"KRING… KRING… KRIIING…" (Bunyi suara jam berdering)
Terbangunlah Andre sambil mencari handphonenya. Kemudian ia melihat bahwa hari ini adalah hari minggu. Tanpa berlama – lama ia langsung bersiap – siap untuk mandi dan pergi ke gunung yang berada di tidak terlalu jauh dari rumahnya itu.
(Jam menunjukkan pukul 02.00 pagi)
"Hei Andre, kau mau kemana pagi – pagi sekali seperti ini ?" tanya ibu Andre karena ia melihat Andre sudah rapih saat itu.
"Lagi pula in ikan hari minggu" lanjut sang ibu.
"Aku ingin naik gunung bu, bersama – sama dengan teman – temanku hari ini" jawab Andre yang sedang merapihkan barang bawaannya itu. Tak lupa ia juga membawa kamera peninggalan ayahnya yang ia simpan di lemarinya.
"Baiklah ibu akan buatkan sarapan dulu ya" ucap sang ibu lalu pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan.
"Baiklah bu, terima kasih ya" kata Andre kepada ibunya.
"Dia tampak sepertimu" ucap sang ibu dalam hatinya sambil teringat akan suaminya yang sudah tiada.
Setelah Andre selesai merapihkan barang bawaannya, ia langsung bergegas ke meja makan untuk menyantap sarapan yang telah di buat ibunya itu. Kemudian ibunya pun duduk di meja makan untuk makan bersama dengan Andre. Setelah Andre selesai sarapan ia langsung berpamitan dengan ibunya dan pergi ke stasuin kereta menggunakan motornya. Setelah sampai di stasiun ia pun langsung memarkirkan motornya dan bergegas masuk ke dalam stasiun itu dan menunggu keretanya tiba.
(Pukul 03.00 pagi) Keretanya pun tiba.
Kemudian setelah keretanya tiba ia langsung naik ke dalam kereta itu. Karena ia pergi waktu pagi – pagi sekali kereta itu nampak tidak banyak orang, bahkan hanya ia sendiri di sepajang gerbong kereta itu. Waktu perjalanan yang ia tempuh untuk sampai di gunung itu selama 30 menit. Setelahnya ia sampai di stasiun tujuannya, Andre pun langsung bergegas menuju gunung tersebut.
Setelah ia sampai di gunung itu ia pun langsung mulai pendakiannya.
(Pukul 05.00 pagi)
Ia pun sampai ke puncak gunung. Tak lama setelah ia sampai matahari pun terbit dan tanpa berlama – lama Andre langsung menyiapkan kamera dan mulai berfoto disana. Andre memastikan ia mengabadikan semua momen penting disana. Tak lupa juga ia meminta bantuan salah seorang pendaki disana untuk mengabadikan dirinya saat matahari terbit tersebut. Kemudian setelah selesai berfoto ia pun beristirahat sejenak sambil memandangi pemandangan alam sekitar yang indah disinari oleh matahari terbit.
"Andai kau bisa melihat ini bersamaku" ujar Andre dalam hatinya.
(Angin pun berhembus) – Andre pun melihat ke langit.
"Kau pasti bisa sembuh, Adeline…, pasti" ujar Andre dalam hatinya.
(Pukul 09.00 pagi)
Akhirnya Andre pun bersiap untuk kembali ke rumahnya.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam, sampai ia ke rumah dan bertemu kembali dengan ibunya yang sedang menjemur pakaian.
"Sudah pulang kau ya" kata sang ibu.
"Iya bu" jawab Andre sambil berjalan masuk ke rumahnya.
Setelah ibunya selesai menjemur pakaian masuklah ia kedalam rumah untuk menemui Andre.
"Bagaimana perjalananmu tadi, menyenangkan ?" tanya sang ibu sambil tersenyum kepada anaknya itu.
"Iya bu, aku mendapatkan foto – foto yang sangat bagus" jawab Andre kepada sang ibu dengan senang hati.
"Tak sabar ibu ingin melihat foto – fotomu itu" jawab sang ibu.
Kemudian Andre pergi ke toko kamera dekat rumahnya untuk mencetak foto – foto yang telah ia dapatkan tadi. Selagi Andre menunggu foto itu di cetak ia melihat – lihat toko itu dan tiba – tiba matanya tertuju pada album foto yang bertuliskan "Precious Memories" (dalam bahasa Indonesia berarti "Kenangan yang Berharga"). Andre pun langsung mengambil album foto itu untuk dibawanya ke kasir.
"Hei Andre, ini hasil foto – fotomu… bagus juga ya" kata penjaga toko tersebut.
"Terima kasih banyak paman" jawab Andre. "Oh ya, sekalian aku ingin membeli ini ya" lanjut Andre sambil menunjukan album foto yang ia ingin beli tadi.
"Baiklah ini dia, semua jadi …," ucap penjaga toko itu sekalian menyebut harga yang harus Andre bayarkan.
Setelah Andre selesai membayar semuanya itu maka pulang Andre setelah berpamitan dengan sang penjaga toko kamera itu. Kemudian sampailah Andre di rumahnya. Setelah memberi salam Andre pun langsung masuk ke dalam dan bergegas menuju ke kamarnya. Namun ibunya memanggilnya sebelum ia naik ke kamarnya.
"Andre, kau sudah pulang ?" tanya sang ibu.
"Sudah bu" jawab Andre.
"Baiklah, setelah kau membersihkan dirimu turunlah ke bawah dan kita makan siang bersama" ujar sang ibu kepada Andre.
"Baik bu" jawab Andre sambil menuju ke kamarnya.
Andre pun membersihkan dirinya, lalu setelah itu ia langsung memasukan foto – foto itu ke dalam album yang ia beli tadi dengan sangat rapih. Tak lama setelahnya Andre pun turun ke bawah sambil membawa albumnya itu.
"Ayo makan, Andre" ucap sang ibu sambil menunjukan makanan yang tersedia diatas meja makan.
"Baik ibu" jawab Andre sambil ibu duduk dan menaruh album itu di meja makan.
"Boleh ibu lihat hasil fotomu itu ?" tanya sang ibu sambil menunjuk pada album itu.
"Boleh ibu, ini dia" jawab Andre sambil memberikan album itu kepada ibunya.
"Wow, ternyata hasil fotomu bagus juga ya" kata sang ibu sambil memuji Andre. "Kau berbakat sama seperti ayahmu" lanjut sang ibu sambil merasa terharu melihat hasil foto – foto Andre tersebut.
"Terima kasih bu, tapi tetap tidak sebagus ayah" jawab Andre sambil tersenyum.
Sang ibu pun langsung berusaha menguatkan dirinya kembali dan menyeka air matanya lalu tersenyum kepada Andre seolah mengisyaratkan bahwa dirinya tidak apa – apa.
"Ayo, kita makan" ajak sang ibu.
Akhirnya mereka pun menyantap makan siang mereka.
"Dulu ayahmu juga pernah seperti ini untuk menyenangkan hati ibu, apakah kau berbuat seperti ini untuk memperlihatkannya kepada seorang wanita ?" tanya sang ibu sambil tersenyum menggodai Andre.
"Iya bu" jawab Andre dengan malu – malu.
"Lain kali bawa dia kesini supaya aku dapat melihat wanita itu, aku ingin tahu bagaimana tipe perempuan yang disukai anakku ini" jawab sang ibu sambil terus menggodai Andre.
Andre pun terdiam sesaat.
"Ada apa Andre, apa aku ada salah bicara ?" ucap sang ibu yang merasa heran karena Andre yang terdiam itu.
"Tidak ibu… tidak apa – apa, lain kali aku akan pertemukan ibu dengannya" jawab Andre.
Kemudian setelah mereka selesai makan maka Andre langsung membantu sang ibu dengan mencuci piring – piring yang ada.
"Andre, ibu keluar dulu ya membeli sesuatu, kau jaga rumah ya" ucap sang ibu.
Setelah Andre selesai mencuci piring, ia pun langsung kembali naik ke kamarnya sambil membawa album foto itu dan di masukkannya ke tas sekolahnya agar ia tidak lupa membawanya esok hari. Kemudian Andre pun segera mengambil buku pelajarannya dan bersiap untuk belajar.
Waktu sudah mulai malam,
Andre pun selesai belajar dan ia pun merapihkan buku – buku pelajarannya dan menyiapkan barang – barang yang akan ia bawa ke sekolah esok hari. Setelah ia selesai merapihkan semuanya ia langsung melihat handphonenya. Kemudian ia pun membuka galeri foto pada handphonenya dan ia memandangi foto – foto lamanya saat Ia, Cyntia dan Adeline sedang bersenang – senang bersama.
Tanpa ia sadari air matanya pun menetes. Ia pun langsung menyeka air matanya itu dan berkata dalam hatinya,
" Kenangan adalah hal yang tidak akan pernah bisa kita hapus dari galeri di otak kita, walaupun terkadang kita lupa cara membuka atau bahkan kita tidak pernah membuka galeri itu kembali, ia akan tetap selalu ada disana".
Malam mulai larut dan tertidurlah Andre.