Chereads / kenikmatan dalam pergaulan Bebas / Chapter 3 - kenikmatan dalam pergaulan bebas bab 3

Chapter 3 - kenikmatan dalam pergaulan bebas bab 3

Happy reading.

Sorak-sorai lautan manusia yang kini sedang mengelilingi riang tinju begitu memekakkan telinga, menyerukan kedua nama yang akan bertanding pada malam itu.

"Siapa lawan gue"tanya seorang pria tampan bertubuh atletis.

"Cere lawan lo malam ini, cuma di Santi juga langsung ke ok"ucap salah satu teman si pria tampan tadi.

Galaksi,galaksi, galaksi suara seruan itu terus menggema. Seolah menyambut bintang atlet boxing kesayangan mereka. Tak berselang lama yang ditunggu-tunggu akhirnya datang menaiki ring tinju.

Semua kaum hawa yang memang ada di situ memekik kencang. Mereka sangat menggilai sosok laki-laki yang bernama galaksi angkasa biru, cowok tampan gagah berani, memiliki rahang tegas hidung mancung serta tubuh atletis, jangan lupakan selain itu semua yang pastinya dia adalah jebolan dari keluarga kaya raya, kakek dan ayahnya adalah pengusaha terkenal.

Galaxy sudah menaiki ring tinju, dia mengabaikan suara pekikan dari kaum hawa yang sengaja ingin menggodanya, galaxy pria sejuta pesona acuh dengan semua itu. Namun justru itulah yang menjadi nilai plus untuknya.

Seringaian di bibir gala muncul ketika lawan tandingnya mulai naik ke atas ring. Laki-laki itu menetap tajam lawannya, dengan senyum miring yang masih tercetak jelas, sesekali dia menunduk menjilat bibir bawahnya lalu menatap tajam lagi menghunus seorang pria yang akan menjadi lawannya kali ini.

Tatapan tajam dari galaxy seolah mengintimidasi lawan. Sehingga belum apa-apa lawan dibikin tremor dan bernyali ciut. Saat wasit mulai memberikan tanda kalau permainan sudah dimulai. Cere dan galaksi langsung adu jotos memamerkan kekuatan mereka.

Seperti yang sudah diberitahukan sebelumnya. Jika lawan galak pada malam ini sangat cere atau gampang. Maka tak perlu waktu lama, gala langsung membuat Bram

knock out atau K.O. pria itu tersungkur dengan wajah babak belur terkena pukulan Gala.

Galaxy terkekeh meremehkan. Lalu dia mendekati Bram yang sekarat dan berkata.

" Lo temuin gue lagi kalau udah jago "

Ujar galak menepuk kepala Bram yang hampir tak sadarkan diri.

Selanjutnya laki-laki itu langsung turun menghampiri juri.

Semua penonton kembali memekik heboh karena jagoannya lagi-lagi memenangkan pertandingan,namun rasanya kurang puas karena pada pertandingan malam ini terasa sangat singkat. Lawan belum apa-apa sudah K.O

"Selamat gal,nih duitnya."ucap salah satu juri sembari menyerahkan uang taruhan boxing malam ini.

Galaksi tidak membutuhkan uang itu, baginya uang hasil taruhan hanyalah receh, makanya setelah menerimanya galau langsung melemparkan uang itu kepada salah satu temannya yang bernama Austin.

"Parti sampai pagi cuy"

Seluruh Austin yang kini sudah menggenggam uang satu gepok.

**

Di sisi lain Feli tengah menatap penampilan Laura,Feli lagi lagi harus menahan napas saat melihat Laura yang berpakaian amat sangat seksi, namun nampaknya Laura tidak risih sama sekali dengan apa yang sedang dipakainya.

"Laura kamu beneran mau pergi pakai baju kayak gini.? Ini terbuka banget loh Ra "kata Feli mengingatkan. Laura tersenyum memegangi pundak teman barunya itu.

"Ini nggak seberapa fell. Aduh gue nggak bisa bayangin nanti pas lo udah di horizon Lo kayaknya bisa pingsan kalau melihat orang-orang yang ada"

Hijab Laura terkekeh, ia menggelengkan kepala temannya itu begitu sangat polos.

"Udah yuk, Raja udah bawel nih chat gue melulu "Feli mengangguk. Akhirnya kedua wanita itu berangkat menggunakan mobil Laura. Lagi-lagi ya Feli merasa kagum dengan kendaraan roda empat milik Laura. Baru kali ini Felicia merasakan mobil yang begitu keren dan mewah. Bodo amat jika ada yang mengatakan Feli norak dan kampungan.

Mobil Laura berhenti di parkiran sebuah gedung berantai 2, begitu Felicia turun dia bisa melihat dengan jelas plang yang bertengger di atas gedung itu bertulisan horizon dari luar gedung itu kerlap-kerlip banyaknya lampu yang menghias gedung tersebut, Feli sendiri tidak terlalu tahu tempat apa itu.

Laura mengamati lengan Felli

, Mengajaknya masuk ke dalam gedung tersebut. Hal yang pertama Felly rasakan adalah rasa sesak akibat asap rokok yang membumbung di udara, serupa bau alkohol yang begitu menyeruak masuk ke indera penciuman. Sontak Felly langsung menutup hidungnya rapat-rapat.

Benar kata Laura, Feli begitu vlog kaget saat melihat orang-orang yang berada di dalam horizon. Banyak para wanita yang berpakaian hampir telanjang tidak tahu malu bergelayut pada seorang pria.

Ada juga yang bertumbuh begitu menetap itu Feli bergidik ngeri.

Ia berpikir apakah wanita-wanita itu tidak mempunyai rasa malu atau risih. Feli jadi teringat lagi akan kata-kata ayahnya. Bahwa kehidupan kota sangat keras dan bebas, orang yang baik bisa jadi buruk orang yang buruk akan semakin buruk. Sekarang Feli mengerti garis itu menghela nafas sepenuh dada dan membuangnya perlahan.

"Eh itu raja ayo kita ke sana "ujar Laura kembali untuk mendatangi pacarnya serta teman-temannya.

"Saya maaf ya aku telat, jalanan macet banget"ucap Laura pada raja lalu mereka kembali berciuman bibir di depan semua orang termasuk Felli.

Mereka nampaknya biasa saja. Tapi tidak dengan Feli yang masih merasa belum terbiasa melihat hal vulgar itu.

"Halo semuanya, kenalin ini temen gue yang namanya Felicia"Laura memperkenalkan Felicia pada teman-teman pacarnya. Fely sendiri hanya tersenyum meramal memperlihatkan dua lesung pipinya.

"Hi Feli pernah tunggu Agustin, mau panggil sayang juga nggak papa "cowok bernama Austin itu mencoba menggoda. Laura dan yang lain hanya menyoraki kegombalan Austin. Feli lagi-lagi hanya tersenyum canggung.

" gue Vincent"cowok bernama vincent juga memperkenalkan dirinya, mencoba menjabat tangan dengan gadis itu. Akan tetapi langsung ditepis oleh Laura.

"Nggak usah pakai pegang pegang tangan."sewot Laura. Vincent langsung terkekeh.

"Fel kita kan udah kenalan, masih ingat kan?" Tanya pacarnya Laura.

"Raja kan ? "Kata Feli grogi.

"Yup pinter." Ucap Raja .

Kini sorot mata felicia bertubrukan dengan sorot mata seorang laki-laki yang juga tengah menatapnya tajam, laki-laki itu tersenyum miring kala menatap gadis itu. Sehingga membuat Felicia merasa tidak nyaman.

"ehem fel kalau yang itu namanya galaxy, lo jangan sampai dekat-dekat dia ya, dia itu cowok brengsek kerjaannya suka nonjokin orang "itu suara Laura yang berbicara mengenai gala. Selly hanya tersenyum canggung.

" Lo orang kampung ya "tebak salah seorang wanita yang menyempil di antara laki-laki itu bukan Laura tapi dia adalah Sherly Alexander, satu-satunya cewek yang dekat dengan gala and the genk.

Sherly dikenal sebagai cewek pemberani, ucapannya yang terkenal ceplas-ceplos dan suka sekali membeli orang-orang di sekitarnya yang lemah dan payah.

"Sher jangan mulai deh "protes Laura sewot. Feli hanya diam untungnya tidak terusik oleh ucapan Sherly barusan.

Sherly dan Laura memang sudah sering bertengkar atau adu mulut. Karakter keduanya hampir mirip. Hanya saja Laura masih punya hati tidak seperti Sherly yang benar-benar pandang bulu. Iya tidak peduli jika seseorang akan sakit hati atas ucapannya.

Bahkan di kampus pun tidak ada orang satu pun yang berani mengusik kehidupan Sherly. Dari situ begitu disegani.

Akhirnya mereka semua duduk ,di atas meja sudah tersedia begitu banyak minuman beralkohol. Naura menyerahkan minuman cola pada Feli. Di situ tahu kalau Feli tidak mungkin minum-minum yang ada di atas meja. Feli merasa tidak nyaman, saat Laura sedang bercumbu dengan raja dihadapan yang lain termasuk dirinya. Namun seperti biasa mereka nampak biasa saja sama sekali tak terusik.

Ditambah dengan Austin dan Vincent yang kini tengah mamangku wanita super seksi, dengan ukuran dada begitu besar wanita itu dengan tidak malunya menggoda Vincent dan Austin membelai dada laki-laki itu.

Tangan keduanya pun dengan nakal meremas payudara si wanita. Nama Felly melihat jika si wanita seolah baik-baik saja diperlakukan seperti itu.

Di tengah-tengah rasa gusarnya tanpa feli sadari bahwa Gala tengah menatapnya. Satu sudut bibirnya terangkat ke atas seolah gala sedang menertawakan kegusaran Felicia.

Gala tahu jika wanita itu tidak nyaman berada di tempat itu. Di sisi layer Sherly sibuk memainkan gawainya sembari kepalanya menyeder pada lengan kokoh seorang galaksi.