah, aku pergi dulu",
"Em…"
Yoong pergi dengan wajah sedih, ia tak mau meninggalkanku sendirian. Ia tahu ini bukan waktunya untuk berpisah. Seketika Yoong pergi, aku pergi meninggalkan tempat ini. Pulang berjalan kaki sendirian.
Sebuah mobil mewah melintas di sampingku, ia masuk ke restoran itu. Seorang wanita yang tak lain adalah Yora keluar dari mobil dan berjalan masuk menemui ayahnya, Fero. Yora sangat senang melihat Yoong ada di tempat itu juga. Dirinya tak akan menyangka akan bertemu lagi dengan CEO muda nan tampan. Dalam kesempatan ini lah Yora mencoba menarik perhatian Yoong, ia ingin menyakinkan bahwa dirinya bisa seperti ayahnya dalam berbisnis.
Yoong hanya mendengarkan saja semua yang diucapkan orang yang ingin bekerja sama dengan perusahaan Alex. Diakhir keputusan, Yora nampak mendorong dan mencoba menyakinkan bahwa kerja sama ini dapat membuat perusahaan lebih berkembang dengan baik. Saran itu hanya didengarkan Yoong tanpa menanggapinya.
"Begini saja, akan saya bicarakan lagi dengan Hyun. Jadi tunggu saja keputusan darinya, saya akan membawa berkas-berkas ini padanya,"ucap Yoong.
"Baiklah Tuan Yoong, kami harap kami bisa bekerja sama dengan perusahaan Alex",
"Sama-sama",
Lalu mereka pergi kecuali Fero, Yoong dan Yora.
"Pak Fero, saya permisi dulu",
"Ya silahkan Tuan Yoong", begitu Yoong pergi Yora mendekati ayahnya.
"Ayah, tadi di sekolah aku lihat Yoong datang dan menjemput seorang wanita. Apa ayah melihat wanita itu disini?",
"Seorang gadis?",
"Iya",
"Ya ayah melihatnya, ia bisa saja seorang pelayan baru disini. Mungkin ia pelayan yang diminta untuk menemani Yoong makan di sini",
"Benarkah?",
"Ya disini banyak pelayan baru mungkin ia salah satunya",
" Yah. Menurut ayah aku cocok gak dengan Yoong?",
Sejenak ayahnya melihat Yora, " Ya cocok. Kamu menyukai Tuan Yoong?',
"Ya, bisa dibilang begitu",
"Ayah bisa usahakan kamu dekat dengannya seperti tadi",
"Wah bagus itu yah, terima kasih ya!",
"Sama-sama"
***
Perusahaan Alex, ruang kerja paman Chan. Terlihat paman Chan sedang menghubungi seseorang lewat handphone.
"Dengar aku ingin kalian bereskan pekerjaan itu, barang itu harus sampai ke pembeli! Dan aku tidak mau tahu apa yang terjadi. Bereskan!",
"Baik bos, pokoknya bos tenang aja hari ini barang akan segera dikirim tanpa ada kesalahan",
"Bagus kalau begitu! Usahakan jangan ada yang tahu, aku akan pergi menemui kalian nanti sore",
"Baik bos!"
Kemudian telpon terputus, paman Chan mulai berpikir mencari cara agar kejadian pada keluarganya tak terulang lagi. Apa lagi setelah dirinya memutuskan untuk berhenti menjadi orang jahat tentu musuh-musuhnya masih mengincar dirinya. Yang paling ia takutkan adalah kehilangan Hyun dan An, dua keponakan itu adalah harapan baru baginya untuk menjadi orang baik.