" aku tidak cemburu!"
" Sudah-sudah, jangan keras-keras, ayo kita istirahat" aku
membawa Nessa ke kamar tidur sembari memeluknya.
Saat kami sampai di kamar tidur.
" Hei apa yang kamu lakukan tolong lepaskan!" Sepertinya Nessa
masih tidak senang.
Aku tidak memberikan jawaban apapun.
Memeluknya dengan erat dan kemudian membawa dia ke atas
tempat tidur.
Menciumi tengkuknya dan terkadang menghembuskan nafas pada
telinganya.
Tanganku yang lainnya juga bergerak dan menyentuh bagian
yang lainnya.
Dan kemudian aku mencium dia dengan penuh gairah.
Tapi aku masih berusaha untuk menahan diri.
Setelah beberapa waktu, dan merasa cukup puas bermain dengan
Nessa, aku memposisikan diri untuk tidur dengan tanganku masih memeluk Nessa.
Malam berlalu tanpa terasa, dan itu adalah malam yang damai
bagiku.
Matahari datang bersinar dari celah jendela.
Kami terbangun.
Aku membangunkan Nessa yang masih tertidur.
Setelah itu aku menyiapkan sarapan untuk kami berdua,
sepertinya pak kepala desa sedang sibuk, dan dia tidak mengirimkan sarapan
seperti hari kemarin.
Tapi itu tidak masalah karena kami telah menyiapkan cukup
makanan sebelum kami berangkat untuk menjalankan misi.
Waktu sarapan juga sangat singkat.
Dan setelah selesai sarapan kami keluar rumah, kami telah
membereskan barang-barang kami, yang sebenarnya tidak dikeluarkan dari tas penyimpanan.
Saat kami baru saja keluar dari rumah.
Pak kepala desa zolack datang kepada kami dengan langkah
yang sedikit tergesa-gesa.
" Selamat pagi pak kepala desa, ada apa terburu-buru begitu?"
aku bertanya penasaran.
Nessa juga menyapa pak kepala desa bersamaan.
"Hah, hah, untunglah, kalian belum pergi" pak kepala desa
menjawab dengan tersengal-sengal.
" Pak kepala desa, silahkan tenangkan dirimu terlebih dahulu,
kita bisa bicara perlahan" kataku padanya.
Setelah beberapa saat, nafas pak kepala desa menjadi lebih
stabil.
" Bagaimana keadaanmu pak kepala desa?"
" Saya sudah baik-baik saja" tutur kepala desa.
" Untung kalian belum pergi, setelah kamu berdiskusi tadi
malam, kami setuju dengan apa yang adik petualang sarankan" lanjut pak kepala
desa.
"Tidak apa-apa, saya tidak akan pergi sebelum kalian
memberikan jawaban yang jelas"
" karena kalian setuju dengan syarat yang aku berikan,
sebelum aku mulai membangun dinding untuk desa kalian aku ingin bertemu dengan para
gadis yang akan menjadi pembayarannya, apakah tidak apa-apa ?" aku bertanya
pada kepala desa.
" hm, tidak apa-apa, lalu saya akan memanggil mereka,
silakan tunggu saja di alun-alun desa"
" baik, kami akan kesana" aku menjawab kepala desa.
Alun-alun desa zolack.
Butuh beberapa waktu untuk datang kesini dan butuh banyak
waktu untuk menunggu para gadis dan penduduk desa datang.
Setelah semu yang terlihat datang aku mulai pembicaraanku.
Sebelum aku berbicara aku menilai semu gadis yang akan
menjadi pembayaran atas pekerjaanku.
" ehem, baiklah terima kasih telah datang, sebelum itu aku akan
mengatakan pada kalian, terutama pada kalian para gadis yang akan menjadi
pembayaran untuk pembangunan dinding, seharusnya pak kepala desa telah
menjelaskan kepada kalian"
" dan, yang pasti aku tidak akan memaksa kalian untuk
menjadi pembayaran atas pembangunan dinding desa"
" yang tidak mau boleh pergi, tapi, sebelum itu aku aku
ingin mengatakan bahwa, jika kalian menjadi pembayaran untuk itu, kalian akan
berkontribusi pada keluarga dan desa kalian, dan yang paling sederhana adalah
kalian akan mengurangi jatah makan keluarga kalian, dan itu sangat membantu
kalian"
Aku melihat sekeliling sebentar kemudian melanjutkan.
"baiklah, sekali lagi aku tidak memaksa kalian, dan yang
tidak ingin diri kalian menjadi alat pembayaran silahkan pergi ke tempat orang
tua kalian, saya berikan waktu sepuluh menit untuk memutuskan"
Aku kemudian berdiam diri dan menunggu jawaban dari mereka
semua.
Aku juga mengamati mereka yang akan menjadi alat pembayaran,
karena mereka akan menjadi milikku, aku mengamati mereka dengan lebih seksama.
Banyak gadis itu memiliki usia yang lebih muda dari pada
yang tua.
Ada satu yang usianya hampir mencapai tiga puluh tahun, atau
mungkin adalah tiga puluh tahun.
Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak yang berusia sepuluh
sampai lima belas tahun.
Di dunia ini, anak-anak akan dianggap dewasa saat mereka
menginjak usia lima belas tahun.
Dan pada usia itu sudah bisa menikah dan memiliki anak.
Sehingga sangat sedikit gadis yang akan mencapai usia tiga
puluhan dan masih suci. Apalagi adalah gadis yang tinggal di desa.
Jika menjadi seorang petualang, mencapai usia tiga puluhan
dan masih sendiri dan suci, itu tidaklah jarang.
Karena mereka sibuk dengan pekerjaan mereka sebagai
petualang.
Dan usia, dibawah lima belas tahun, belum bisa pergi dari
desa kecuali mereka memiliki kekuatan yang luar biasa dan mampu melindungi diri
mereka sendiri saat keluar dari desa.
Saat aku sedang dalam pemikiran yang dalam sembari mengamati
para gadis yang akan menjadi milikku.
Sebuah keributan terdengar.
" Celia!, apakah kamu akan meninggalkan aku, bukankah kita
berjanji untuk menjadi petualang dan berpetualang bersama?!" seorang anak
laki-laki berteriak kepada salah satu anak gadis yang berdiri bersama dengan
anak lainnya yang akan menjadi alat pembayaran.
Aku melirik pak kepala desa yang ada di sampingku, meminta
penjelasan darinya.
" maafkan anak itu, dia tidak tahu apa-apa" pak kepala desa
meminta maaf untuk anak itu.
" Tidak apa-apa, aku hanya ingin tahu apa hubungan antara
mereka berdua?"
" nama anak itu adalah Will, dia dan Celia adalah kekasih
masa kecil, dan sepertinya dia telah membuat janji, seperti yang dia katakan
barusan, dan selebihnya aku tidak tahu" kata pak kepala desa.
Dari apa yang pak kepala desa katakan, aku mendapatkan informasi
yang baik tentang itu.
Sebagai orang yang bereinkarnasi dan memiliki ingatan, aku
juga yang dulunya menyukai cerita novel atau komik.
Aku mengetahui template seperti ini, jika dia adalah pemeran
utama cerita aku mungkin menjadi tokoh penjahatnya, yang mana memisahkan dia
dengan gadis yang dicintainya, yaitu sang pemeran utama wanita atau lebih dikenal
sebagai heroin.
" Will, jangan mengganggu!" saat aku sedang berpikir,
seseorang menahan anak laki-laki itu.
" Maafkan aku Will, aku tidak bisa menepati janjinya" gadis
bernama Celia itu berkata dengan nada yang pelan, seakan tidak ingin menanggapi
kata-kata dari anak laki-laki itu.
" ehem" aku batuk ringan, membuat perhatian mereka teralihkan
dari mereka berdua kembali padaku.
" Baiklah tak perlu ribut-ribut, seperti yang aku katakan
sebelumnya, aku tidak memaksa kalian, tapi pembayaran itu harus."
" aku akan bertanya padamu, namamu Celia bukan, apakah kamu dengan
suka rela untuk menjadi alat pembayaran bagi desa untuk membangun dinding desa?"
Aku bertanya setelah aku berjalan mendatangi gadis yang di panggil Celia oleh
anak laki-laki itu.
" Iya, aku dengan sukarela untuk menjadi alat pembayaran itu"
dia menjawab dengan sedikit malu.
Terlihat dari penampilannya, dia masih berusia sepuluh tahun
dan baru saja membangkitkan pekerjaan.
" um, kalau begitu berikan penjelasan kepada anak itu,
sepertinya dia menyukaimu, dan sepertinya dia tidak ingin kehilanganmu, dan
jika kamu juga mencintainya, lebih baik kamu tidak ikut menjadi alat pembayaran,
aku tidak ingin menjadi penjahat yang memisahkan cinta kalian" aku berkata pada
gadis bernama Celia itu sembari tangan ku menunjuk ke arah anak laki-laki itu.
" eh, tidak, aku tidak menyukainya, meskipun kami berjanji untuk
menjadi petualang dan berpetualang bersama, aku sama sekali tidak menyukainya
apalagi mencintainya" gadis Celia itu menggelengkan kepalanya.
" seperti yang kamu dengar, sama dengan kalian juga, jika
kalian mempunyai orang yang kalian sukai atau cintai silahkan jika ingin mundur
dan tidak ikut menjadi bagian dari alat pembayaran" aku melihat kearah anak
laki-laki itu dan kemudian kepada para gadis yang akan menjadi alat pembayaran.
" Will, sudahlah, kami sudah dengar sendiri dari gadis Celia
itu, dia tidak memiliki perasaan padamu, menyerah saja" orang yang sebelumnya
menghentikan anak laki-laki itu sekarang menghiburnya.
Dan aku kembali ke posisi awakku.
Aku menunggu dengan tenang, dan setelah sebagian waktu
berlalu, aku akhirnya mengakhiri semua ini.
" Baiklah, karena kalian semua telah memutuskan, maka bersiaplah
dan tunggu aku selesai membangun dinding desa, kami akan pergi, dan yang
lainnya adalah, kalian mungkin tidak akan bertemu lagi dengan keluarga kalian, jadi
gunakan waktu yang tersisa untuk mengucapkan selamat tinggal pada keluarga kalian,
silahkan kembali" itu adalah kata penutup untuk adegan ini.
Kemudian aku mendatangi kepala desa zolack, membahas
bagaimana bentuk dari dinding yang akan dibangun.
Dan kemudian diambil keputusan untuk membangun dinding desa bentuk
lingkaran, dengan posisi dinding miring keluar. Dan jika dari dalam itu akan
menjadi seratus derajat.
Itu adalah usulan dariku, aku mengatakan itu agar musuh
sulit untuk memanjatnya. Dan akan sulit dipanjat bahkan jika pakai tangga.
Dan pada hari itu
juga pembangunan tembok desa zolack dimulai.
Aku memerintahkan para penduduk desa membuat pintu gerbang
dengan apa yang mereka miliki, karena aku hanya bisa membuat dinding tapi tidak
dengan pintunya.
Dengan gemuruh, sebuah dinding dengan lebar dua meter dan
tinggi lima meter naik dari tanah.
Pemandangan itu membuat takjub para penduduk desa yang melihatnya.