Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Maaf sayang, aku kabur membawa anak kita

🇮🇩Juvaliana
--
chs / week
--
NOT RATINGS
209
Views
Synopsis
Setelah hampir dua tahun menikah karena wasiat sang ayah, akhirnya Nathan mengugat cerai istrinya setelah sang ayah meninggal dan memilih untuk menemui cinta lamanya, tapi setelah beberapa bulan berlalu setelah perceraian, rupanya Celine memiliki anak dari mantan suaminya, Nathan Holland.
VIEW MORE

Chapter 1 - Surat cerai

Susana canggung membuat wanita yang duduk di sana jadi terdiam lama apa lagi saat melihat kertas yang ada di depannya, ia melirik tak percaya pada sosok suaminya yang terlihat santai sambil mengecap kopi buatannya.

"Kanapa masih diam? Cepat tanda tangan!" Tukas pria itu memaksa pada wanita yang masih geming di posisinya saat ini, kesedihan terukir jelas di wajah kurus itu, bahkan maniknya berkali kali melirik wajah suaminya yang terus menekannya sejak tadi.

"Tapi..." ucap Celine ragu membuat pria itu mengencangkan rahangnya kesal. "Apa lagi? Cepat tanda tangan, kita harus menjalani hidup masing masing mulai sekarang. Jadi ayo tanda tangani surat cerainya sekarang!" Tukas pria itu menekan pada Celine yang masih terlihat ragu untuk mengambil keputusan.

Bagaimana tidak, pernikahan mereka selama dua tahun ini, berakhir begitu saja bahkan saat masih dalam keadaan berduka.

Ayah mertuanya baru saja meninggal bulan lalu, sosok hangat yang menyayanginya seperti anaknya sendiri, tapi anak kandung pria itu malah tidak sabaran ingin memutus hubungan dengannya hanya karena pernikahan mereka bukan atas dasar cinta.

Celine yang merupakan anak yatim piatu setelah kecelakaan yang merenggut nyawa orang tuanya dan itu adalah kesalahan ayah Nahtan atau ayah mertuanya sendiri.

Sejak saat itu, Celine di rawat dan di besarkan di dalam keluarga Holland layaknya anak kandung meski istri pria itu menantangnya.

Tanpa angin dan badai Ayah Nathan malah menginginkan pernikahan antara Celine dan Nathan, drama panjang terjadi kala itu, sedangkan Celine hanya bisa diam dan mengikuti apapun yang di berikan padanya.

Selama dua tahun pernikahan, Nathan terang terangan mengabaikan keberadaan Celine dan tidak pernah sekalipun menyentuh Celine karena merasa enggan hingga wanita itu malah di teriaki mandul oleh keluarga besar Holland tentu saja selain ayah mertuanya, Aron Holland. Yang meninggal sebulan yang lalu akibat kanker yang di deritanya.

"Cepat!" Bentak pria itu dengan manik nyalang, Celine membuang nafas kasar lalu meraih pulpen yang di letakkan tak jauh dari surat itu, ia diam dan melirik wajah tersenyum Nathan yang antusias, senang.

"Tapi aku ingin sidangnya di lakukan dua bulan lagi, keadaan rumah sedang tidak baik setelah ayah pergi, jadi tunda selama dua bulan dan aku akan tanda tangan saat itu tiba." Tutur Celine kembali meletakkan pena di tangannya. "Apa? Dua bulan? Hmnn...oke" ucap pria itu tenang.

"Tapi..." ucap Celine melanjutkan membuat Nathan menyeringit bingung "Selama dua bulan ini, jangan pernah pergi menemui kekasihmu karena Nenek akan tinggal bersama kita sementara, setelah perceraian selesai maka lakukan saja semau mu." Tukas Celine dengan berat hati.

Jujur saja, selama dua tahun mereka tinggal bersama Celine jatuh cinta pada sosok Nathan meski pria itu acuh tak acuh padanya, karena saat di dekat mendiang ayah mertuanya pria itu bersikap romantis dan perhatian, meski hanya pura pura.

Celine cemburu melihat suaminya itu masih sangat mencintai mantan pacarnya, Shylvia. Dia marah dan kesal tapi di sdar diri karena dia tahu bahwa hari seperti ini akan datang cepat atau lambat padanya.

"Ck, oke baiklah." Decak kesal pria itu lalu beranjak meninggalkan Celine sendirian di ruangan remang itu, wanita itu melirik kalender tanggal di dekat lemari es, lalu menarik senyum kecut. "Dua bulan lagi aku akan jadi janda, ya? Ck, lucu sekali." Rutuk wanita itu setengah bergumam kesal dengan kenyataan pahit yang akan mengakhiri pernikahan dingin ini, menyedihkan.

"Aku akan mulai repot setelah ini, ck!" Rutuknya lagi lalu berjalan meninggalkan posisinya menuju kamar, karena kamar mereka pisah dan besebelahan membuat Celine ada kalanya menatap lama pada pintu di sebelah kamarnya.

Mereka akan tinggal satu kamar lagi setelah nenek pria itu datang bertamu. "Haaa, semuanya menyebalkan." Rutuknya sambil membuang nafas kasar lalu masuk kedalam kamar.