Chereads / Immortal Cultivation: Beyond Revenge - For Love and Eternity / Chapter 18 - Bab 18: Penjebakan dan Pertolongan Tak Terduga

Chapter 18 - Bab 18: Penjebakan dan Pertolongan Tak Terduga

Setelah meninggalkan reruntuhan sekte yang telah dihancurkannya, Yan Ling kembali melanjutkan perjalanan dengan pedang terbangnya. Pedang itu melesat di antara puncak-puncak gunung yang menjulang tinggi. Meski lelah dan luka-luka dari pertempuran sebelumnya belum sepenuhnya sembuh, semangatnya tak kunjung padam. Setiap langkah yang ditempuhnya, setiap inci dari perjalanan ini mengingatkannya pada tujuan utamanya: pembalasan dendam terhadap Zhang Tianyi dan Sekte Yuhuan yang telah merenggut orang yang paling dia cintai.

Matahari hampir tenggelam di balik horizon ketika Yan Ling tiba di sebuah lembah yang dalam di tengah gunung. Suasana begitu sunyi, hanya suara angin yang terdengar. Tiba-tiba, perasaan tidak menyenangkan menyelinap ke dalam batinnya. Sesuatu yang tak tampak, namun terasa mengancam. Sebelum dia bisa menghindar, sebuah formasi besar dengan aura gelap dan berbahaya terbuka di sekelilingnya, menjebaknya.

"Formasi?" Yan Ling berpikir keras. Ia segera mencoba mengendalikan pedangnya untuk terbang keluar, tetapi formasi itu menghalangi segala gerakan. Dalam sekejap, udara menjadi semakin tebal dan aneh, mempengaruhi seluruh tubuhnya.

Suara gemuruh datang dari kedalaman gunung. Sebuah bayangan besar muncul, membuat tanah bergetar di bawah kaki Yan Ling. Sebuah naga hitam besar melesat keluar dari dalam gua batu, matanya menyala dengan api kemarahan. Dengan tubuhnya yang besar dan cakar yang tajam, naga itu langsung mengarah ke Yan Ling.

"Ini… naga!" gumam Yan Ling, sedikit terkejut, tetapi tetap waspada. Selama ini, dia telah menghadapi berbagai jenis musuh, namun naga adalah sesuatu yang benar-benar menguji ketahanannya. Tanpa ragu, Yan Ling segera menggunakan Qi-nya untuk memperkuat pertahanannya. Dia memerintahkan pedang terbangnya untuk menahan serangan pertama naga itu.

Namun, meskipun pedang itu sangat kuat, naga itu terlalu cepat dan kuat. Serangan pertama naga mengenai perisai Qi Yan Ling, menghancurkannya dalam sekejap. Tubuh Yan Ling terlempar jauh, menghantam batu besar di belakangnya. Luka-luka terbuka di tubuhnya, dan darah mengalir dari mulutnya. Namun, dia tidak menyerah. Dengan gigih, dia bangkit kembali dan mengaktifkan Qi untuk menambah perlindungannya.

Setiap serangan dari naga membuat Yan Ling kewalahan, dan meskipun dia sudah menggunakan kekuatan Qi-nya sebaik mungkin, rasa sakit dan kelelahan mulai menghantui dirinya. Sebuah semburan api besar datang dari mulut naga itu, mengarah langsung ke tubuh Yan Ling. Tanpa banyak pilihan, dia mengangkat tangan dan mencoba membentuk perisai Qi untuk menghadapinya.

Namun, tepat saat semburan api itu akan meluluhlantakkan tubuhnya, sebuah kekuatan Qi luar biasa melindungi dirinya. Sebuah lapisan Qi berwarna biru kehijauan muncul, membentengi Yan Ling dari api yang membakar. Naga itu menggeram marah, mencoba menembus perlindungan Qi itu, tetapi tidak bisa.

Yan Ling terperanjat dan menoleh ke arah datangnya Qi pelindung itu. Dari balik bayangan gunung, seorang wanita muncul. Tubuhnya diselimuti aura Qi yang sangat kuat dan anggun. Dalam sekejap, dia melangkah maju, menghadapi naga itu dengan penuh ketenangan.

Wanita itu bergerak dengan kecepatan luar biasa, dan dalam hitungan detik, dia menebas udara dengan pedang Qi yang mengkilat. Serangan dari pedangnya sangat terkoordinasi, menghancurkan semburan api dari naga tersebut dengan sempurna. Kekuatan Qi yang luar biasa menembus formasi yang mengurung Yan Ling dan membuatnya bebas. Sementara itu, naga itu tertegun, menyadari bahwa lawannya bukanlah sosok sembarangan.

"Naga itu masih terlalu kuat," kata wanita itu dengan suara tenang, meskipun jelas ada ketegangan di dalamnya. "Namun, aku tidak akan membiarkanmu mati di sini."

Dengan gerakan cepat, wanita itu mengirimkan serangan Qi lainnya ke tubuh naga, menghancurkan energi gelap yang menyelubunginya. Akibatnya, naga itu terhuyung mundur, berusaha untuk mundur ke dalam gua tempat ia muncul. Dalam sekejap, energi Qi yang luar biasa dari wanita itu membuat formasi yang menjerat Yan Ling hancur.

"Siapa kamu?" tanya Yan Ling, mengatur napasnya, masih terkejut dengan kekuatan wanita yang baru saja menyelamatkannya.

Wanita itu memandang Yan Ling dengan tatapan yang tenang. "Aku Xiang Mei, Pemimpin dari Sekte Tianlong," jawabnya. "Aku tidak tahu apa yang membawa seseorang sepertimu ke tempat ini, tetapi jika kau ingin bertahan hidup, kau harus lebih berhati-hati di masa depan."

Yan Ling mengangguk, mengerti akan nasihatnya. Meskipun hatinya masih dipenuhi rasa dendam dan tekad, ia tahu bahwa setiap langkah yang dia ambil sangat berbahaya. Sekte-sekte seperti ini, yang begitu kuat, dapat menjeratnya kapan saja jika dia tidak berhati-hati.

"Terima kasih atas bantuanmu," kata Yan Ling tulus. "Jika bukan karena kamu, mungkin aku sudah mati di sini."

Xiang Mei tersenyum sedikit, namun ada keseriusan dalam matanya. "Kau tampaknya lebih kuat dari yang terlihat, Yan Ling. Namun, aura kematian yang menyertaimu cukup mencurigakan. Apa yang sebenarnya terjadi pada dirimu?"

Yan Ling terdiam sejenak, matanya terpejam seolah mengingat sesuatu yang menyakitkan. "Aku… telah menjalani reinkarnasi," jawabnya pelan. "Aura kematian ini berasal dari dendam yang membara di dalam diriku, dari masa lalu yang belum selesai."

Xiang Mei mengamati dengan seksama. "Dendam? Itu adalah jalan berbahaya, Yan Ling. Dendam bisa mengaburkan jalanmu ke depan. Jika kau tidak hati-hati, kau akan menjadi seperti mereka yang telah kau kejar."

Yan Ling menatapnya tajam. "Aku tidak akan berhenti sampai aku membalaskan dendamku. Sekte Yuhuan dan Zhang Tianyi harus membayar atas apa yang telah mereka lakukan."

Xiang Mei hanya mengangguk pelan. "Aku tidak tahu tentang Zhang Tianyi, tetapi aku bisa merasakan energi yang membara dalam dirimu. Aku hanya ingin kau tahu bahwa jalan yang kau pilih akan penuh dengan kesulitan. Aku akan membantumu, jika kau membutuhkan bantuan."

Yan Ling menatap wanita itu dan untuk pertama kalinya, dalam waktu yang lama, dia merasakan sedikit harapan. "Terima kasih," katanya, menyadari bahwa bantuan dari Xiang Mei bisa berarti banyak baginya dalam perjalanan ini.

Xiang Mei lalu mengulurkan tangannya, menyerahkan sebuah giok berwarna hijau zamrud. "Ini adalah Giok Tianlong. Jika kau membutuhkan pertolongan, gunakan giok ini. Ia akan menunjukkan jalan menuju Sekte Tianlong, dan kami akan membantumu."

Yan Ling menerima giok itu, terkesima dengan tawaran tersebut. "Aku akan menyimpannya dengan baik," jawabnya dengan suara tegas.

Setelah itu, Xiang Mei melangkah mundur dan mengangkat tangannya. Naga yang sebelumnya mengancam Yan Ling kini perlahan mundur ke dalam gua, seolah tak ingin melawan lagi. Semua formasi dan jebakan yang ada di sekitar mereka pun lenyap, meninggalkan kedamaian yang sementara.

"Pergilah dengan hati-hati," kata Xiang Mei dengan suara lembut. "Aku harap kita tidak akan bertemu sebagai musuh."

Yan Ling mengangguk dan menaiki pedang terbangnya. "Aku akan mengingat kata-katamu. Terima kasih, Xiang Mei."

Dengan itu, dia terbang menjauh, meninggalkan tempat itu. Perjalanan panjangnya masih jauh, namun kali ini, dia tahu dia tidak sendirian. Ada sekte yang mungkin bisa membantunya mencapai tujuannya—meskipun dendamnya tetap membara, sedikit harapan mulai tumbuh dalam dirinya.

Dan perjalanan Yan Ling pun berlanjut.