Chereads / RAHASIA 3 TAHUN / Chapter 2 - Bab 1: Awal Pertemuan di Organisasi Seni

Chapter 2 - Bab 1: Awal Pertemuan di Organisasi Seni

Hari pertama di SMA selalu membawa ketegangan tersendiri bagi Raka. Dia bukan tipe yang mudah bergaul dan lebih suka menyendiri. Namun, ketika ia bergabung dengan organisasi seni, hal itu mulai berubah. Dalam organisasi tersebut, ia bertemu Nayla—gadis ceria yang selalu membawa keceriaan ke dalam setiap aktivitas. Mereka pertama kali bertemu saat acara latihan, di mana Nayla dengan senyum lebar menawarkan diri untuk menjadi partner dalam proyek seni. Raka, yang canggung dan pendiam, merasa tak enak menolak. Seiring berjalannya waktu, mereka mulai bekerja bersama lebih sering, dan semakin banyak momen kecil yang mereka lewati bersama, seperti berbincang tentang musik favorit, menggambar sketsa bersama, hingga tertawa kecil ketika proyek mereka gagal.

Tentu saja, bagi Raka, kedekatan ini tak sekadar berbicara tentang pekerjaan. Ia merasa ada sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang membuatnya ingin lebih mengenal Nayla. Nayla, dengan segala keceriaan dan semangat hidupnya, secara tidak langsung berhasil menghidupkan dunia Raka yang sunyi. Dalam setiap kesempatan, dia merasa nyaman berada di dekat Nayla, bahkan meskipun mereka hanya berbicara tentang hal-hal sepele. Setiap senyuman Nayla, setiap tawa yang keluar dari bibirnya, terasa seperti melodi yang memukau bagi Raka.

Namun, meskipun perasaan itu tumbuh perlahan, Raka memilih untuk menyimpannya sendiri. Dia tak ingin terlalu berharap atau menunjukkan perasaannya, apalagi karena Nayla tampaknya lebih fokus pada teman-temannya yang lain. Ia hanya bisa menikmati kedekatan mereka sebagai teman sejati, berusaha untuk tak menunjukkan betapa ia terpesona pada setiap kata dan senyum Nayla. Di malam hari, ketika Raka menatap bulan, ia merasa seolah-olah bulan itu mendengar setiap bisikan hatinya. "Aku tidak tahu bagaimana rasanya memiliki seseorang yang bisa membuatku merasa seperti ini," bisiknya.

Namun, semua perasaan itu terasa begitu berat. Raka mulai merasa takut akan kehilangan Nayla, apalagi karena dia sadar bahwa mereka memiliki dunia yang berbeda. Dia terjebak dalam perasaan bingung antara berharap dan takut berharap terlalu banyak. Ketika Nayla memintanya untuk berbicara lebih banyak tentang dirinya, Raka merasa terintimidasi. Ia tidak terbiasa membuka diri, dan dia merasa Nayla akan kecewa jika ia tidak bisa menjawab seperti yang dia inginkan. Di bawah sinar bulan yang lembut, Raka menulis puisi pertama untuk Nayla, meski ia tahu tak akan pernah ada kesempatan untuk menunjukkan puisi itu.