Malam itu aku tidur dipelukan mark, sebenarnya mark sedikit marah dengan apa yang dia dengar dari cerita ku karena ada beberapa orang di kem mengatan hal yang seharusnya mark tida dengar tapi apa boleh buat aku yang tidak bisa berbohongan terutama pada pasangan ku sendiri, akhirnya mengatakan kata-kata yang ku dengar ,
sperti "bisa digilir",
"bisa dipakai bersama",
"murahan",
"tidak punya malu", semua kata-kata itu yang membuat ku semakin hancur dan mark yang tidak bisa menahan emosinya, makanya mark menyuruh ku untuk berhenti menangis kalau aku tidak berhenti dia akan memastikan orang-orang yang berkata seprti itu kepad aku akan habis di tangannya.
Malam itu menjadi malam yang paling menyedihkan buat ku karena semua yang aku pura-pura tidak ingin tau akhirnya terbongkar.
Semua belum berakhir, sampai aku mendengar kabar kalau boss besar akan datang ke kem kami. Aku benar-benar takut karena aku belum bisa membereskan pekerjaan ku dengan benar.
Hari ini aku berencan untuk melihat pekerjaan aspal kami yang dekat dengan kem kami, dan kebetulan Alvin mekanik kami yang baru saja masuk kembali bekerja dengan kami ditugaskan untuk membawa truk yang akan menggangkut aspal. Aku dan Alvin pada awalnya hanya bertegur sapa biasa sampai dimana kami tidak akur saat melihat satu sama lain selalu terlihat seperti orang yang sedang berkelahi, namun saat aku tidak ada kendaran dan terpaksa meminta bantuan Alvin yang sedang mencoba mobil, akhirnya dengan senang hati Alvin mau mengatar ku kekantor konsultan untuk mengambil gambar yang revisi kemarin dan semenjak hari itu aku dan Alvin menjadi akur selama perjalanan kami berbagi macam cerita yang akhirnya kami bisa menjadi akur seoerti sekarang.
Aku yang senang karena Alvin diperintahkan bang dion untuk membawa mobil truk, dan aku yang bisa ikut menumpang sambil jalan-jalan dengan nya, sedangkan mark yang sibuk merapihkan aspal dilapangan, secara tidak langsung aku bisa mengecek keberadaan mark, iya walau seprti biasa aku hanya bisa melihatnya dari jauh. Sambil menunggu mobil trruk yang kendarai oleh Alvin aku sibuk duduk didalam mobil dengan Alvin sambil bertukar cerita dan berkelahi seperti biasanya.
Butuh sekitar 30 menit untuk mendapat giliran Alvin mengisi aspal, setelah giliran Alvin dan baket truknya terisi aspal aku dan Alvin langsung mengantar kan aspal tersebut. Sampai disana, ada banyak orang termasuk konsultan dan bapak bagian logistic, aku langsung turun dan melihat-ihat sambil mndokumentasikan pekerjaan kami, lalu aku kembali kedalam truk karena takut Alvin meninggal kan ku, baru saja aku duduk didalam, ada telfon masuk dari boss besar, aku pun langsung kembali agar suara boss bisa terdengar dengan jelas,
ternyata boss meminta ku untuk mencairakan uang nya yang ada di kantor pu, dan beliau juga meminta ku bergegas kesana menanyakan berapa nominal yang bisa diambil. Aku yang mendapat perintah seperti itu langsung meminta ijin kepada bapak logistic untuk meminjam motornya, dan aku menunggu beberapa saat sampai jalan bisa dipakai karena baru dihampar aspal. Dan disaat yang bersamaan temen-temen yang mengaspal berhenti karena menunggu angkutan truk berikutnya, oh iya aku juga tidak lupa bilang pada Alvin untu meninggal kanku,
kini dilapangan memang banyak orang ada mark dan rio juga karena rio bertugas membawa mobil tangki tentunya, disaat seperti ini mobil rio lah banyak mengambil peran untuk menurunkan suhu aspal yang bisa mencapai 200 derajat celcius.
Saat disana aku sempat berbincang-bincang dengan konsultan disana, dan sedikit bercanda dengan beliau, karena belaiau sangat suka menggoda ku karena aku satu-satu perempuan yang ada dilapangan.
Setelah itu aku diajak bercanda dengan anggota kami yang sedang mengerjakan aspal disana tentu saja mark dan rio ikut serta, setelah itu aku kembali meminta ijin kepada bapa logistic untuk memakai motornya dan kebetulan saat aku kan mengambil motornya yang cukup jauh dengan keberadaan kami, rio mengekor ku dari belakang tanpa sengaja,
"lango" panggil mark,
"apa?" jawab rio lalu menoleh ke arah mark yang mamanggil nya dan bodohnya aku ikut menoleh padahal bukan aku yang diajak bicara oleh mark,
"mau kemana ko?" tanya mark lagi,
"kesana" ucap rio lalu berlalu,
"ngapain?" tanya mark yang curiga sepertinya karena rio jalan bersamaan dengan ku,
"ambil air" teriak rio lagi,
"lango" ucap ku,
"apa ?" ucap rio,
"ikut" ucap ku,
"ish nda mau" ucap rio ketus,
"jahat" ucap ku,
"ko mau ke kem kan?" tanya ku,
"iya" ucap rio singkat,
"bareng, mau?" ucap ku menggoda rio,
"nda aku pake mobil aja" ucap rio,
"iyalah" ucap ku lalu mengambil motor dan lebih dulu pergi ke kem untuk mengambil barang yang harus ku bawa seperti dompet dan lain sebagimana. Setelah mengambil peralatan ku , aku langsung menuju kantor pu, dan menanyakan uang yang harus ku ambil dan mengambil nomor surat pengajuan.
Karena letak kantor pu ada di kota, aku menyepatkan diri untuk membuka social media ku, dan saat aku mengecek hp ku ternyata mark mengirim pesan untuk ku,
"kau pacaran rupanya ma lango kan" pesan mark pada ku,
"ha?maksudnya? aku kekantor PU sayang" balas ku,
"kamu pacaran ma lango" balas mark lagi,
"enggak, aku gak pacaran sama lango . kenapa sayang nuduh gitu?" tanya ku,
"jujur kamu" balas mark,
"serius, aku udah jujur. Aku gak pacaran sama lango. Pacar aku cuman sayang aja" balas ku,
"kenapa tadi tangan kasih kode gitu ke lango" balas mark,
"kode apa? Aku gak merasa kasih kode ke lango" balas ku tidak mengerti,
"yah sudah, lagi pendekatan sama Alvin yah, putus aja kita dua yah sakit makan hati" balas mark yang membuat senam jantung untuk ku,
"apa sih, engga juga pendekatan sama Alvin, sayang cemburu kah?" tanya ku penasaran,
"liat gaya mu tu" balas mark,
"aku gak mau, aku gak ikut lagi dah, di kem aja sudah aku nih" balas ku pasrah dengan sifat cemburu mark.
Hari itu dan hari-hari selanjutnya aku tidak lagi dekat dengan Alvin, karena aku berusaha agar mark tidak cemburu. Selalu jadi masalah adalah mark selalu tau apa yang aku lakukan dibelakangnya, itu adalah hal yang sangat membuat ku takut, hari terakhir pengaspal pun tiba , aku kembali dipanggil ke kantor konsultan untuk mengambil laporan yang seharusnya sudah ditanda tangan tapi pada kenyataan nya aku masih harus kembali memperbaiki nya dan aku benar-benar lelah karena semua nya baru dijelaskan,aku benar-benar benci dengan pekerjaan ini, sesampainya aku di kem, aku menangis sebisa ku menumpahkan semua rasa lelah yang kurasakan, semua terasa sia-sia aku harus bekerja setiap malam hanya untuk ini tapi tidak ada hasil yang kudapat hingga hari ini.
Aku yang bersedih hati diminta untuk mengantar kan nasi oleh ibu dapur ke lokasi, aku yang tidak pernah menolak untuk membantu hanya menyerah dan mengatar nya bersama dengan helper mekanik, sebelum aku mengatar nasi aku sempat mengirim pesan kepada mark tentang apa yang baru saja aku rasakan, lalu aku mengantar nasi dan kembali. Dan kebetulan Alvin berganti tugas untuk membawa alat bernama loder yang fungsinya mengangakut material yang dibutuhkan untuk pembuatan aspal. Aku yang bertemu dengan Alvin di dapur memutuskan untuk menghibur diriku untuk beberapa saat, jadi aku memutuskan untuk ikut bermain loder dengan Alvin, duduk bersama nya diloder dan berbagi cerita dengannya salah satu hal yang bisa membuat ku tenang sementara ini. Hingga aku lupa waktu,
kini hari sudah sore dan pengaspalan pun sudah selesai, walau masih harus menunggu laporan dari lapangan apakah kami harus kembali produksi atau tidak, sambil menunggu aku malah bermesraan dengan Alvin , aku asik menggengam tanganya dan bersandar di pahanya, tetap saja semua yang ku lakukan yang terbayang dibenak ku adalah mark. Saat sedang asik menyandarkan kepala ku pada paha Alvin sambil memandang langit sore yang mulai gelap, membuat ku senang, dan tanpa sadar tiba-tiba Alvin mengecup keningku.
"he?" aku terkaget dan langsung melihat kearah Alvin,
"sorry" ucap Alvin ,
"jangan marah ya" lanjut Alvin , aku hanya memengangi kening ku dan sedikit menggaguk menandakan aku tidak akan marah. Setelah memastikan produksi dihentikan dan ketika aku akan turun dari loader,
"mau ku gendong?" tawar Alvin,
"mau" ucap ku semangat,
"naik lah" ucap Alvin sambil memberikan pungung nya untuk ku, aku langsung mengalungkan tangan ku pada leher Alvin dan turun sambil digendong oleh Alvin. "makasih" ucap ku setelah turun dari gendongan Alvin,
"udah jangan nangis, namanya juga kerja pasti ada aja yang bikin tekanan" ucap Alvin memberi ku semangat.
"iya makasih, aku pulang ya" ucap ku,
"iya, inget jangan nangis lagi, udah ku bawa keliling juga, nanti gak ku ajak lagi kalau ko nangis" ancam Alvin pada ku,
"iyaa engga" ucap ku. Lalu aku memutuskan untuk mandi dan makan malam dan tidak lama rombongan mark pulang dan setelah mereka sampai dikem tak lama, hujan turun yang membuat ku terkurung dikamar, aku memutuskan untuk mendengarkan lagu sekeras mungkin dan kembali mencoba memperbaiki laporan sebisaku tentunya. Sedang asik dengan lagu tanpa sadar ternyata hujan sudah berhenti, dan terdengar seseorang mengetuk jendela kamar ku,
"miku, miku,miku" panggil seseorang dengan suara yang sedikit berbisik, aku yang penasaran langsung membuka jendela ku, betapa terkejutnya aku ternyata orang yang memanggil ku adalah rio,
"apa?" tanya ku sambil mengecil kan suara ku dan memperhatikan sekeliling takut mark melihat dan nanti jadi rebut dengan nya, sungguh hati ini sedang tidak sanggup kalau harus berantem dengan mark.
"lagi ngapain?" tanya rio,
"denger lagu sambil kerja" ucap ku,
"ganggu gak?" tanya rio lagi,
"engga kok" ucap ku,
"ada apa?" tanya ku heran, karena selama ini rio tidak pernah mau kesini semenjak kejadian dia mengecup bibirku.
"aku mau jujur" ucap rio,
" jujur apa?" tanya ku bingung,
"dengerin aja udah" ucap rio,
"oke" ucap ku mengalah,
"miku, maaf aku sempat bohong sama ko, soal aku punya cewe, sebenarnya aku gak punya cewe, aku hanya berusaha menghindari kamu, soalnya aku takut perasaan aku bertamabah terus kalau aku gak bisa menjauhi kamu, dan aku saat ini aku gak bisa bohong kalau aku sebenarnya suka dan jatuh cinta sama kamu dengan semua sifat kamu yang kaya anak kecil" ucap rio menjelaskan,
"bentar dulu" lanjut rio dan aku hanya terdiam menunggu rio yang sedang mengumpulkan kekuatan untuk mengatan hal lainnya.
"aku tau kita gak mungkin pacaran, soalnya mark bilang sam aku kalau kamu udah punya pacar dan kamu sayang banget sama pacar mu, mau gak kalau kita temenan aja sedekat dulu, jujur aku bahagia dengan pertemanan kita itu walau aku gak bisa milikin kamu" ucap rio kembali,
"aku malah senang lango mau temanan lagi sama aku, jangan ngejauh lagi ya" ucap ku sambil memberikan jari kelilingku untuk menadakan sebuah perjanjian antara aku dan rio,
"iya aku janji gak akan menjauh tapi jangan goda aku buat mencium mu lagi ya" ucap rio sambil mengkaitkan jarinya pada jari ku,
"iya aku akan usaha soal itu lagian juga aku bercanda, baper" ucap ku sambil mengodanya,
"iya emang" balas rio sambil diiringin dengan tawa dari kami berdua, lalu rio dan aku bercerita banyak hal hingga tengah malam,
"istirahat lah sudah lewat tengah malam" ucap rio,
"oke lango" ucap ku,
"selamat malam miku" ucap rio,
"malam lango" ucap ku sambil tersenyum,
"eh miku itu liat deh" ucap rio sambil menunjuk ke arah langit, aku yang penasaran langsung melihat kearahnya dan …
cup, rio mencium pipi ku dan berlari kabur begitu saja membiar kan aku mencerna apa yang baru saja dia lakukan pada ku, setelah sadar aku langsung menutup jendela ku rapat-rapat.
10 menit kemudian aku mendengar pintu kamar ku ada yang mengetuk, aku yang terkejut langsung bergegas membuka pintu ku, dan benar sekali mark berdiri tepat didepan pintu,
"tutup dulu semua pintu, kasih kunci" ucap mark sambil masuk kedalam kamar ku,
"bentar" ucap ku lalu berjalan menuju pintu depan yang terbuka karena hempasan angina yang cukup kencang tadi saat hujan dan tak lupa juga aku menutup pintu belakang, lalu aku kembali kekamar dan aku mendapati kekasih ku itu sedang mengambil posisi tidur diatas ranjangku,
"kangen ya bobo disini" ucap ku sambil menutup pintu kamar ku,
"biasa aja, kasih mati lampu" ucap mark, aku hanya menuruti apa mau nya kekasihku ini. "sini" ucap mark lagi, aku pun mendekat,
"gak kangen kah?" tanya mark,
"kangen" ucap ku semangat,
"mana peluknya?" tanya mark yang heran karena aku tidak langsung memeluknya seperti biasa,
"masih boleh?" tanya ku heran
, "nda boleh" ucap mark ketus, aku malah langsung memeluknya,
"aku kira ayang masih marah sama aku" ucap ku jujur,
"tadi lanngo kesini kan?" tanya mark,
"iya" ucap ku jujur,
"kenapa dia?" tanya mark, "nembak aku" ucap ku ,
"pacaran sudah kalian dua?" tanya mark lagi,
"engga ku tolak, aku kan udah punya ayang dan lango juga tau kalau aku punya pacar" ucap ku,
"emang gimana nembaknya?" tanya mark penasaran ,
aku pun menceritakan kejadian tadi,
"gitu" ucap ku diakhir kalimat,
"cemburu?" tanya ku,
"biasa aja, masih keren juga cara aku nembak" ucap mark gak mau kalah, lalu mark mengalungkan tangan nya pada pinggang ku,
"sekarang soal Alvin" ucap mark,
"ish" ucapku mengeluh,
"cepet kalau gak, jangan ko cium" ancam mark, lalu aku kembali menceritakan hubungan ku dengan Alvin tidak lupa kejadian yang menimpa ku hari ini dan kejadian seharian aku bersama Alvin diatas loder,
"ish ko ini buat aku marah aja" ucap mark setelah aku selesai bercerita,
"aku kan mana tau kalau dorang dua bakalan cium aku, orang aku lagi diem ngelamun juga" ucap ku tidak terima,
"awas ya kalau sampai dorang macem-macem, aku aja pacar mu nda berani aku nyentuh ko berlebihan" ancam mark,
"kalau diapa-apain ngomong langsung" lanjut mark,
"siap komandan" ucap ku lalu mengecup bibir mark,
"hehe" ucap ku dan mark mengeratkan pelukannya hingga aku tidak bisa berpindah kemana pun selain berada diatas badan mark,
"sayang gak sama aku?" tanya mark
"sayang banget" ucap ku cepat,
"jangan macem-macem sama dorang ya" ucap mark,
"iyaaa cinta" ucap ku.
Malam itu menjadi malam terindah buat ku karena mark tidur lebih lama dan semua kebahagiaku harus berakhir ketika senior kantor ku di kirim ke kem kami dan aku yang tidak aku dengan ku, berakhir dengan dipulangkan oleh boss besar, aku hanya mengalah. Sehari sebelum aku benar-benar pergi dari kem, aku pergi makan dengan mark menghabiskan malam bersamanya,
aku lebih memilih tidur dikamar mark, sambil terus memeluknya dan menciumnya, jujur aku tidak ingin jauh dari pria satu ini. Tapi pada akhirnya aku harus mengalah. Namun aku berjanji akan kembali dan tidak akan menghiyanati cintanya walau jarak memisahkan kita.
"terkadang semua keinginan kita tidak berjalan dengan keinginan tapi tidak ada satu pun cita-cita yan tak bisa digapai, kalau mau berusaha dan menikmati prosess yang ada, baik buruknya sebuah proses itu adalah jalan yang indah yang sudah ditentukan oleh Tuhan agar bisa mengapai cita-cita tersebut"