Chereads / Bersama Walau Berbeda / Chapter 4 - Kedekatan dan Kecemburuan

Chapter 4 - Kedekatan dan Kecemburuan

Malam itu aku tertidur dikamar mark, berbaring dipelukannya, hangat dan bahagia yang kurasa. Aku kembali kekamar ku pada pukul 3 pagi. Pagi pun tiba, aku bangun sambil menahan rasa kantuk yang luar biasa, mungkin karena semalam aku kurang tidur juga, tapi entalah perasaan bahaagia itu masih sangat terasa, dan rasa hangat tubuh mark masih dapat kurasakan.

Rasanya malam itu ingin terus ku ulang setiap harinya, aku ingin bisa terus memeluknya mencium pipinya dan memanjakanya layaknya sikap seorang istri kepada suaminya.

Pagi ini aku sudah mulai membaik bahakan aku merasa kalau aku sudah sembuh, benar-benar penyakit manja ku kambuh, malam dipeluk besoknya langsung sembuh, rasanya aku ingin memaki diri ku sendiri.

Pagi ini setelah aku sarapan , bang dion meminta ku untuk ikut dengan Rio untuk mengantarkan air ke daerah Sapi, dan air itu digunakan untuk membangun saluran drainase yang sedang dibangun oleh bantuan warga sekitar daerah sana, tidak hanya itu bang dion juga memintaku untuk mengecek material yang dibutuhkan utuk pembangunan seperti air,semen, tanah dan juga batu gunung.

Aku hanya menurut karena bagaimana pun juga ini adalah pekerjaan ku. 

Setelah memberikan ku tugas, aku bergegas merapihkan diri untuk berangkat bersamaan dengan rio. Hal ini adalah pertama kalinya aku naik mobil selain mobil kecil, aku akhirnya bisa naik mobil besar seperti mobil tangki air, setalah aku bersiap dan rio sudah membawa mobilnya tepat di depan kantor, aku langsung naik kemobilnya, dan ternyata naik mobil tangki sangat sulit untuk orang seperti ku yang bertumbuh dibawah standar.

Seperti biasa aku tidak banyak bicara, aku binggung ingin membuka pembicaraan apa dengan rio, masalahnya aku juga mengenal rio setalah aku dinyatakan benar-benar sembuh, dan aku diperbolehkan untuk kembali mengikuti pekerjaan seperti sebelumnya. Aku hanya dapat terdiam, dan ternyata rio juga merupa pria yang cukup pendiam.

Namun diamnya kami membuat perjalaan menjadi terasa amat sangat jauh, ingin rasanya aku terbang agar bisa cepat sampai kesana. Sesampai nya disana aku, melakukan pekerjaan ku , iya mirip seperti yang diminta oleh bang dio, mengantarkan air dan mengecek material, dan sedikit berbincang dengan pekerjaa gali saluran disana. Setelah mengecek material aku langsung meng hubung bang dion memberitau situasi disana, dan aku kembali masuk kedalam mobil tangki yang menunggu perintah untuk kembali ke cem.

Entah waktu yang berjalan sangat cepat atau aku yang keasikan main hp sampai tidak menyadari kalau mark datang dengan sebuah truk yang mengaangkut material batu, aku yang tersadar ada mark langsung turun dari mobil tangki milik rio, dan berpindah ke mobil truk yang dibawa mark.

Saat naik ke dalam mobil truk mark, aku hanya tersenyum menyeringa dan repon cuek khas mark yang ku dapat, aku diam saja setalahnya.

Tak terasa pukul sudah menunjukan tengah hari, kami memutuskan untuk pulang, didalam perjalanan aku hanya mendengarkan lagu dangdut yang diputar oleh mark di truknya,

"oh jadi kamu suka lagu kaya gini" tanya ku,

"iya, kenapa? Ko gak suka?" jawab mark sambil berbalik bertanya pada ku,

"engga, aku dengerin semua lagu kok" ucap ku yang memang menyukai berbagai jenis music,

"oh dikira gak suka" ucap mark,

"santai aja kali, jadi kita makan di cem?" tanya ku,

" kenapa kau berharap makan dimana?" tanya mark,

"di tempat mie ayam" ucap ku,

"liat tanggal lah miku" ucap mark dengan nada sedikit mengeluh,

"iya udah nanti aja kalau udah gajian ya" ucap ku lagi,

"iya tapi kau yang bayar, gaji mu kan lebih besar dariku" ucap mark,

"iya deh boleh, gentian kan kemarin waktu aku sakit kamu yang banyak beliin aku" ucap ku mengalah.

"oh iya, aku dan pak dion mau ke Kota Taurus nanti untuk ngaspal" ucap mark,

"aku ditinggal kan?" tanya ku penasaran,

"iya mungkin tapi belum tau" ucap mark,

"kenapa?" tanya ku bingung,

"aku gak mau ditinggal sendiri dengan mereka-mereka tuh" ucap mark,

" aku gak akan kenapa-kenapa kok" ucap ku meyakinkan,

"jangan paksa aku untuk gak khawatir" ucap mark,

" hehe, maaf" ucapku,

"jadi benaran suka sama aku,udah sayangkah?" tanya ku penasaran dan penuh semangat,

"kalau suka jelas, ko kan tau, kalau sayang liat lah nanti" ucap mark,

"iya lah, eh cieee khawatir ya sama aku, takut aku diapa-apain ya?" ucap ku sambil sedikit mengolok mark,

"menurutmu? Kau pikirlah sendiri" balas mark sedikit emosi karena ku goda. Sesampainya kami di kem, aku dan mark kembali bersikap biasa aja, layaknya tidak memiliki hubungan.

Aku dan dia serta rio makan bersama, banyak obrolan yang keluar dari mulut rio dan mark, dan aku hanya bisa mendengarkan saja perbincangan mereka sambil tertawa saat mereka bercanda.

TIME SKIP

Setalah 2 minggu dari hari dimana mark bilang kalau dia dan bang dion akan ke kota Taurus untuk mengaspal disana. Benar saja ucap mark terkabul pagi ini, pagi ini aku ditelfon boss dan dia meminta ku untuk mengaktif kan whassup ku,tapi jaringan sangat sulit jadi aku harus sedikit berusaha untuk bisa mendapatkan nya, alhasil aku berjalan keluar gerbang cem,

karena banyak orang mengatakan bahwa kalau didepan gerbang dan disebrang jalan didepan cem jaringan sangat bagus, dan benar saja aku berhasil mendapatkannya, aku pun sibuk membaca wa dari boss dan berbalas pesan disana. Setela selesai berwhassup dengan boss, aku masih saja sibuk mencari jaringan karena aku memang jarang bermain hp semenjak tau sinyal internet disini lebih sulit daripada mendapatkan pasangan. Sedang sibuk sendiri, samar-samar ku dengar percakapan bang dion dengan mark,

"mark, besok kita berangkat aspal ya" ucap bang dion,

" iya pak, miku ikut?"tanya mark,

"tinggal lah masa mau ikut" ucap bang dion lagi,

"terus yang jaga siapa?" tanya mark lagi,

"iya jaga diri sendiri lah, itu anak udah besar mark, bisa jaga diri sendiri" ucap bang dion dengan nada bercada khasnya,

"iyalah pak" ucap mark sedikit kecewa, dan tak lama setelah aku mendengarkan mereka, aku dipanggil bang dion, dan meminta ku untuk datang kekantor PU, aku hanya menurut dan mark yang mengantar ucap bang dion.

Diperjalan aku sibuk sendiri, sampai lupa kalau cowo sedang mengkhawatirkan ku. Aku hanya terdiam sampai dikantor PU, aku membahas beberapa pekerjaan dan mengambil berkas yang harus ku tanda tangan. Setelah selesai, kami langsung memutuskan untuk makan baso dulu, karena mark yang mengajak dan menyetir aku hanya mengikutinya saja. Saat makan baso, aku masih sibuk dengan hp ku karena bisa bermain internet dan mark juga sama saja dia sibuk dengan hpnya, jadi selama makan tidak ada perbincangan diantara aku dan mark.

Saat perjalan pulang, aku memberanikan diri untuk bertanya pada mark,

"tadi kamu khawatir ya sama aku" tanya ku malu-malu,

"iya jelaslah, kau dengar kah?" tanya mark,

"dengerin banget" ucapku jujur,

"apa yang kau takuti sih?" tanya ku bingung dengan bentuk ke khawatiran seorang mark.

"takut ko diapa-apain aja sama dorang" ucap mark , yang membuat ku tambah gak paham,

"maksudnya gimana?" tanya ku yang super duper lemot,

"takut kamu dipake" ucap mark sedikit menaikan nada bicaranya karena ke lemotan ku,

"ohh gitu" ucap ku mengerti maksud dari kekhawatiran mark.

"selama aku gak ada, jangan macam-macam ya" ancam mark seketika,

"siap komandan" ucap ku menurut. Lalu kami berbincang berbagai hal, lebih tepatnya aku yang banyak mengoceh, saat perjalan kami sudah dekat dengan cem,

aku mencoba mendekatkan diri bermaksud untuk mencium pipi kekasih ku, dan mark yang sangat peka dengan maksudku, langsung menyodorkan pipinya,

"cepatlah" ucap mark dan aku langsung mencium pipinya,

"jaga jarak" ucap mark, lalu aku kembali menggeser tempat duduk ku menempel dengan pintu.

 

Malam hari nya, aku berhasil menorobos masuk kekamar mark. Aku yang merindukan nya langsung memeluk nya dan berulangkali mencium pipi mark, astaga aku dibuat candu oleh pria satu ini, dan respon biasa aja dengan wajah cueknya sambil sedikit memeluk pinggang ku.

"ko kenapa juga?" tanya nya sambil menatap ku,

"kangen tau" ucapku sambil tersenyum malu-malu,

"kangen apa pengen?" ucap mark menggoda ku , walau sampai selama ini aku berada di kamar mark tidak pernah ada kegiatan lebih dari sekedar ciuman biasa hingga pelukan layaknya pasangan,

aku malah selalu bersyukur karena Tuhan membuat ku jatuh cinta dengan pria satu ini, andai saja kalau Tuhan membuat ku jatuh cinta dengan yang lain mungkin lain hal nya,mungkin saja saat ini aku sudah tidak lagi perawan.

"ihh orang kangen juga" ucap ku sambil menarik sedikit pipinya,

"sayang dulu aku kalau kangen" ucapnya lagi, lalu seperti biasa aku mencium semua yang ada di wajahnya, mulai dari pipi kanan lalu pipi kiri lalu ke keningnya dan terakhir aku mencium bibirnya yang berakhir aku berulang kali menciumnya rasanya benar-benar seperti mencicipi narkoba yang selalu bisa membuat kecanduan.

"stop sudah" ucapnya yang takut terjadi hal yang tidak diingin kan,

"hehe maapkan" balas ku,

"baring sudah" ucap mark sambil sedikit menggeser badan ku agar berbaring di sampingnya, dan aku hanya menurut.

Aku berbaring disampingnya, sambil memeluknya, bahagia dan selalu ingin menghentikan waktu saat momen ini terjadi.

"yah besok berangkat deh sama bang dion, lama gak tuh?" tanya ku sambil bermanja dengan nya,

"nda tau lah, tapi sebentar aja sih katanya" ucap mark memanangkan ku.

"nanti jangan lupa ngabarin aku ya" ucap ku sedikit takut kalau dia melarikan diri atau lupa dengan ku.

"iya nanti ku kabari" ucap mark,

"makasih banyak" ucap ku lalu mencium pipi mark.

"nanti kangen aku" ucap ku,

"iya sayangku" ucap mark sambil mengencangkan pelukan nya pada ku.

"kau pulang jam berapa juga?" tanya mark yang sedikit mulai khawatir dengan jam,

"nanti jam 2" ucap ku asal sebut,

"sekarang jam berapa juga" tanya mark padaku,

"mana aku tau" ucap ku polos,

"liat bah dihp mu tuh" ucap mark, lalu ku ambil hp ku dan kulihat jam dan ternyata waktu sangat membuat ku kesal bagaimana tidak ternyata sekaarang sudah menunjukan pukul 1:30 pagi hari,

"setengah dua" ucap ku sambil melihat mark dengan sedikit wajah kecewa,

"nanti jam 2 kau kembali ya" ucap mark mengusap rambutkku,

"iya" ucap ku sedikit kecewa,

"kau kenapa juga" ucap mark,

"bete" ucap ku,

"kenapa lagi" ucap mark,

"baru juga sebentar" ucap ku yang sedikit tidak terima dengan waktu,

"besok lagi kau kesini bah, daripada nanti ketahuan kan susah lagi" ucap mark dengan sedikit dewasa,

"iya udah tapi besok boleh ya kesini lagi" ucap ku meyakinkan,

"iyaa liat besok ya" ucap mark yang masih mencoba membuat ku tidak bete,

"ingat ya selama gak ada aku, jangan nakal ya" ucap mark,

"iya nanti kalau udah malam ku kunci semua pintu, gak akan ku keluar kamar, aku makan nya sore" ucap ku meyakinkan mark kalau aku tidak akan selingkuh dengan siapapun,

"nah gitu jangan coba-coba kau buat aku bikin sakit hati ya" ucap mark lagi,

"siap komandan" ucapku, "pulang lah sudah" ucap mark lagi,

"iyaa sayang, tapi sayang dulu aku"ucapku yang masih ingin bermanja dengan nya.

Lalu mark mencium pipi ku satu persatu lalu dia mencium kening, dan terakhir dia mengecup bibirku. Lalu aku kembali kekamar ku.

Aku terkadang sangat bingung dengan sifat mark, terkadang dia bisa sangat memanjakan ku, terkadang juga dia bisa membentakku dihadapan semua orang. Aku memang harus belajar banyak untuk bisa memahami semua sifat mark kalau aku ingin bersama nya seumur hidupku.

Malam itu aku akhirnya tidur dengan sangat tenang, walau besok aku harus bangun pagi karena aku harus melihat wajahnya pagi besok kalau tidak aku bisa nangis seharian. Dan benar saja pagi menjelang dengan sangat cepat, matahari menyinari kamar ku, dan aku langsung bangun dan bersiap tanpa bermalas-malasan. Benar saja baru aku pergi kedapur aku bertemu dengan bang dion ,

"abang berangkat sekarang ya" ucap bang dion sambil terburu-buru, sepertinya bang dion baru saja membangun kan mark dirumahnya,

"iya bang, sama mark kah?" tanya ku meyakinkan,

"iyalah, gak mungkin abang sendiri" ucap bang dion,

"iyalah bang" ucap mark 

"mark, cepat nanti ketinggalan lagi, susah lagi nanti" ucap bang dion sedikit berteriak karena jarak antara mark dan dirinya cukup jauh, aku yang kebinggung ngan harus bagaimana, akhirnya memilih untuk mengikuti mark sampai didepan kamarnya, aku hanya berdiam melihat dia sedang menyiapkan segalanya, dia juga menyimpun bajunya yang masih basah,

"baju basah semua aja ku bawa" ucap nya sambil sedikit emosi, karena bajunya yag sudah 2 hari tidak kunjung kering karena matahari yang terus menerus bersembunyi, setelah mark menyaiapkan segalanya, dia langsung mengkat tasnya dan memakai sepatu, sedang kan aku yang setia melihatnya, seolah pandangan ini takut menghilang untuk selamanya.

"ingat jangan buat aneh" ucap mark sambil kami berjalan menuju pintu depan. Sesampainya di depan, aku terdiam di depan melihatnya, aku sampai bingung mau berbicara apa padanya, jadi aku memutuskan untuk diam saja sambil melihanya.

Dan belum sempat dia berangkat, aku melihat rio,

"rio" sapa ku, "apa" ucapnya,

"jalan kita sekarang atau nanti?" tanya aku, karena aku memang bisa pergi kelokasi harus ikut bersamanya.

"nanti makan dulu aku" ucap rio lalu berjalan menuju arah dapur.

"terus" ucap mark,

"kenapa?" tanya ku heran,

"liat aja kalau sampai ada apa-apa diantara kalian" ucap mark,

"engga tenang aja, ku jaga hati ini untuk mu" ucap ku sambil sedikit gombal,

"jijiknya ku dengar" ucap mark,

"ayo mark" ucap bang dion, padahal baru saja akum au mulai pertengkaran dengan dia,

eh dia sudah diajak jalan , akhirnya bang dion dan mark pergi, meninggalkan ku sendiri disini.

 

"Mungkin saat ini jarak memisahkan kita, dan akan lahirnya sebuah rasa khawatir, cemburu dan rindu yang menjadi satu. Tapi tetap percaya adalah kunci saat ini. Jadi kamu hanya perlu percaya atau semua yang kau bangun saat ini bisa runtuh dalam hitungan 0.1 detik saja"