Happy reading.
Dua kaki Felly melangkah kan kakinya keluar dari kamar mandi dengan gontai gontai berjalan menuju ranjang. Ia merasa lelah, hari ini dirinya langsung merobohkan tubuhnya ke atas kasur sesekali ia akan memijat kakinya yang terasa pegal. Saat pulang kuliah tadi gadis itu bergegas mencari pekerjaan paruh waktu hitung-hitung ia bisa menambah uang untuk biaya hidup selama menjadi anak kuliahan.
Felia berpikir alangkah baiknya ia bekerja karena jika hanya mengandalkan kiriman dari orang tuanya di kampung seolah tidak cukup ,maka dari itu Feli memutuskan untuk mencari pekerjaan.
Lagi pula Feli juga kasihan pada orang tuanya harus begitu kerja keras demi mengirimkan anaknya uang. Sedangkan untuk kebutuhan di rumah serta biaya sekolah alay saja sudah sangat bikin pusing.
"Oke kalau gitu kamu jaga diri baik-baik ya di sana, nanti kalau ada waktu pasti aku datang jenguk kamu "sebuah pesan singkat dari nomor Narendra.
"Siap aku pasti tunggu kamu, kamu juga jaga diri ya, dah na Rendra. "Felly langsung membalas pesan dari Narendra sang kekasih yang berada di kampung.
Sejarah feli terenung entah kenapa dirinya merasa bersalah pada lelaki yang menyimpan sejuta harapan pada dirinya. Felicia langsung menggigit bibinya, bayangan di mana gala telah mencium bibirnya berputar lagi di kepala.
"Sssssh huruf"Feli mendesah telah mencoba mengusir bayangan memalukan tersebut. Gadis itu sudah berniat tidak mau lagi bergaul dengan Laura karena ia takut jika pertemanannya itu akan membawa dampak yang buruk.
Apalagi saat ia sedang berada di tengah-tengah kumpulan anak-anak kota itu, seakan suara nasehat ayahnya terus menggema memberikan peringatan.
Belum usai dirinya Tengah berpikir tiba-tiba ketukan suara pintu kamar kosnya terdengar Feli langsung duduk merapikan kaosnya yang tadi diikat tersingkap lalu beranjak pergi membuka pintu.
Ternyata Laura yang sudah berdiri di ambang pintu memamerkan senyuman manis.
"Hai Feli lo kemana aja seharian gue nggak liat lo ? " Tanyanya, Feli tersenyum miring.
Ya karena memang gadis itu yang sengaja menghindari Laura, seperti yang sudah diniatkan bahwasanya mulai saat itu Feli tidak mau lagi bergaul dengan Laura dan juga teman-temannya.
"Oh nggak papa kok aku kebetulan lagi sibuk, "jawabannya canggung. Laura menganalisis Feli memicingkan mata seolah Tengah menebak-nebak kegundahan teman satu kelasnya itu
Tanda kutil file jangan bilang lo menghindar dari gue "tebak Laura tempat sasaran, Feli tersenyum kecut .
"Enggak kok, aku nggak ngehindar, aku emang lagi sibuk aja nyari-nyari kerjaan "bohongnya
Laura menghela nafas dalam- dalam kembali menata Feli, sembari berjalan masuk ke dalam ruangan kamar kos Feli. Telepon dengan canggung memperhatikan gerak-gerik Laura lalu ia menutup pintu setelah Laura benar-benar masuk ke dalam kamarnya
"Fel please lo jangan pernah berpikir gue mau menjerumuskan lo dalam lingkaran pergaulan yang gak benar gue lakuin lo masih polos, lo lagi berusaha menghindari sekelompok orang-orang kaya gue. Tapi yang harus kau tahu gue tulus pengen temenan sama lo "kata Laura serius. Feli terhenyak kalau melihat ketulusan dari mata seorang Laura.
Laura mendekat saling berhadapan dengan Felly dirinya tersenyum hangat lalu menggenggam satu tangan Feli.
"Sorry ya kalau gue sempet bikin lo nggak nyaman. Gue janji gue nggak akan pernah bawa lo buat masuk ke dalam kehidupan bebas teman-teman gue "ujar Laura serius. Dia masih menampilkan senyumannya
Maaf Laura yang kamu bilang memang benar aku sengaja mau menghindari kamu karena aku nggak terbiasa melihat gaya kehidupan kalian yang sangat bebas. Apalagi sama teman kamu yang bernama Gala."jelasnya jujur, sebenarnya Felly enggan untuk berbicara tapi ya sudahlah supaya Laura mengerti alasannya.
"Emangnya lo diapain sama si Gala, please bilang sama gue "tanya Laura menuntut. Tentu saja Feli tidak mau mengatakan yang sebenarnya.
"Mau diapain fell bilang, lu di perkosa? "Tanyanya enteng balik kaget spontan langsung mencubit lengan temannya itu.
"aaawww sakit anjir "Laura mengaduh.
"Lagian ngomongnya sembarangan"jelas Feli kesal. Sedangkan Laura mengulum senyum.
"Eh Feli tapi asal lo tahu ya di luar sana banyak banget cewek yang tergila-gila sama Gala, bahkan nih ya mereka rela loh diajak tidur sama Gala "feli ter nganga mendengar pernyataan dari Laura.
" Biasa aja dong mukanya "ujar Laura meraup gemas wajah Feli. Dari itu langsung mendengus.
" Masa sih sampai segitunya "ucap Felly masih penasaran.
"Ya jelas dong, siapa yang nggak tertarik sama Gala udah ganteng, jago berantem, tajir melintir, makanya gue bilangin sama lo jangan deket-deket galak takut lo kepincut sama pesonanya. Puncak Laura masih mengulum senyum.
"Enggak lah Laura, lagian juga aku ngeri sama orang kaya dia, terlalu liar "jelasnya
"Awas ya lo kalau tahu-tahu ternyata jatuh ke kulkas orang gala."ucap Laura menggoda sementara itu Feli langsung bergidik saat mendengar penuturan temannya itu.
**
Sementara Feli langsung menyudahi percakapan antara mereka.
Keesokan harinya seperti biasa mereka pergi ke kampus sampai jam kuliah telah usai heli terburu-buru akan mendatangi tempat cafe. Hari ini dirinya mendapat haid kalau ada salah satu cafe shop mau menerima lamaran kerja Feli. Sebenarnya banyak pekerjaan yang lain namun sayangnya kebanyakan mencari yang full time. Jadi tak masalah bagi Feli menerima pekerjaan tersebut.
"Oke perkenalkan nama saya Angga, saya owner dar shop ini, selamat bergabung dan semoga kamu bisa memperlihatkan kemampuan kerja kamu dengan benar "kata Angga selaku owner cafe tersebut. Dan Feli tersenyum sembada mengucapkan terima kasih.
Setelahnya Feli mulai bekerja hari itu juga hitung hitung training, selesai berganti seragam kerja, Feli langsung menyimpan barangnya ke loker, ia membenarkan tatanan rambut yang menurutnya berantakan. Ia ikut kembali agar terlihat rapi.
Hari itu suasana cafe lumayan ramai, kafe itu juga termasuk cafe elit dengan menu yang tidak murah. Lely bertugas mengantarkan pesanan pada tiap meja.
"Silakan, selamat menikmati. "Ucap Felly ramah. Karena itu juga termasuk bagian dari sop di tempat itu. Ramah kepada setiap pengunjun kebanyakan pengunjung di tempat itu adalah anak kuliahan atau pelajar SMA yang sedang menghabiskan waktu. Pelajaran juga dari mereka ada yang terang-terangan menggoda Feli.
Karena tak bisa dipungkiri walaupun Felicia orang kampung namun dia dianugerahi fisik dan paras yang cantik. Dengan lekukan tubuh ideal. Tak ayal membuat kaum Adam terpesona dan dengan jahil menggodanya.
" Pesanan meja nomor 24 "beritahu bagian peracik kopi agar Felly cepat mengantar pesanan pada meja tersebut. Dengan cekatan garis itu langsung berjalan dengan membawa baki berisi kopi serta makanan ringan.
Feli menyajikan dengan hati-hati.
"Silahkan selamat menikmati"ucapnya ramah tersenyum manis memperlihatkan kedua lesung pipinya. Kebetulan yang memesan tadi adalah segerombolan anak muda berstatus belajar SMA bisa dilihat dari seragamnya
"Kiuww cantik amat sih, boleh dong kenalan "kata salah satu anak SMA tersebut. Lely hanya tersenyum tidak minat meneladani anak-anak rese itu.
" Ditanya kok diam aja sih "cc salah satu dari mereka lagi yang lain terkait saling mengikut. Feli memilih langsung pergi sama sekali tak ingin menghiraukan mereka
Reli memilih mengabaikan para segerombolan anak-anak SMA tadi dan berjalan ingin ke belakang, namun belum sepenuhnya masuk suara lonceng berbunyi pertanda seseorang ada yang membuka pintu kaca tersebut. Fely memutar tubuhnya ingin menyambut pelanggan yang baru saja masuk.
Gegh ! Esensinya gini bertubrukan dengan sorot mata tajam milik gala. Laki-laki yang benar berani mencium bibirnya. Galaxy tersenyum melihat Feli di cafe itu. Lalu ia memilih berjalan ke ruangan VVIP. Di cafe itu memang tersedia ruangan khusus VVIP. Pelayannya pun juga dibedakan. Feli tidak boleh ambil kendali atas ruangan VVIP tersebut karena memang ada pelayan khusus yang bertugas.
" Silakan tuan kami punya menu . . . "ucapkan pelayan khusus itu terpotong. Saat satu tangan galak diangkat ke depan wajahnya.
" Saya mau dia yang melayani semua pesanan saya "ucap galaxy menunjuk Felli . Sedangkan garis itu sedang sibuk melayani pesanan tamu di kelas biasa
"Maaf Tuhan untuk ruang VVIP Feli tidak diperkenankan untuk melayani "jelas pelayan khusus tersebut. Galaksi langsung menunjukkan muka marahnya.
" Saya mau dia yang layani "desis galaxy makin geram
"Gal udah sih kenapa harus dia, lo liat sendiri pelayan itu kan bagiannya emang di sana "kata perempuan yang memang tadi datang bersama galaksi.
"Saya nggak peduli suruh cewek itu yang melayani pesanan saya, atau saya tutup kafe ini "ancam galaxy tak main-main sontak saja hal itu membuat pelayan tadi gentar. Lalu ia langsung berlari kecil menghampiri sang owner yakni Angga.
" Ada yang bisa saya bantu tuan "kata Angga mencoba ramah. Galaksi yang makin menggeram apa susahnya sih hanya ingin dilayani oleh Feli saja sangat dipersulit. Sangat menyebalkan batin galaksi kesal.
" Gue akan bayar berapapun asal suruh cewek itu yang melayani pesanan gue ngerti "tugas galaxy kesal. Ia langsung memilih duduk di sofa ruangan VVIP tersebut. Melihat wajah galaksi yang tampak sudah sangat emosi
Angga menghelan nafas lalu kemudian ia berjalan mendekati Feli. Meminta wanita itu melayani pesanan galaksi sesuai permintaannya.
"Tapi pak Angga. Bukannya bagian VVIP sudah ada pelayanan khusus "ujar Felli protes. Karena ia tahu siapa yang ada di ruangan VVIP tersebut.
"Iya Feli itu memang benar, tapi saya nggak bisa nolak keinginan tamu saya yang satu ini "jelas anggap sedikit memohon. Awalnya Feli ragu namun dengan segala bujuk rayu Angga wanita itu bersedia untuk melayani pesanan galaksi.
Di sisi lain galaxy sudah menyalakan sebatang rokok yang ia gapit di sela-sela bibirnya membiarkan wanita yang tadi datang bersamanya menggerayangi tubuh kekarnya yang terbungkus kaos hitam. Galaxy nampak tidak peduli dengan apa yang sedang wanita itu lakukan padanya. Sampai pada atensinya mengarah ke seseorang yang tengah masuk ke dalam ruangan yang kini ia tempati.