Chereads / Gods Reincarnation: Eternal Cultivator / Chapter 51 - Bab 50: Jejak Sang Dewa

Chapter 51 - Bab 50: Jejak Sang Dewa

Setelah menerima pesan dari burung gagak hitam, Shen Wei tahu bahwa ancaman berikutnya bukan berasal dari dunia kegelapan seperti sebelumnya.

Ancaman kali ini lebih besar—sesuatu yang bahkan dirinya sendiri belum pernah hadapi sebelumnya.

Seorang Dewa sedang dalam perjalanan menuju Sekte Naga Putih.

Namun, berbeda dengan para musuh sebelumnya, Dewa ini bukan makhluk kegelapan yang menyerang dengan kebencian atau dendam.

Sosok ini adalah entitas yang lebih tinggi, lebih kuat, dan memiliki tujuan yang masih menjadi misteri.

Pagi itu, langit di atas Sekte Naga Putih tampak berbeda.

Awan berwarna emas samar mulai muncul di kejauhan, membentuk pola spiral yang bergerak perlahan.

Shen Wei berdiri di atas puncak gerbang sekte, matanya menatap tajam ke arah langit.

Mei Er dan Yu Lan berdiri di belakangnya, merasakan tekanan aneh yang menyelimuti udara.

"Senior… apa ini?" tanya Mei Er, suaranya dipenuhi kebingungan dan sedikit ketakutan.

Shen Wei tidak segera menjawab. Ia hanya mengamati perubahan langit dengan penuh kewaspadaan.

"Seorang Dewa… sedang datang."

Murid-murid lain yang mendengar itu langsung terkejut.

Chen Guang, yang baru saja selesai berlatih, hampir menjatuhkan pedangnya.

"D-Dewa?! Senior, kau bercanda, kan?"

Namun, ekspresi Shen Wei tetap serius.

"Aku berharap itu hanya lelucon. Tapi tidak. Ini nyata."

Setelah mendengar kabar itu, Shen Wei segera mengumpulkan semua muridnya di aula utama.

"Dengar baik-baik," katanya dengan suara tegas. "Kita tidak tahu apakah Dewa ini datang sebagai kawan atau lawan. Jadi, kita harus bersiap untuk segala kemungkinan."

Murid-muridnya saling bertukar pandang, wajah mereka dipenuhi kecemasan.

Yu Lan melangkah maju. "Senior, bagaimana kalau Dewa itu bukan musuh? Bukankah kita hanya perlu menyambutnya dengan hormat?"

Shen Wei mengangguk. "Itu yang kuharapkan. Tapi aku tidak akan mengambil risiko. Jika ada tanda-tanda ancaman, aku akan memastikan kalian semua aman."

Mei Er menatapnya dengan mata penuh kekhawatiran. "Senior… kau tidak akan menghadapi Dewa itu sendirian, kan?"

Shen Wei tersenyum kecil. "Jika itu memang perlu, aku akan melakukannya."

Meskipun hatinya dipenuhi keraguan, Shen Wei tetap tenang di depan murid-muridnya.

Namun, jauh di dalam hatinya, ia tahu bahwa menghadapi seorang Dewa bukanlah hal yang bisa dianggap remeh.

Sore itu, langit yang sebelumnya cerah mulai dipenuhi kilatan cahaya keemasan.

Udara bergetar, dan sebuah suara menggema di seluruh sekte.

"Shen Wei… penguasa Sekte Naga Putih. Aku datang mencarimu."

Murid-murid yang sedang berlatih langsung berhenti, mata mereka terbelalak melihat sosok yang perlahan turun dari langit.

Seorang pria berjubah putih keperakan dengan aura ilahi berdiri di udara, matanya memancarkan cahaya lembut namun penuh wibawa.

Di belakangnya, dua sosok penjaga berzirah emas mengawalnya.

Mei Er menelan ludah. "Senior… dia…"

Shen Wei melangkah maju, menatap langsung ke arah sosok itu.

"Siapa kau?" tanyanya dengan nada tenang, meskipun energi ilahi yang terpancar dari lawannya begitu kuat.

Dewa itu menatapnya sejenak sebelum berbicara. "Namaku Bai Zhen. Aku adalah salah satu dari Tujuh Dewa Langit yang menjaga keseimbangan dunia ini."

Murid-murid di belakang Shen Wei langsung terkejut.

Seorang Dewa Langit… datang ke sekte mereka?

Bai Zhen turun ke tanah dengan anggun, lipatan jubahnya bergoyang lembut tertiup angin.

Ia menatap Shen Wei dengan penuh rasa ingin tahu. "Kau telah mengguncang keseimbangan dunia ini, Shen Wei."

Shen Wei mengerutkan kening. "Apa maksudmu?"

"Kau telah membunuh Mo Tian, menghancurkan Sekte Kegelapan, dan baru saja mengalahkan seorang Dewi dengan kekuatan racun spiritual."

Bai Zhen menyilangkan tangannya di belakang punggung.

"Dengan kekuatan yang kau miliki sekarang, dunia ini mulai condong ke arah yang tidak seharusnya."

Shen Wei terdiam. Ia tahu bahwa kekuatannya telah berkembang pesat, tapi ia tidak menyangka bahwa itu bisa memengaruhi keseimbangan dunia.

"Jadi… apa yang kau inginkan dariku?"

Bai Zhen tersenyum tipis. "Aku datang untuk mengujimu."

"Mengujiku?"

Bai Zhen mengangguk. "Jika kau benar-benar pantas memiliki kekuatan ini, kau harus membuktikannya padaku. Aku ingin melihat apakah kau layak disebut sebagai penjaga dunia ini atau hanya ancaman baru yang harus dieliminasi."

Mei Er langsung maju ke depan. "Senior bukan ancaman! Dia melindungi dunia ini!"

Bai Zhen menatapnya sebentar sebelum tersenyum tipis. "Kau peduli padanya, bukan?"

Mei Er menggigit bibirnya dan mengangguk.

Shen Wei menghela napas sebelum melangkah maju.

"Baiklah, jika itu yang kau inginkan. Aku akan menerima ujianmu."

Bai Zhen mengangkat tangannya, menciptakan lingkaran cahaya di udara.

"Kita akan bertarung di Dimensi Ilahi. Hanya kau dan aku."

Seketika, cahaya keemasan menyelimuti tubuh Shen Wei dan Bai Zhen, menarik mereka ke dalam ruang yang berbeda.

Murid-murid Shen Wei hanya bisa menatap kosong saat senior mereka menghilang di depan mata mereka.

Mei Er mengepalkan tangannya. "Senior… kau pasti bisa melewati ini…"

Di dalam Dimensi Ilahi, Shen Wei berdiri di atas tanah yang bercahaya, dikelilingi oleh langit tanpa batas.

Di depannya, Bai Zhen mulai mengeluarkan energi ilahi yang begitu kuat hingga ruang di sekelilingnya bergetar.

"Tunjukkan padaku, Shen Wei. Apakah kau benar-benar layak menjadi pelindung dunia ini?"

Shen Wei menarik napas dalam.

"Aku tidak akan kalah."

Dalam sekejap, kedua sosok itu saling menyerang, dan pertempuran antara manusia dan Dewa pun dimulai.

(Bersambung ke Bab 51...)