Pagi yang cerah, matahari bersinar indah menerangi negeri ini. Burung-burung berkicau menyambut indahnya pagi. Lisa kaget melihat motorku rusak. Lisa membicarakan tentang motorku saat sarapan pagi.
"An, kamu apakan motor ini hingga jadi rusak? Ini motor kamu kan?",
"Ya, Lis. Maaf aku kurang waspada, ada orang yang datang dan merusak motorku. Tapi jangan khawatir aku dan Felix akan memperbaikinya. Jadi kami akan ke bengkel dulu menitipkan motor ini dan mengambilnya sepulang sekolah. Oya Lis, nanti siang kamu dimana?",
"Aku ada rencana untuk membeli makanan, aku juga akan mampir ke toko buku dan Toko Tekno Lokal. Apa ada sesuatu yang kamu nitip sama aku?",
"Tidak ada, aku rasa cukup! Aku tidak mau terlalu banyak punya barang lagi",
"Kita berangkat sekarang nanti terlambat,"ajak Felix,
"Oke!", aku dan Felix mulai berangkat bersama dengan motor menuju bengkel milik ayah Sabastian. Kedatangan kami disana ternyata telah ditunggu oleh teman-teman Felix yang lain.
"Wah keren, tapi sayangnya motornya rusak!"ucap Kay,
"Ya untungnya dia cewek kalau cowok mungkin bisa lebih parah,"sambung Won.
"Benar!",
Kumasukan motor ke ruang bengkel dan seorang pria paruh baya datang mendekati sambil melihat-lihat motorku. Aku rasa itu adalah ayah Sabastian.
"Wah, motormu keren juga! Apa motor ini milikmu?",
"Ya, aku memilikinya satu tahun yang lalu. Aku diberikan oleh paman, ia bilang gunakan ketika darurat. Kupikir ini kondisi darurat",
"Pamanmu memilihkan motor ini? Dia pasti mengerti tentang motor ya? Coba lihat ada beberapa hal yang luar biasa disini. Motor ini seperti di rakit ulang",
"Ya, aku dan paman, dan dibantu orang-orang",
"Apa ada kamera depannya juga disini? Di belakang ada kamera kecil dengan DA yang dapat berubah, kecepatan mesin yang bagus",
"Ya, sayangnya kameranya telah dirusak. Paman bisa memperbaiki beberapa yang rusak? Tapi jangan mengubah system yang dimiliki motor ini, ya maksudku adalah jangan mengubah apapun kecuali memperbaikinya",
"Tentu saja paman bisa",
"Terima kasih paman, kira-kira kapan selesainya?",
"Bisa sore ini dan bisa beberapa hari mendatang itu jika kamu ingin diletakan kamera kecil. Paman tidak punya persedian untuk kamera",
"Tak masalah paman, tak usah dengan kamera",
"Baiklah, motormu siap nanti sore",
"Terima kasih paman, akan kubayar segera. Berapa paman?",
"Nanti saja, paman belum tahu apa saja yang perlu diganti",
"Baiklah", Aku kembali mendekati Felix yang bicara dengan teman-temannya.
"Felix, bisa antar aku ke sekolah kan?",
"Hah, baiklah. Cepat naik nanti terlambat!", aku pun cepat naik ke motor lalu berangkat bersamanya. Sementara teman-teman Felix berangkat ke sekolah.
***
Siapa sangka seseorang telah mengamati orang-orang yang datang ke sekolah. Felix menghentikan motor di depan gerbang sekolah, aku turun dan melepas helm. Kupegang helmku dan berucap " Terima kasih",
"Nanti apa aku perlu menjemputmu?",
"Ya, jika kamu tidak sibuk",
"Ya baiklah, aku menunggumu di depan gerbang ya",
"Ya,",
Felix pergi menuju sekolahnya meninggalkan diriku, aku pun melangkah masuk ke HS5. Fena dan
Mosa berlari ke arahku. Lalu kami bersama-sama menuju ruang kelas.
"An, kamu masih ngambek? Maaf kami tidak bermaksud begitu,"ucap Fena.
"Gak, aku gak marah",
"Lalu kenapa pergi meninggalkan kami?",
"Motorku! Hah, aku gak nyangka akan jadi begini",
"Maafkan kami, aku turut prihatin atas motormu",
"Ya, sekarang di masuk rumah sakit!",
"Hah, serius? Gak salah!",
"Masuk bengkel!",
"Oh, kira beneran!",
***
Lisa yang berada di rumah sendirian mendadak mendapat tamu, pria berjas hitam beberapa orang datang ke rumahnya dan menanyakan tentang Anita. Tetapi Lisa menutupinya hingga dirinya dipukul hingga pingsan dan dibawa pergi. Mereka mengambil handphone Lisa.
Lisa diikat di bangku, tangan kakinya pun terikat. Seorang pria berjas hitam datang dan menanyakan tentang gadis dalam foto. Saat pertanyaan dilontarkan, Lisa hanya diam. Orang tersebut kesal dan meminta anak buahnya untuk menyiksa Lisa. Lama semakin lama, Lisa tidak bisa menahan siksaan itu lagi dan akhirnya membuka mulut.
"Ya, dia bersamaku. Dia sekolah di HS5, namanya Anita putri dari Alex dan Hyuna",
"Nah, begitu. Aku tidak akan menyakitimu jika sejak tadi kamu bicara",
"Kau akan membunuhnya kan?",
"Ya, kamu benar",
"Tapi kenapa? Dia hanyalah anak kecil,",
"Ya benar, itu menurutmu. Kamu tidak tahu dia! Kami ingin membunuh keluarga itu seperti Chan dan Alex yang menghancurkan bisnis kami", "Sekap dia, dan kalian cari anak itu. Bunuh anak itu!,"perintahnya.
Mereka pun melaksanakan perintah itu sementara dirinya pergi meninggalkan tempat itu.
***
Paman Chan datang ke rumah Lisa bersama anak buahnya, tapi yang ia dapati disana adalah rumah yang berantakan. Paman Chan merasa curiga dengan hal ini segera mencari tahu keberadaan Lisa dimana. Seseorang telah menghubungi paman Chan,
"Chan, aku yakin kan kali ini kamu akan kehilangan segalanya. Menurutku bodyguard An ini cantik juga, mungkin aku bisa menjualnya pada orang-orang yang menginginkan!",
"Hey, jangan coba-coba menyentuhnya. Sekarang dimana dia?",
"Wah, wah kamu mudah marah ya? Tenang dia baik-baik saja, tapi aku ingin kamu menyelamatkanya. Temui dia di sebuah tempat yang selalu datang dan pergi, suaranya berisik, bertuliskan Bus Will….rose. Waktumu mencarinya hanya 10 menit! Selamat mencoba", telpon tertutup. Chan jelas paham betul akan nama itu. Itu bukan nama sebuah bus tetapi sebuah tempat bernama Rosewill bus, adalah sebuah gedung tak jauh dari sini, gedung kosong. Secepatnya Chan pergi dengan motor sambil memberi perintah pada pasukannya untuk menyelamatkan Lisa.
***
Law adalah nama panggilan pria berjas hitam yang telah menahan Lisa. Lisa dipindahkan ke atas gedung dengan bom di tubuhnya. Law adalah ketua penjahat yang ingin menghancurkan perusahaan Alex, tetapi terhalang oleh Chan ketua gangster yang melindungi Alex selama ini. Law berharap Chan akan datang dan menyelamatkan Lisa. Tetapi dengan kedatangan Chan pula, Law akan tetap menghabisi Lisa.
***
Rosewill Bus,
Di atas gedung Law menunggu kedatangan Chan, Law telah menyiapkan sesuatu untuknya. Sebuah kejutan yang istimewa. Chan datang sendirian dan melihat Lisa dalam bahaya. Law mengarahkan pistol ke Lisa.
"Selamat datang Chan, bagaimana kabarmu setelah dari Beijing menyingkirkan Jonin?"ucap Law
"Kabarku lebih baik sekarang, kenapa kamu menawan Lisa, Law? Dia tidak ada kaitannya dengan kita"jawab Chan
"Tapi dia adalah bodyguard An bukan? Dan kau mencintai gadis ini kan? Bagaimana kalau aku memisahkan kalian berdua di dunia ini?"senyum Law.
Saat itulah Law memberi perintah isyarat untuk menyerang Chan, anak buah Law mulai keluar dari tempat persembunyian dan menyerang Chan. Sementara Lisa dibawa pergi oleh Law.
Tapi langkah Law terhenti oleh Eyeshadow yang mengejarnya dari belakang hingga pistol terjatuh dari tangan Law. Lisa yang melihat itu secepatnya mengambil pistol milik Law dan mengarahkannya pada mereka berdua. Lisa mencari waktu yang tepat untuk menembak Law. Eyeshadow terus menghajar Law, tapi Eyeshadow terjatuh dan saat itulah Lisa menembak Law tepat di dadanya hingga Law terjatuh dan tewas. Eye Shadow yang melihat hal ini secepatnya menenangkan Lisa dan mengambil pistol dari tangannya. Chan datang dengan luka di tubuhnya, Lisa pun berlari mendekati Chan lalu memapah Chan. Mereka pun mulai pergi dari sana, dan anak buah Chan datang membereskan tempat itu tanpa jejak.
" Kini aku bisa tenang sekarang, Eyeshadow. Mungkin saja, sudah usai,"ucap Chan,
"Sekarang belum selesai, Hyun masih jadi target polisi kan, nama baiknya harus dikembalikan! Dipublikasikan ke publik, bahwa dia tak bersalah",
"Belum ya, aku tenang karena dia sudah usai. Tapi masih ada satu orang yang belum disingkirkan. Aku takut ia juga mengincar kedua keponakanku, terutama An",
"Apa aku perlu melindunginya?",
"Tidak, cukup Lisa. Kita hanya pastikan dan memancing pria itu keluar dengan mengumpankan Hyun!",
"Kau gila ya?",
"Tidak, itu adalah pancingan utama atau kau ingin membuat kekasihmu itu jadi umpan?",
"Tidak, ya baiklah dan rencana B-nya baru dia"
***
*Keberadaan An
Memperhatikan tiap pelajaran yang diberikan guru, kadang kami bercanda dalam ruang kelas. Semua galak tawa menjadi satu, senyuman hangat mereka mengingatkanku pada kebersamaan keluarga.
"Nah, karena sebentar lagi jam istirahat. Aku ingin kalian mengerjakan pekerjaan rumah kerja kelompok membuat laporan, kelompoknya terserah kalian yang terpenting harus ada di meja saya minggu depan. Paham?",
"Paham!,"teriak kami semua. Kemudian pak guru keluar dari ruangan ini, dan kami mulai istirahat.
"An, mau ke kantin?,"ajak Fena
"Iya, aku yakin pasti ada yang sedang menunggu kita disana",
"Huh, siapa?",
"Siapa lagi kalau bukan…",
"Pacar kalian berdua!,"sindirku segera pergi meninggalkan mereka berdua.
"Kok dia tau ya?',
"Ya mungkin dia menebaknya!"