Membacanya dari bab 7 ke sini.....
Memperhatikan penonton dan beberapa saat kemudian terlihat Kaori dan Kazhel kembali. Penonton yang bergerombongan mulai menjauh dari jalan, mereka datang dengan kecepatan tinggi. Seorang pria mulai mengibarkan bendera. Kedua-duanya mulai masuk ke garis finish dan penonton bersorak ria dengan tepuk tangan meriah. Kedua kelompok pun mulai mendekati anggota mereka. Aku melihat penonton yang bertepuk tangan meriah dan menyebutkan nama Kaori sebagai pemenangnya hanya diam saja.
Sementara itu Kaori yang menang tak menghiraukan sorakan penonton. Ia didatangi oleh sahabat-sahabatnya.
"Wah kamu hebat! Memang jagoan kita"puji Richard,
"Urus sisanya ya untuk kalian semua. Aku ada urusan, tolong parkirkan motorku di tempat biasa. Aku harus mencari seseorang sekarang, dia tak terlihat disini"jawab Kaori sambil memberikan kunci motornya pada Richard.
"Oke, gampang soal itu"
Kemudian sahabat-sahabatnya mengurus sisa pertandingan sementara Kaori mencari An untuk menagih janjinya. Kaori menemukan An tak jauh dari penonton.
"Hey, ternyata kamu disini. Aku mencarimu untuk menagih janji. Aku menang, kau melihatnya kan?,"ucap Kaori sambil duduk disampingku.
"Hah, ya…ya… kamu menang! Lain kali aku yang akan membuat taruhannya",
Kaori tersenyum, " Baiklah tak masalah. Ayo kita cari minuman, aku yang traktir!",
"Ya boleh",
"Tapi tetap aku akan menagih janji",
"Ya aku tahu", lalu kami berjalan mencari minuman. Kami menemukan penjual minuman dan mencari tempat duduk.
"Mau minuman apa?,"tanya KaorI.
"Aku minta air mineral aja",
"Hah, aku gak suka jika ada wanita yang minta air mineral. Aku kan sudah bilang aku yang traktir, tenang aja uangnya ada kok!",
"Huh, baiklah es krim coklat full",
"Nah yang itu aku belikan!", Kaori pergi membeli es krim dan minuman untuknya. Tak beberapa lama kemudian dia kembali dan memberikan es krim padaku lalu dia duduk disampingku. Kaori membuka meminum minuman soda miliknya sementara aku makan es krim pemberiannya.
"Jadi aku membelikan sesuai pesanan kamu kan?",
"Ya, lumayan!,"jawabku sambil makan es krim sepanjang pertanyaan Kaori padaku.
"Hah, maksudnya?",
"Ya, maksudnya kamu lumayan bisa dipercaya",
"Apa kamu tak percaya padaku?",
"Aku tidak bisa terlalu percaya pada siapapun disini",
"Ya baiklah kalau begitu. Jadi kamu tinggal dimana, An?"
"Aku tinggal di rumah Lisa, alamatnya di jalan Rosella nomor 50",
"Em, aku rasa aku tahu itu dimana. Lalu kamu sekolah dimana?",
"Saat ini aku sekolah di HS Five",
"HS Five?",
"Ya, kenapa?",
"Aku sekolah disana tapi tak pernah bertemu denganmu, kamu bohong ya?",
"Aku tidak bohong, Fena dan Mosa adalah teman baruku disini. Aku murid baru disana, jika tak percaya bisa tanya pada mereka berdua. Aku disini tinggal sementara bersama Lisa di rumah",
"Oh, jadi kamu murid baru ya? Aku pernah dengar kalau di sekolah ada murid baru. Jadi ternyata itu kamu",
"Ya dan mungkin",
Kaori yang melihat es krim di tangan An habis berucap " Mau aku belikan lagi?",
"Tidak, ini sudah cukup. Aku tidak mau kebanyakan makan es krim nanti sakit perut. Apalagi yang ingin kamu tanyakan?",
"Apa kamu sungguh-sungguh menjawab pertanyaanku tadi?",
"Ya aku sungguh-sungguh, aku tidak bohong. Kau ini bertanya seperti polisi saja yang ingin banyak tahu soal diriku. Hah, kenapa kau tak bilang padaku jika kamu paling hebat disini?",
"Kenapa aku harus bilang padamu, nanti kau tak akan ikut taruhan ini",
"Hah, ya benar tapi seharusnya kau bilang dulu agar aku yang akan jadi lawanmu",
"Lawan balapan?",
"Bukan lawan untuk dihindari seperti taruhan tadi",
Kaori kembali tersenyum, tiba-tiba teman-teman datang bersama teman-teman Kaori juga. Mereka seakan-akan mempergok kami berdua disini. Aku yang mendengar ocehan kedua temanku hanya diam saja.
"Oh pantas menghilang ternyata…",
"Kalian berdua pacaran ya!" seketika itu ku injak kaki Fena yang ngomong asal-asalan lalu tersenyum pada Kaori.
"Cieh malu-malu!", ku injak kaki Mosa dan kembali tersenyum
"Eh, Kaori jika kalian jalan berdua bilang ke kita dong! Biar kita gak khawatir,"ucap Samuel.
"Kenapa kalian jadi khawatir? Aku baik-baik saja",
"Siapa tahu kejadian kemarin terjadi lagi, kamu jadi gak bisa berbuat apa-apa,"sahut Deren,
"Hah, alasan saja bilang saja mau mengganggu",
Teman-teman Kaori mulai tertawa kecil,
"Benarkan dugaanku!",
"Tadi bukannya kalian kulihat sedang asik bicara masing-masing ya kenapa jadi menyinggungku dan Kaori?",
Fena dan Mosa saling menatap satu sama lain, " Iya maaf kan kami, An. Kami gak bermaksud meninggalkanmu,"jawab mereka serentak.
"Baru nyadar! Aku mau pulang, Kaori kita gak ada urusan lagi kan?",
"Masih ada, bagaimana dengan nomor handphone mu?", seketika itu Fena dan Mosa tersenyum lebar menyimpan sesuatu.
"Hah, tidak punya. Handphoneku rusak, besok pagi baru ada itu pun jika Lisa jadi membelikannya", saat itulah tiba-tiba monitor di dalam saku mantelku berbunyi. Kuambil monitorku dan kulihat alarm merah menyala " Ya ampun, motorku di rusak! Hah, menyebalkan!".
Seketika itu kutekan tombol otomatis motor dan motor yang di area parkir berjalan menuju kemari. Orang yang merusak motorku heran melihat motor bisa jalan sendiri. Tak beberapa lama kemudian motorku sampai, kulihat seseorang telah menghancurkan kaca spion motorku dan helm pun menghilang. " Kaori, apa disini juga terjadi hal yang seperti ini?,"tanyaku.
"Tidak, biasanya aman dan baik-baik saja",
"An, motor ini terlihat mahal harganya. Apa tak ada yang akan memarahimu saat pulang nanti?,"tanya Mosa
"Ya, ada. Aku yang akan marah dan sangat marah karena motorku dirusak. Kau tahu apa yang dia rusak? Kamera depan dan helmku hilang. Aku harus pulang, sampai jumpa besok di sekolah,"sambil naik ke motor, " Dan jangan ngebut-ngebutan di jalan, aku tidak mau melihat hal itu lagi,"ucapku sambil pergi meninggalkan mereka semua.
***
Tiba di rumah, Felix dan teman-temannya makan-makan. Mereka kaget dan heran ketika aku pulang dengan keadaan motor rusak. Felix menghentikan makan dan mendekatiku, " Apa yang terjadi padamu?".
"Dipukul orang tak dikenal, aku tidak tahu juga di area parkir",
"Dimana kau parkir?",
"Di jalanan, tak usah dipermasalahkan. Nanti akan ku perbaiki. Kau tahu dimana tempat bengkel yang bagus? Aku ingin motor ini diperbaiki dalam waktu dekat harus selesai dengan kamera di depannya, lalu memperbaiki beberapa hal yang rusak dan membeli helm yang memiliki layar monitor. Helmku mungkin sekarang sudah hancur di jalanan",
"Ada, besok akan kuantar ke bengkel milik ayah Sabastian. Mau ikut?",
"Tentu saja, aku masuk dulu. Bilang pada temanmu jangan sentuh apapun yang ada di motorku yang tak ingin ada yang celaka. Motorku agak sensitif sekarang,"ucapku sambil melangkah pergi.
Key mendekati Felix dan berucap " Apa yang terjadi pada motornya?",
"Seseorang tak dikenal merusak motornya dan besok akan dibawa ke bengkel milik ayah Sabastian. Dan, jangan motor ini. Jangan sentuh apapun yang ada di motor ini", Felix dan Key kembali bergabung bersama yang lain lalu melanjutkan makan bersama.
***
*FlashBack
Lisa pergi ke kantor dimana dia bekerja mengambil berkas-berkas miliknya tertinggal. Seseorang telah mencurigai dirinya telah menjalankan sebuah rahasia dari keluarga Alex. Bukan tanpa bukti tetapi karena hanya Lisa yang sering muncul menghubungi Hyun dalam pelacakan seseorang yang merentas komunikasi Hyun. Mereka menemukan keberadaan Lisa sekarang.
***
Paman Alex Chan telah kembali dari Beijing, Chan telah membereskan apa yang harus ia lakukan. Sekarang hanya perlu mengejar orang-orang yang ingin membunuh keluarganya. Chan mengarahkan anak buahnya secara besar-besaran untuk menangkap pembunuh Alex Hyuna dan Yura Hyuna. Ia pergi menemui Hyun dan mengajaknya keluar dari tempat persembunyian untuk bersama-sama mencari pembunuh itu. Hyun yang keluar dari tempat persembunyiannya dengan terpaksa ia harus menyamar menjadi orang lain.
Paman Chan adalah adik Yura, sekaligus seorang pria yang paling ditakuti dan berkuasa di dunia kegelapan. Tapi hidupnya tak selamanya gelap, dia lebih dari sekedar seorang paman yang baik. Paman Chan memiliki kehidupan sendiri di balik dunianya menjadi seorang CEO di perusahaan Alex. Dunia gelap yang tak diketahui oleh orang lain.