Happy Reading
"Kamu di sana hati-hati ya nak, ingat pesan ayah hindari lingkungan yang tidak baik "Felicia mengangguk lalu ia kembali memeluk sang ayah dengan erat.
Tak hanya itu kini dia pun memeluk ibu sama eratnya. Feli mencoba menabahkan hati, iya berpikir tak seharusnya dirinya bersedih. Toh ini bukan perpisahan terakhir, melainkan untuk mencari ilmu bukan pergi berperang di kawasan konflik.
"Ale tolong kamu jaga ibu sama ayah, kurang-kurangin main game jangan bikin ayah marah-marah terus "ucap Feli pada sang adik. Remaja itu hanya mengangguk.
Setelah berpamitan Feli menyeret kopernya. Ia masukkan ke bagasi mobil. Selanjutnya ia langsung masuk ke dalam, mobil itu perlahan pergi meninggalkan pekarangan rumahnya, satu tangan Feli melambai-lambai ke kanan dan ke kiri sampai mobil bercat putih itu menghilang dari pandangan.
***
Setelah menempuh jarak yang cukup jauh. Feli sampai juga di sebuah kamar. Feli sangat beruntung selain ia bisa mengenyam bangku kuliah karena mendapatkan beasiswa dirinya pun diberikan fasilitas berupa kamar kos yang cukup bagus, dengan fasilitas lengkap.
Feli hanya perlu memikirkan untuk urusan sehari-hari saja contohnya seperti makan dan lain-lain.
Perlahan gadis itu berjalan menyusuri tiap ruangan kos tersebut. Iya mencari nomor pintu ruang kos yang akan ia. Dapat kamar anggrek a 1/15. Feli memutar kunci sampai pintu kamar kos nya terbuka.
Sesampainya di dalam gadis itu memekik tidak percaya. Baginya ruangan itu sangatlah sempurna di dalam kamar kosnya terdapat televisi, wi-fi AC serta beberapa furniture pendukung yang pastinya dibutuhkan setiap orang.
Apalagi kos tersebut sangat stragis, jaraknya pun dekat dengan kampus dan juga beberapa toko kelontong atau minimarket.
Di tengah kesibukannya sedang merapikan barang-barangnya, suara ketukan pintu terdengar, sejenak Feli menghentikan dulu aktivitasnya dan merapikan rambut mengikatnya asal, lalu ia berjalan membuka pintu.
"Hai lo anak baru ya?" Tanya seorang gadis cantik berambut keriting curly dengan satu tindik di hidung mancungnya. Tersenyum ramah padanya, Felli pun balik tersenyum sehingga memperlihatkan dua lesung pipinya.
"Hehe iya baru sampai beberapa jam yang lalu ,mau masuk? "
Kata Feli menawarkan. Tanpa menjawab si gadis tadi langsung menyelonong begitu saja masuk ke dalam.
"Oh iya kenalin gue Laura. Gue mahasiswi baru juga, gue juga nggak ngekos di sini kok , tuh kamar gue yang paling ujung "gadis bernama Laura itu memperkenalkan diri. Sekaligus memberitahu kalau dirinya penghuni kos di sini.
"Kenalin juga aku Felicia, panggil Feli aja "gadis itu balik memperkenalkan diri.
"Oke Felly berhubung kita sudah saling kenal, itu artinya lo udah resmi jadi temen gue, jangan sungkan ya kalau Lo butuh apa-apa "kata Laura, lalu selanjutnya garis itu pergi keluar dari kamar Felly.
Feli menatap dirinya di depan cermin masih menggunakan handuk, dia tersenyum bangga dengan dirinya tidak menyangka dia bisa berkuliah di universitas impiannya.
Kini Feli akan bersiap ke kampus dirinya mengenakan celana jeans, kemeja serta almamater universitas yang membalut tubuhnya.
Rambut panjang lurus kecoklatannya dia ikat jadi satu membentuk buntut kuda, tak lupa dia mengenakan sepatu kasual murah berwarna putih, dan juga tote bag yang menyelip di bahunya.
Felicia tanpa kagum dengan para mahasiswa yang berpapasan dengannya, mereka begitu modis apalagi ada beberapa mahasiswa yang kuliah menggunakan mobil sport.
Felly bisa membersihkan bahwasannya yang berkuliah di universitas ini adalah kalangan orang kaya.
Lihatlah selama Feli berjalan di kawasan kampus. Tak ada yang memakai outfit murahan seperti dirinya rata-rata mereka memakai barang branded semua.
"Huufff"Feli tampak menghembuskan napasnya ia mencoba bersikap biasa saja.
Toh dirinya juga datang ke sini bukan untuk ajang pamer harta atau apalah.
"Feli "suara perempuan melengking memanggil namanya, soundtrack valley berhenti dan menolehkan tubuhnya ke belakang, ternyata Laura, keduanya saling melempar senyum.
"Hai Laura" ucap Felly ramah.
Mereka sedikit berbincang dan yang paling seru lagi ternyata keduanya teman sejurusan. Jadilah Felly dan Laura saling merangkul menuju gedung fakultas mereka.
##
Setelah jam kuliah pertama selesai Laura dan Feli memutuskan untuk pergi ke kantin, kedua gadis itu juga merasakan kalau perut mereka sudah sangat keroncongan. Di tengah-tengah asiknya mereka sedang menyantap makanan tiba-tiba seorang laki-laki datang ke meja mereka.
"Hai sayang" laki-laki tadi yang mendekati Laura dan langsung mencium bibirnya di depan mata Feli.
"Uhukkkk"Feli sampai tersedak makanan saat melihat Laura dan laki-laki itu berciuman di depan matanya. Baik Laura maupun Si pria itu langsung menata Feli bingung.
"Lu kenapa Fell ! Nih minum dulu"Laura fanik menyerahkan segelas es teh manis. Dengan cepat gadis itu langsung meneguk es teh tadi sampai sisa setengah.
"Fell Lo kesedak gara-gara ngeliat gue cuma sama dia? "Selidik Laura ragu.
" Astaga maaf ya fel udah bikin lu kaget gue jadi nggak enak hehe "kata Laura tercanggih. Felicia pun tersenyum canggung menanggapinya.
"Eh iya fel kenalin ini Raja pacar gue"Laura memperkenalkan laki-laki yang tadi menciumnya yang ternyata pacarnya.
"Hi fell gue Raja."
"Hai juga aku Felicia "Felly menyambut ramah perkenalan itu.
Raja ikut duduk di sebelah Laura , sesekali laki-laki itu mencium pacarnya itu gemas. Hal itu tentu membuat Felli jadi kikuk ia tidak terbiasa melihat hal-hal semacam itu.
Bahkan dirinya sendiri saja selama 3 tahun berpacaran dengan Narendra tidak pernah sekalipun berciuman. Mentok-mentok hanya berpegangan tangan.
"sayang nanti malam kamu ikut ya. Biasa bos bro ngadain pesta semalam dia menang telak ngalahin Darius sampai knock out " Raja bercerita pada pacarnya. Di lain sisi Feli mendengarkannya tidak begitu paham dengan topik obrolan mereka.
"Feli lo nanti malam gak ada acara kan? "Tanya Laura tersenyum.
" Nggak ada emangnya kenapa? "Tanya balik gadis itu
"Nanti malam ikut gue yuk "ajak Laura
"Yang gue boleh ajak Feli kan?" Tanya Laura pada Raja.
Tanda kutiba yakin mau ajak Feli, kasihan takut dia di sana bingung "jelas laki-laki itu
"Nggak apa-apa kan ada gue, ya vel mau ya temenin gue. Kan kita udah jadi temen please "Felicia menggaruk lehernya yang tidak gatal.
Sebenarnya dia malas akan ajakan itu. Tapi Feli atau kuasa menolak merasa tidak enak pada Laura.
"Tapi aku.."ucapan Feli dipotong.
"Udah pokoknya lo nanti malam ikut, nggak ada penolakan oke "tugas Laura tersenyum lalu mencium pipi Feli kilat.
Benar saja malam harinya Laura menyeret Felli untuk masuk ke dalam kamar kosnya. Kamar kos berbentuk sama yang membedakan adalah pada barang-barang dan furniturenya.
Jika barang-barang Feli hanya barang biasa ala kadarnya. Beda lagi yang berada di kamar Laura begitu mewah dan lengkap.
Feli duduk di tepi ranjang empuk yang ada di kamar Laura, memperhatikan si empunya kamar yang tengah sibuk mau ngacak-ngacak isi lemari .
"Feli gue cocok nggak pakai ini? "Feli sontak melongo matanya membulat.
"Ya ampun Laura ini baju apaan seksi banget. Kamu nggak takut masuk angin "ucap Felly tidak habis pikir, sedangkan Laura hanya terkekeh.
"Ya enggaklah fel, gue udah biasa kali pakai baju begini. Toh lagian gue pakai sesuai tempat yang akan gue datangi'jelasnya tersenyum masih mencoba baju tersebut sambil berkaca, Feli mendesah pelan.
"Fell nih gue pinjemin baju, lo nanti pakai baju ini ya"kata Laura menyerahkan satu potong gaun berwarna hitam super seksi.
"Nggak ah, demi Tuhan aku nggak bisa pakai baju yang kayak gitu "tolaknya setelah Feli menjbreng gaun yang tadi diberikan Laura.
"Ya udah lu coba pakai yang lain"Laura kembali menyerahkan gaun berwarna tidak seksi seperti sebelumnya, namun tetap saja di mata Feli itu masih tergolong gaun terbuka.
"Nggak ada Ra, aku nggak bisa pakai, aku pakai baju biasa aja. Celana sama kaos"usia Feli. Laura mendesah prestasi.
"Ya udahlah aduh susah ya ngedangdanin kembang desa mah"kata Laura terkekeh . Feli langsung mendengus.