Chereads / Bersama Walau Berbeda / Chapter 1 - Sebuah Awal

Bersama Walau Berbeda

🇮🇩Kawa_Ahiru11
  • 14
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 63
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Sebuah Awal

Bangun~ bangun~

Sebuah bunyi alarm yang aneh membangunkan ku dari tidur lelapku. Ingin rasanya marah karena aku baru saja tidur 2jam yang lalu. Iya sekarang waktu baru saja menunjukkan pukul 4 pagi. Dan aku harus segera bangun sebelum aku ketinggal pesawat atau ketinggal bus untuk menuju ke bandara udara. Aku langsung mengambil posisi duduk diatas ranjang dan mengumpulkan semua nyawaa ku yang entah pergi kemana tadi. Setelah itu langsung menuju kedapur, dan disana seperti biasa sudah ada ibu dan ayah ku yang sedang asik bercerita. "pagi" sapa ku dan langsung mengambil posisi duduk disebelah ibu ku. "pagii juga" ucap ibu ku lalu mengecup lembut kepala ku. "Mau sarapan dan bekal apa" tanya ayah ku. "apa aja kalau ada nuget" ucap ku, "ambil nugetnya di kulkas" ucap ayah ku, lalu aku bergegas mengambil nya dan memberikan nya pada ayah ku. Iya sejak kecil aku sudah dirawat oleh ayah ku, jadi tidak aneh kalau ayah ku yang selalu memasak dan mengurus pekerjaan rumah, sedangkan ibu ku sibuk bekerja.

Astaga aku sampai lupa mengenal kan diri ku. Hai semua nama ku Miku, usia ku sekarang 24 tahun, dan aku baru saja menyelesaikan studi S1 ku beberapa bulan lalu, dan kaka sepupu ku mengajak ku untuk ikut bekerja bersama nya. Tentu saja dengan senang hati aku menerimanya. Kalau ditanya kenapa aku baru menyelesaikan studi ku karena aku terlambat masuk kuliah karena terlalu sibuk dengan studi-studi lain nya seperti belajar memanah, bahasa Jepang, Belanda dan lain nya yang membuat keluarga ku harus berteriak agar aku mau melanjutkan studi ke jenjang perkuliahan hehe. Oke back to cerita.

"jadi pesawat jam berapa? Dan bus jam berapa? " tanya ibu ku, seperti nya aku belum memberi tau beliau soal jam keberangkatan ku. "bus nya jam 6 ini dan pesawat nya jam 1 siang ini" ucap ku sambil mengambil nasi dari tempatnya. "Sekarang udah setengah 5" ucap ibu ku melihat ke arah jam, "tau ini kan mau makan juga" ucap ku. "subuh dulu baru jalan" ucap ibu ku lagi, "iyaa ibu ku sayang" ucapku melemah. Setelah sarapan aku kembali ke kamar untuk sholat dan melihat tas besar yang akan ku bawa. "ahh" ucap ku menghela nafas melihat betapa besarnya tas yang akan ku bawa ini. 9kg astaga. Bandara luas lagi. Tapi entah kenapa aku sangat bersemangat lagi ini. Akhirnya aku meninggalkan kota kelahiran ku. Setelah 24 tahun aku berada di kota ini, aku benar-benar sangat menantikan petualangan ku, dan bagaimana cara aku hidup mandiri dan aku tidak sabar untuk bisa punya uang agar bisa membeli semua action figure one piece yang akan ku letakan dikamar ku nanti. Semua terbayang sangat Indah di kepala ku. Sampai "mau ngelamun sampai ketinggalan bus? " ucap ibu ku membangunkan ku dari lamunan dan khayalan ku yang Indah. "iya ini juga udah siap" ucap ku langsung menggendong tas besar ku untuk diangkut ke atas motor , pagi ini yang mengantar ku ke terminal bus adalah ibu dan ayah ku, kaka ku masih berada di luar kota jadi dia tidak bisa ikut mengantar ku. Setelah sampai di terminal bus, aku hampir saja ketinggalan bus karena aku datang terlambat untung nya masih sempat. Ah syukur aku sangat bersyukur. Sebelum naik bus aku memeluk ibu dan ayah ku, aku pasti akan sangat merindukan ayah ku. Karena beliau adalah orang paling aku sayang dan kagumi sejak ku kecil. Aku jadi teringat waktu beliau pergi umroh ,itu pertama kalinya aku ditinggal seumur hidupku oleh beliau, di hari pertama aku menangis dalam tidur karena rindu beliau dan 10 hari yang berat aku lewati tampa kehadiran beliau. Makanya kepergian ku ini akan semakin membuat ku merindukan beliau.

Aku melihat kedua orang tua ku dari jendela bus, perlahan bus ini meninggal kan tempat dimana mereka mengantarkan ku. Setelah itu bus ini perlahan membawaku ke bandara untuk pertama kalinya. Aku bener-bener tidak merasakan sedikitpun takut akan salah atau lain nya, aku yakin aku bisa sampai disana dengan selamat dan tidak ada namanya salah naik pesawat. Sesampai nya aku dibandara, aku mengabadikan semua momen dibandara karena ini kan penerbangan perdana ku. Sampai akhirnya mantan kekasih ku meminta video call. Aku yang bosan karena tidak ada temen, jadi ku angkat telfonnya dan bercerita banyak. Dan kata-kata yang bener dari mulutnya hanya satu, "kalau aku melarikan diri darinya",iya terlalu banyak kenangan 1tahun menjalani hubungan dengan nya dan berakhir dengan tanpa restu dari orangtua ku, membuatku kecewa pada awal nya tapi aku tau semua ada scenario tuhan yang terbaik untuk ku. Jadi aku hanya perlu menurut dan mengikuti semua alur cerita ini.

Waktu bercerita dengan nya membuat ku lupa akan bosan dan jam, sampai akhirnya seorang petugas memberikan pengumuman kalau pesawat yang akan ku tumpangi akan segera berangkat, aku berpamitan dengan mantan ku itu dan akan mendoakan kebahagiaan selalu untuknya. Sampai diatas pesawat seorang pramugari cantik dan tinggi membantu ku menaruh tas ku yang sangat besar ke atas bagasi pesawat. Kesalahan ku adalah telalu banyak tas yang ku bawa. Mulai dari tas besar sampai tas kecil selempang ku. Jadi ribet sendiri kan. Saat akan take off aku bener-bener merasa dagdigdug karena ini akan jadi take off pertama, aku bener-bener merasa getaran hebat saat akan take off dan hal itu yang membuat ku semakin bersemangat, 'akhirnya aku pindah pulau juga' teriak ku dalam hati saat pesawat sudah dinyatakan take off dengan baik.

 

2setengah jam pesawat ini membawa ku di udara sayang nya ,tempat duduk ku tidak disebalah kaca pesawat jadi aku tidak dapat mengabadikan momen penerbangan pertama ku tapi tak apa ini cukup menyenangkan, selama berada di pesawat aku langsung merasakan kantuk yang luar bisa dan aku memutuskan untuk tidur selama itu. Dan tak terasa pengumana kalau pesawat akan mendarat pun berbunyi. Semua penumpang diminta untuk kembali mengencangkan sabuk pengaman, lalu pesawat mendarat dengan selamat. Aku yang kesulitan mengambil tas ku, dibantu oleh penumpang lainnya agar mudah mengambil tas besar ku. Lalu aku turun dan ada pemeriksaan imigrasi, aku lewat dengan lancar karena menggunakan aplikasi untuk imigrasi.

Setelah selesai melewati petugas imigrasi aku langsung disambut oleh abang sepupu, namanya abang rio, dia merekam kedatangan ku untuk dibagikan di grup keluarga. Aku hanya dapat berekspresi aku bahagia sambil melambaikan tangan dengan satu tangan ku memegang boneka kesayangan ku. Setelah itu aku dikenal dengan pak iksan, sahabat abangku sekaligus partner kerja yang paling klop dengan abangku. Aku salaman dengan beliau, lalu abang ku mengantar ku tempat tinggal sementara, dirumah meneger ku namanya pak luis, beliau tinggal dengan istrinya jadi aku bisa tinggal disana karena kalau di mes tidak ada tempat khusus untuk anak perempuan seperti ku, jadi sedikit beresiko mungkin.

Setelah sampai dirumah pak luis, aku langsung disambut oleh istri nya yang cantik dan berbadan kecil seperti ku. Aku langsung mandi dan membereskan barang ku didalam kamar, tidak lama aku beristirahat datang pak luis, lalu kami berkenalan dan makan malam bersama. Keesokan hari nya, aku bangun pagi untuk berangkat ke kantor, aku diantar oleh beliau ke kantor dan aku dikenalkan juga ke boss ku namanya pak brian. Setelah berkenalan dengan orang kantor dan boss aku tinggal kan, seperti biasa orang baru dikantor gak punya temen dan belum ada pekerjaan. Jadi kerja ku main hp aja.

Setelah lewat satu minggu, aku diberikan pekerjaan oleh pak hasan orang teknik seperti ku tapi pengalaman nya jelas, aku sedikit kurang mengerti tapi aku terus berusaha selama tiga hari. Dan aku berhasil menyelesaikan nya tanpa protes lagi. Setelah 3 minggu aku tinggal di tempat pak luis, hampir setiap malam aku diajak jalan untuk makan malam diluar sayang nya karena aku punya gangguan pada mata jadi aku kesulitan untuk menghafal jalan. Tepat tiga hari sebelum aku dipindah kan aku bertemu dengan bang dion, "miku, bersiap antara besok atau lusa kau akan ikut dipindahkan bersama ku, aku duluan ku tunggu kau disana oke? " ucap bang dion saat aku menghampiri nya, "okeee abang" ucap ku dengan senang hati. Sesampai nya di rumah aku sedikit-sedikit mengemasi barangku yang lumayan cukup banyak padahal baru 3 minggu aku disini.

Dan benar saja malam saat aku menjemput pak luis di pelabuhan, 2hari kemudian aku langsung diminta berangkat dan menyiapkan berbagai kebutuhan ku disana, dan alat-alat untuk aku bekerja. Layaknya pekerjaan teknik sipil di bidang jalan jadi ada alat ukur untuk mengukur ketinggian tanah dasar, dan itulah tugas utama ku. Sekarang sudah menunjukan pukul 07.00 pagi, aku sudah bersiap untuk berangkat, saat ini aku dan pak luis sedang sarapan, tiba-tiba saja hp nya pak luis berbunyi menandakan ada panggilan masuk dan di kontak nya tertulis naman "mark". Dan saat diangkat ternyata yang menelfon tidak memiliki plusa, "ish mark ini kebiasan gak punya plusa" keluh pak luis lalu menelfon balik kesana, "kenapa ada apa?" ucap pak luis, "ada kasurnya, itu coba kau buka lemari, didalam situ ada kasur, gak mungkin gak ada" ucap pak luis sedikit emosi, "iya sudah kalau begitu" ucap pak luis lagi lalu mematikan panggilan nya, aku hanya bisa menahan tawa mendengar obrolan pak luis ditelfon sambil berfikir siapa yang barusan ditelfonnya. Lalu setelah itu aku berangkat kekantor untuk diantarkan ke pelabuhan oleh bang zen. Dia adalah logistik nya kantor, dan sampai disana ada sosok pria yang akan menemani ku, dia bertumbuh sangat amat tinggi, aku bahkan takut didekatnya karena terlalu tinggi.

Setelah bang zen dan bang aan mengantar kami ke pelabuhan, kami berdua menunggu speed kecil yang akan mengantarkan kami kesebuah pulau bernama pulau elang, sungguh aku tidak sabar dengan petualangan ku ini. Lalu setelah menunggu 1jam lebih akhirnya speed kami berangkat, angin dari speed yang melaju membuat ku mengantuk, aku pun tertidur sambil memeluk tasku yang berisi laptop dan boneka. Tak terasa 2jam di speed ,kami pun sampai. Ada bang dion menunggu di pelabuhan dan seorang laki-laki yang kupikir tadinya bukan rekan kerja. Lalu aku dan pria itu turun dari speed,aku disambut dengan high five dari bang dion, "apa aja barang mu?" tanya bang dion padaku, "oh iya, tasku, alat sama tilam kasur" ucap ku baru ingat dengan barang bawaan ku, lalu laki-laki itu menurun kan semua barang bawaan ku, "boneka mu mana? " tanya bang dion, "ada didalam tas" ucap ku sambil menunjakan tas ku yang ku gendong, "udah ini aja? " tanya bang dion lagi, lalu aku menghitung sambil mengingat, "sudah" ucap ku, "awas jangan sampai ada yang tertinggal" ucap bang dion, "aman gak ada" ucap ku. "oh iya kenalin ini mark" ucap bang dion mengenalkan diriku pada laki-laki yang kukira bukan teman kerja ku itu, "hai" ucap ku lalu memberikan high five padanya. "ayo jalan" ucap bang dion, lau semua barangku dibawakan ke atas mobil bak terbuka bermerek penter berwarna hitam. Aku duduk didepan, mark yang menyupir dan pria tinggi tadi duduk dibelakang. Dan kelemahan mobil ini terletak pada pintu penumpang disebelah kanan ,gak bisa ditutup jadi harus diikat dengan tali agar tidak terbuka saat belokkan nanti nya. Rasanya ingin tertawa melihat kondisi mobil ini tapi tidak sopan rasanya kalau aku tertawa jadi aku diem saja.

 

Lalu perlahan mobil kami bergerak untuk menuju cam tempat kami tinggal, "jadi nama mu miku?" ucap mark membuka pembicaraan, "iyap, jadi kau yang bernama mark" ucapku menahan tawa, "iya kenapa memangnya", "kau yang tadi menelfon pak luiskan?" ucap ku lagi, "iyaa" balasnya, "iya tadi pagi pak luis emosi telfonan sama kamu depan aku" ucap ku menjelaskan, "ohhh dikira kenapa. Kau adiknya pak dion? " tanya nya lagi, "iyaa Ade sepupunya, jadi mamah nya bang dion itu kakanya ayah ku" ucap ku menjelaskan, "ohhh Bagus, jadi kau baru lulus kuliah? " tanya nya lagi, "iya teknik sipil" ucap ku, "aku juga pernah kuliah" jawab nya, "oh iya? Jurusan apa?" tanya ku yang jadi penasaran, "olah raga, tapi gak lulus karena skripsi" ucap nya, "kok bisa?" tanya ku penasaran. "iya dulu kan dibiayain sama kantor, pas udah mau lulus kantor bangkrut jadi gak jadi sarjana nya" ucap nya menjelaskan, "yah sayang padahal tinggal skripsi" ucapku, "lanjut aja lagi" ucapku lagi, "udah malas" ucapnya. "ish penyakit" ucap ku tidak terimana, "oh iya, pak dion itu sarjana juga kan? " tanya nya penasaran ,"setau aku sih iya, soalnya di keluarga ayah ku gak ada yang gak sarjana" ucap ku jujur padahal bang dion sudah bilang tidak ada yang tau kalau bang dion itu lulusan kuliah manufaktur, "tuh kan bener kalau dia bohong sama kita" ucap nya. "kenapa memang? " tanya ku tidak mengerti, "iya dia bilang sama kita kalau dia itu lulusan SMA, tapi gak mungkin orang pak dion pinter banget" ucap nya menjelaskan, "iyaaa sih semua keluarganya ayah emang pinter" ucapku menyetujui ucapan mark tadi, "jadi berapa usia mu? " tanya nya mengalihkan pembicaraan, "jalan 24, lebih tepatnya 23 lebih 7bulan" ucap ku, dan dia tertawa, "kalau abang?" tanya ku yang ikutan penasaran, "aku 17" ucap nya. "ish serius lah"ucap ku tidak terimana, "aku kelahiran 92" ucap nya ,"oh beda 6-7 tahun dariku" ucap ku. "oh iya nanti kau tidur dikantor" ucapnya memberitau ku, dan aku hanya mengiyakan karena tidak paham.

Obralan kami tadi membuat perjalan terasa sangat dekat, tidak lama kami sampai di kem, kesan pertama ku adalah "mengerikan".banyak rumput liar dan sepi. Aku turun dari mobil dan semua barangku di turun kan, lalu bang dion memberiku minum, "minum dulu" ucap bang dion, "makasih bang" ucapku. Lalu bang dion membersihkan kamar ku dan memanggil mark, "mark sini bantu dulu lah" ucap bang dion pada mark, "apalagi pak" ucap mark sedikit tidak terima tampak nya, "bantulah" ucap bang dion lagi. Lalu bang dion dan mark memasang karpet sederhana untuk alas lantai kayu dikamar ku, "makasih" ucap ku setelah mereka memasang karpet untuk ku, "istirahat dulu" ucap bang dion, "iya bang" ucap ku. Baru saja aku selesai membenahi barang ku, "miku" panggil bang dion, "iya bang" ucap ku lalu aku keluar melihat dia, "makan dulu" ucap bang dion lagi, lalu dia mengantar ku kedapur dan menunjukan beberapa tempat di sekeliling cam, "makan apa ada nya ya, karena belum ada yang masak"ucap bang dion lalu mempersilahkan aku makan. Lalu aku makan mie yang ada di atas meja dengan nasi.

Lalu aku setelah aku makan, bang dion kembali mengajak ku berkeliling, saat sedang asik ngobrol dengan nya tiba-tiba dia berkata, "mark itu walau bertato dia sarjana loh" ucap bang dion, "iya bang aku tau, tadi dia cerita" ucap ku sambil melihat ke arah mark yang jauh dari pandangan kami. Dan aku sedikit terkejut ternyata dia bertato, tato nya ada di belikat kiri dan kanan. Bagus ku lihat, karena kulitnya yang putih jadi kontras ku lihat. "disini susah sinyal ya bang?" tanya ku memastikan kalau hp ku tidak salah, "iyaaa susah, listrik juga kita pake jenset" ucap bang dion ,setelah itu aku masuk kamar untuk merebahkan badan ku, dan sedikit melepas lelah. Dan tak lama benar saja aku ketiduran di kasur sederhana yang diberikan kantor oleh ku. Sampai suara bang dion membangun kan ku, "miku. Miku. Miku" panggil nya berkali-kali, aku yang baru saja tersadar karena panggilan nya langsung terduduk dan menjawab panggilan nya, "iyaaa bang",aku keluarkan wajahku dari jendela yang tingginya mencapai dadaku, "iya bang? " jawab ku setengah tersadar, "baso sini"ucap bang dion lagi, lalu aku keluar untuk makan baso dan disana ada sekitar 4 orang, "ini mark, ini ran, dan ini paku" ucap bang dion mengenalkan ku kembali pada semua orang yang ada disini, "hai" ucap ku dengan senyum, lalu aku memesan baso. "disini masih sepi nanti juga jadi banyak orang nantinya" ucap bang dion, "jangan takut ya gak ada apa-apa kok, aman" lanjut bang dion lagi menyakinkan ku kalau disini sangat aman, "oh iya miku, kamu udah kenalan sama dia? "tanya bang dion sambil menunjuk pria tinggi yang tadi datang bersama ku. "belum bang" ucap ku sambil menggeleng kan kepala ku. "Astaga bisa nya begitu"ucap bang dion tidak percaya, "nama mu siapa?" tanya bang dion pada pria tinggi tadi, " ari pak" ucap pria tinggi tadi. "ari pasaran nya nama mu" ucap bang dion bercanda.

Setelah kami makan baso, aku kembali ke kamar untuk membersihkan badan ku yang mulai lengket dengan keringat. Dan yang jadi masalah sekarang adalah aku harus dikamar mandi khusus cowo, aku menahan rasa takut ku, sungguh aku bener-bener takut ada yang melihat ku mandi. Lalu setelah aku mandi sambil dipenuhi rasa takut, aku kedapur, dan disana ada ibu dapur baru, beliau bercerita banyak dan beliau juga minta dipanggil "ibu/bude". Jadi mulai hari ini aku memanggil nya bude. Saat matahari mulai tengelam, ada bang ran menyalakan genset untuk penerangan malam dan untuk sekedar membah baterai hp yang mulai lowbat. Aku pun memutuskan untuk mengisi baterai hp ku dikamar, sedang asik aku merasakan betapa luar biasanya keadaan ini yang 360 derajat berbeda di rumah ku, dimana dirumah aku tidur dengan kasur yang sangat amat empuk, sekarang hanya beralasan tilam tipis diatas kayu lagi, semua rumah disini terbuat dari kayu. Dan rasa takut mulai menjalar, aku memutuskan untuk keluar menemui bang ran dan mark. Saat disana ternyata bang dion juga ada sedang mengobral dengan mereka, aku duduk disamping bang dion sambil mendengarkan apa yang mereka bicarakan, lalu tidak lama bang dion memberikan ku kertas pekerjaan awal ku pun dimulai. "besok kita bikin patok ya, semua nya bantu, kamu juga bantu ya miku" ucap bang dion memberikan perintah kerja pertama pada kami semua. "siap bang" ucap ku tidak sabar menanti hari esok. Malamnya ternyata genset hanya ada samapai jam 10 malam , setelah itu semua orang masuk kekamar masing-masing untuk beristirahat karena tidak adanya sinyal dan listrik. Begitu juga degnan aku, sejujurnya kamar ku berlampu tertenaga surya tapi hanya bertahan hingga jam 12 malam, alhasil setelah mati lampu ku membuat rasa takut mulai menalar akhirnyaku nyalakan senter dari hp ku tapi semua itu tidak membuahkan hasil karena dikantor atau tempat aku tidur aku hanya sendirian, sialnya kenapa aku harus sangat takut, sebenarnya hanya satu hal yang membuatku sangat takut saat ada langkah kaki didepan kamarku, dan sialnya pintu ku tidak bisa dikunci aku menganjalnya dengan alat ukur, astaga malam itu aku menangis karena ketakutan padahal aku tau kalau aku berteriak saja semua orang akan terbangun dan menghampiri ku tapi entah kenapa aku malah semakin ketakutan, pda akirnya aku ketiduran karena rasa takutku.

Tak terasa alarm ku kembali berbunyi dan aku kembali tidur namun karena semua tembok terbuat dari kayu , perlahan sianar matahari justru yang membangunkan ku dari lelapnya tidurku karena rasa takut semalam. Lalu aku mandi kembali dikamar mandi cowo karena air pompa menuju kamar ku belum ada. Setelahnya aku sarapan dan duduk bersama sambil menikmati teh hangat. Lalu kami mulai bekerja untuk mengerjakan patok, setelah selesai mengerjakan patok, ternyata mark mau keluar, aku yang penasaran dengan dunia luar, aku meminta izin pada abang untuk ikut dengan dia, "bang, aku boleh ikut abang mark,gak?" tanya ku penasaran, "ikutlah, dia mau bayar kayu", "makasih bang" ucap ku berterima kasih karena mengizinkan ku untuk melihat-lihat wilayah baru ini. Lalu aku masuk kedalam mobil penter kemarin dan disana mark sudah menunggu ku untuk berangkat membayar kayu yang kemarin dibeli untuk pembuatan patok. Setelah aku masuk kedalam mobil, mark langsung melaju mobilnya. "yey, bisa jalan-jalan" ucap ku setelah mobil meninggalkan kem kami, "segitu senengnya, tapi nanti susah loh" ucap mark, "kenapa gitu?" tanya ku penasaran, "nanti semua orang bakalan sibuk" ucap mark lagi, "yah aku nanti susah keluar dong" tanya ku sedikit kecewa, "iya mau gimana lagi" ucap mark, "kau sudah punya pacar?" tanya mark tiba-tiba, "engga ada" ucap ku bohong padahal aku sedang menjalali hubungan dengan seseorang sebulan yang lalu tapi aku tidak pernah menggapnya pacarku, dia terlalu muda untuk ku. "masa sih, gak percaya" ucap mark, "iya udah kalau gak percaya, aku aja baru diputusin gara-gara mau berangkat kesini" ucap ku sedikit curhat, "loh kok jadi curhat?" ucap mark, "iya maaf suruh siapa mincing" ucap ku sedikit gak terima, "kau buaya ya?" ucap ku lagi mengalihkan topik, "enak aja aku nih type yang setia" ucap mark tidak terima, "masa? Gak keliatan dari wajahmu" ucapku, "aku ganteng gini pasti setia lah" ucap mark dengan pede mengatakan kalau dia sangat ganteng, "iya ganteng, memang" ucap ku mengiyakan aja padahal aku tidak bener-bener melihatnya dua hari ini haha. "kau orang sunda kan?" ucap mark kembali mencari topik pembicaraan diantara kami, "iya" ucapku, "orang sundakan cantic-cantik kan?" tanya mark pada ku, " iya cantik tapi aku engga biasa aja" ucapku karena memang aku tidak merasakan itu dari dulu, "semua cewe tuh cantik, miku" ucap mark memujiku, "ih geli dipuji" ucapku yang sebenernya aku senang, "jadi kau orang Dayak?" tanya ku penasaran, "iya" ucap mark, "kita mau kemana?" tanya ku bingung mencari topik, "bayar kayu"ucap mark, "itu aja?" tanya ku. "akum aku mau pulang ambil uang sekalian nanti beli sabun cuci" ucap mark menjelaskan, "sekalian sama bantal" ucap ku yang teringat kalau bang ran yang gak punya Kasur dan bantal jadi tidurnya dilantai hehe, "oh iya juga" ucap mark.

Dalam perjalan kami, banyak pembicaraan dan canda yang keluar dari mulutku dan mulut mark, sampai aku tau kalau dia dulu belajar membaca karakter seseorang saat dia kuliah, dan dia tau kalau sebenarnya aku adalah anak yang manja, bawel dan mudah bergaul dengan semua orang. Setelah kami kembali dari kota, hpku low bet jadi aku harus menunggu agak sore agar bisa ngecas hp ku. Sorenya sebelum kami semua mandi, sekitar pukul 4 sore kami kelapangan untuk memasang patok dilapangan dan mengukur berapa panjang pekerjaan jalan yang akan kami kerjakan untuk 2 bulan kedepan. Setelah itu malam nya aku kembali, berkumpul dengan yang lainnya dan aku juga bilang kalau semalam aku ketakutan karena gak ada lampu, dan dengan baik hati mark mau meminjamkan lampu akinya pada ku bahkan dia membawakan lampu itu sampai ke kamarku, astaga baiknya pikirku. Dan malam nya saat aku dikamar sendirian, aku kepikiran untuk membuat mark jatuh cinta padaku, dan akan ku jadikan mainan ku karena tidak mungkin aku jatih cinta pada nya, selain kami ternyata beda agama, karakter kami seperti agak berkebalikan, tapi kami sama-sama suka berkata dengan nada yang agak lebih tinggi. Malam itu aku menyusun rencana dipikiran ku, karena entah darimana aku punya keyakinan kalau dia akan jatuh cinta padaku.

 Keesokan hari nya aku bangun awal karena aku takut ada yang ngintipin aku mandi, setelah itu aku sarapan seperti biasa, setelahnya aku duduk didepan kamar bang dion. "hari ini abang mau ngenalin kamu sama konsultan sekalian nanti kita kenator dishub" ucap bang dion, dan aku hanya bisa mengiyakan semua karena bagaimana pun aku harus banyak belajar dari baliau kalau ku mau cepat pintar dalam bidang pekerjaan ku ini. Dan setelah jam menunjukan sekitar pukul 9, aku dan bang dion bersiap untuk berangkat dan ternyata yang mengendarai mobil atau menyetir mobil adalah mark. Aku menarik napas ku panjang, agar aku terlihat bias aja. 'Eh bentar kenapa aku harus memikirkan sikap ku padanya, kan aku gak suka atau jatuh cinta sama dia?'. Aku terdiam bergulat dengan pikiran ku. Setelah itu kami bertiga jalan ke kantor konsultan dan dishub, jam makan siang aku baru kembali dan aku tidur, saat sore bang dion mengajak ku keluar dengan mark tentunya, saat di perjalan tiba-tiba ….

 

"miku" panggil bang dion, "iya bang" jawab ku sedikit kaget kerena sedang focus melihat jalan dan keindahan yang baru ku dapat, "mark yang akan menjaga kamu, selama kamu disini" ucap bang dion tiba-tiba, BANG~ aku terkejut dan langsung menatap bang dion, "eh? Maksudnya?" ucap ku pura-pura tidak paham, "iya mark yang akan menjaga kamu, karena abang jarang-jarang nantinya bisa meriksa keadaan kamu, jadi abang titipkan kamu kepada mark, jadi kalau ada apa-apa kasih tau dia, oke ?" ucap bang dion menjelaskan panjang lebar, "oh iya satu lagi, kalau kamu mau keluar malem-malem hanya boleh jalan dengan mark." Sambung bang dion, "okee bangggg" ucap ku seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan peraturan baru dari orang tua. Setelah diajak jalan, bang dion juga memberikan perintah kalau besok, aku harus mulai pekerjaan dengan ditemani oleh ari dan satu lagi orang tambahan, namanya pak duri. Setalah sampai di kem, kegiatan mendengarkan orang ngobrol sampai genset mati menjadi salah satu kegiatan ku setiap malam, untuk saat ini tapi.

Besok hari, aku disuruh untuk menunggu bang Duri yang datang dari kota Banggau, katanya dia sudah jalan dari pagi hari tadi jadi aku hanya perlu menunggu sekitar 2 atau 3 jam. Tapi ada yang aneh dengan pagi ini. Pagi ini adalah hari ke 3 aku berada disini bersama semua nya dan pagi ini aku melihat mark baru saja selesai membersihkan dirinya dan berdadan dengan parfum yang sangat amat wangi melintas dihadapakan ku, ku perhatikan semua nya dan sialnya ternyata matanya berwarna coklat, sangat idah. PLAK , aku menepuk pipi ku untuk menyadarkan kalau aku sedang memperhatikan seseorang dengan sangat serius, aku hanya terdiam lalu mendunduk karena sedikit takut. Dan ternyata hari ini mark dan bang dion akan memasang patok untuk daerah satu nya. Lalu ternyata setelah jam makan siang bang Duri datang, akhirnya dari siang hingga sore hari aku, ari dan bang duri pergi ketempat kemarin untuk melakukan pekerjaan pertama ku. Setelah itu malam saat aku ingin mengolah data hitunganku ternyata aku ketakutan diam dikantor sendiri dan aku mengadu pada bang dion, lalu bang dion meminta mark menemani ku di kantor. Aku yang sibuk dengan kerjaan pertama ku dan mark yang sibuk dengan hpnya, sampai dia mengeluh mengantuk dan tertidur dimeja, dan itu pertama kalinya aku melihat seorang laki-laki tidur walau jarak kami agak berjauhan tapi aku bisa melihatnya jelas wajahnya saat tidur, "tampan juga ya" ucap ku kelepasan , 'astaga aku kenapa sih' ucap ku menanyakan pada diriku seperti ada yang salah dengan ku tampaknya. Malam itu hingga pukul 12 malam, mark menemani ku dan genset pun mati, aku kembali tidur dengan lampu aki miliknya, dia benar-benar baik, atau memang karena dia diminta menjaga ku makanya dia baik hati. Oh iya sore tadi pompa air sudah dikirim dari kantor pusat jadi mulai malam ini aku sudah tidak mandi dikamar mandi laki-laki lagi, sungguh melegakan.

Besok pagi nya aku bangun agak terlambat karena terlalu malam aku tidur, saat sedang dikamar mandi aku mendengar suara mark sedang berbicar dan tiba-tiba jantung ku berdekup dengan kencang , "aaaaaaaaa" teriak ku dikamar mandi, 'ada apa dengan jantungku' ucapku menyakinkan kalau aku sedang tidak jatuh cinta dengan siapapun termasuk mark. Oke hari ini aku kembali kelapangan untuk melanjutkan kerjaan yang sepertinya kemarin salah, lalu malam hari mark kembali duduk ditempat yang sama dengan kemarin, namun saat dia masuk kekantor aku sedikit terkejut karena aku baru saja dari kamar mandi dan dia sudah duduk manis ditempat duduknya, dan sial nya jantungku berdetak sangat kencang aku takut dia mendengarnya saking kerasny, apa aku jatuh cinta padanya. Malam itu kerjaan ku sampai jam 4 pagi tapi mark menemani ku hingga pukul 1 pagi, dan sebelum mark keluar dari kantor. "miku" ucap mark, "iya ?" jawab ku sedikit kaget, "kamu kalau suka sama aku bilang aja" ucap mark tiba-tiba, "eh? Maksudnya?" ucapku pura-pura gak paham,padahal 2 hari lalu kami sempat bertukar pesan lewat aplikasi chat. "iya kalau suka bilang suka kalau engga bilang engga jangan buat aku bingung" ucap nya panjang lebar, "aku takut masalahnya" ucap ku menahan detak jantungku,"takut kenapa?" ucap mark, "takut bertepuk sebelah tangan" ucap ku lagi, "maksudnya?" tanya mark tidak paham, "iya aku takut aku suka, kamunya engga" ucap ku menjelaskan , "jadi suka atau engga?" tanya mark menyakinkan kalau aku sedang jatuh cinta dengannya atau engga, "kalau aku suka, gimana?" tanya ku kebingungan membalas perkataanya, tapi harus aku akui kalau aku jatuh cinta dengan nya hanya dengan 3 hari, ini pasti ada yang salah, tapi aku belum bisa memastikan semua ini, "engga gimana-gimana juga" ucap mark , "jadi kamu suka sama aku" ucap mark lagi, "iya aku suka sama kamu, kamunya?" jawab dan tanya ku kepadanya, "iya aku juga suka" ucap mark,

BANG~~

Ini kuping ku yang salah atau emang efek dari kami yang menahan ngantuk , dan parah nya saat sebelum keluar kantor, aku mengantar mark sampai kedepan pintu, tapi belum sampai didepan pintu kantor, langkah mark terhenti dan dia meng isyaratkan aku untuk mencium pipinya, dengan malu-malu aku berjinjit untuk mencium pipinya, dan dia meminta ku untuk melakukan nya sekali lagi dan aku hanya menurut dan aku benar-benar malu aku menundukan kepalaku di pundaknya dan saat aku mengangkat kepala ku untuk melihatnya, mark langsung mengecup bibir ku dan berlalu keluar, sambil mengatakan selamat malam padaku. Aku langsung dengan cepat menutup pintu kantor dan bersembunyi dibalik pintu, 'astga itu adalah kekuatan utama saat ini untuk mengerjakan pekerjaan ku yang belum sepenuhnya aku mengerti' teriak ku, aku melanjutkan pekerjaan ku dengan hati yang berbuga malam itu..

 

 

"Tuhan terima kasih sudah membawa ku kesini, ketempat yang indah. Tidak hanya pemandangan dan suasana yang sempurna tapi kau juga mengirimku seseorang yang bisa membuat jantung ini kembali merasakan yang namanya JATUH CINTA."